12. Galestro's Care

7.1K 844 473
                                    

• Abaikan time stamps
• Kali ini aku pake katalk, ya, bukan imess
• Please banget, narasinya juga dibaca ya
• Terakhir, jangan lupa komen di setiap paragrafnya ya yang menurut kalian seru❤👍

Ini bakal jadi dua chapter karena kepanjangan, semangat bacanya, semangat komennya, feedback terbaik menurut aku adalah komentar dari kalian❤

Chapter ini diketik 8284 kata.

Happy Reading!

***

Kampus lagi heboh-hebohnya tentang headline news yang muncul pagi tadi. Dara yang baru menyelesaikan kelasnya pun tak begitu menanggapi bisikan bisikan dari teman-teman sekelasnya.

Baru saja Dara hendak berjalan keluar kelas, Roland menghampirinya, “Ra! Tunggu!”

Dara bingung, ia canggung ditambah Roland pernah membuatnya sekecewa itu, tapi Dara berusaha berdamai dengan keadaan, karena lagi lagi Dara harus bisa memaafkan orang yang hampir menyakitinya.

“Ya?”

Roland menelan salivanya susah payah. Lalu, ia menetralkan raut wajah serta deguban jantungnya. Takut jika Dara tak memaafkannya.

“Bisa bicara sebentar?”

Dara awalnya sempat menolak karena ia akan ada jadwal photoshoot nanti, namun sepertinya Roland akan berbicara serius mengenai permasalahan waktu itu.

“I–iya, mau di mana?”

“Di kafe seberang kampus aja, gimana? Lo... gak masalah, kan?”

Dara mengangguk lalu akhirnya mereka keluar kelas. Hari ini, Dara tidak melihat batang hidung Jeana. Mungkin perempuan itu sedang menyiapkan segala amarahnya untuk diledakan kepada Dara kapan pun itu.

Di koridor, Dara bertemu Karina yang sedang ingin menuju lift bersama Agil.

“KAKAK!” panggil Karina.

Roland dan Dara otomatis berhenti dan Karina beserta Agil menghampiri keduanya. Karina tersenyum pada Dara tapi tidak ke arah Roland.

“Mau kemana lo?” tanya Agil.

“Iya, Kak. Mau kemana?”

“Emm, gue mau ajak Dara sebentar ke kafe sebrang kampus.” Dengan gentleman, Roland mengakui itu.

“Bener, Kak?”

Dara mengangguk, “Yaudah aku duluan, ya?”

Karina mengangguk dan membiarkan Dara meninggalkannya. Agil lalu melepas rangkulannya pada pundak Karina dan merogoh ponselnya untuk mengabari Alvaro perihal ini.

Sementara itu, Dara yang sudah sampai di kafe—menunggu pesanannya sampai—sambil menatap ke arah Roland yang sepertinya sedang mengumpulkan keberaniannya.

“Emm, Ra.”

Gugup setengah mati yang ia rasakan. Beruntung Regan tidak ada di Indonesia, karena jika iya, mungkin hidup Roland sudah berakhir. Karena headline news tadi pagi membuat Regan dengan sialannya mengancam akan segera terbang ke Indonesia.

Aldara 2 [TAMAT - PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang