09. Alarm Kerinduan

6.7K 824 414
                                    

Absen dulu disini yuk, aku mau tau dong kalian dari kota mana aja💕

Chapter ini diketik 6980 kata.

Happy Reading!

***

Dara membuka kelopak matanya perlahan. Ia merasa terusik oleh tangan besar yang kini berada diperutnya. Secara refleks, Dara memindahkan tangan kekar itu dan segera duduk lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.

Shit!”

Dara memukul kepalanya, karena dengan bodohnya telah kehilangan akal sehat dan kini bangun tidur lalu satu ranjang dengan Alvaro.

“Apa yang lo lakuin semalem, Adara? Wake up, crazy girl!”

Sedari tadi, Dara merutuki kebodohannya karena tidak berhasil mengingat apa yang telah terjadi semalam. Ini kalau Alvaro bangun, bisa hancur lebur gak sih?

Shit! Kenapa gue sama sekali gak inget?” gumam Dara sangat pelan. Netranya memandangi kamar ini sejenak. Ini sama sekali bukan kamarnya, apalagi kamar Alvaro baik itu di basecamp maupun di rumahnya—terus mereka ada dimana sekarang? Hotel? Atau apartemen?

Dara buru-buru berlari menuju kamar mandi. Namun, anehnya ternyata ia memakai kaos oblong Alvaro yang kebesaran ditubuhnya.

Netranya menatap cermin, Dara kembali meringis setelah menyibak rambutnya dan mengetahui bahwa kini leher bahkan dadanya dipenuhi kissmark. Oh girl, Dara bahkan udah kayak cewek gak bener sekarang, pikirnya.

“Aduh, Ra. Terus hari ini ngampus gimana coba?”

Dara menggigit bibir dalamnya. Kepalanya menoleh ke arah shower. Ia harus segera bersih-bersih lalu pergi dari sini, sebelum Alvaro bangun dan mengusirnya, lebih baik Dara yang lebih dulu pergi, pikirnya.

Selama membisu di bawah terpaan air shower. Dara terus memikirkan bagaimana membuat Alvaro luluh dan kembali padanya setelah ini. Tiba-tiba senyumnya terbit begitu saja, lalu tangannya menyentuk kissmark yang berada di lehernya—dan itu artinya Alvaro sudah memaafkannya, karena jika tidak, Dara yang semalam dalam keadaan mabuk itu sudah pasti tidak akan pernah berada dalam satu ruangan yang sama dengan lelaki itu.

Entah sudah satu jam atau bahkan lebih Dara berada dalam screen shower. Ia keluar dari kamar mandi mengenakan bathrobe yang memang sepertinya selalu tersedia disana.

Tungkainya mengayun keluar dari kamar mandi dan berjalan kembali ke kamar, netranya memandang fokus ke arah ranjang, Dara membuang napasnya lega ketika Alvaro sudah tak ada disana, melainkan digantikan oleh keberadaan paper bag cukup besar dan langsung ia geledah—yang ternyata berisi turtleneck hitam lalu rok jeans sepaha berwarna beige serta boots hitam dengan tinggi 5 cm dan yang paling memalukan ada satu kotak lagi didalamnya berisi dalaman, rasanya Dara ingin menghilang saja dari bumi.

Kayaknya Alvaro memang paham situasi apa yang sedang Dara cemaskan pagi ini. Apa itu artinya, lelaki gondrong itu sudah memaafkannya?

Dara mengacak rambutnya frustasi, ia segera membawa paper bag tersebut ke dalam kamar mandi kembali untuk menggantikan bathrobe yang sedang dipakainya.

Setelah berpakaian rapi, Dara segera keluar namun sebelum itu ia mengambil tasnya. Keningnya mengerut ketika ia sudah keluar dari kamar. Rumah ini cukup besar, Dara berada di lorong dan beberapa dari sana ada ruangan-ruangan yang sama sekali tidak Dara tahu ruangan apa itu.

Kaki jenjangnya menuruni anak tangga, netranya berbinar ketika disuguhi pemandangan living room dengan gaya modern klasik yang amat memanjakan mata Dara. Dengan jendela kaca yang mengarah ke kolam renang. Fokusnya terpecah kala di sapa oleh beberapa maid disana.

Aldara 2 [TAMAT - PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang