⚠Disclaimer⚠
Chapter ini cukup mature dan not safe for underage. Udah aku kasih disclaimer jadi jangan komen macem-macem. Aku gak butuh ceramah kalian soal kenapa dan ada apa sama kelakuan Dara di Aldara 2. But, this is my story and I own the rights, to the plot and characters, that I create.
Mungkin di chapter-chapter selanjutnya akan terus aku kasih disclaimer.
Chapter ini diketik 5856 kata
Happy Reading!
***
Dara membuka kelopak matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat pusing akibat alkohol yang ia minum semalam. Dara baru teringat jika semalam ia melepon Alvaro. Tidak, semoga cowok itu tidak ada di sini pagi ini—karena jika iya, Dara bisa kena semprot karena mabuk-mabukan tanpa ada Alvaro disampingnya. Buru-buru Dara masuk ke dalam closet untuk membersihkan tubuhnya.
Selang dua puluh menit, kegiatannya selesai. Dara segera memakai bathrobe-nya dan juga melilitkan handuk ke kepala karena habis keramas lalu mengayunkan tungkainya untuk keluar dari kamar mandi.
Ceklek
Bersamaan dengan itu, Alvaro masuk ke dalam kamar hingga netra keduanya bertabrakan dan mampu membuat netra Dara terbelalak dengan sempurna.
“KAMU? KENAPA ADA DI SINI?!”
Alvaro mengerutkan keningnya dan menutup pintu kamar Dara kembali, membuat perempuan itu refleks mundur selangkah.
“Bukannya kamu yang nyuruh aku nginep di sini semalam?” Pandangannya Alvaro buang ke arah jendela kamar Dara dan tak menatap perempuan itu yang kini dengan ceroboh tidak mengikat tali bathrobe yang dia kenakan.
“Alvaro kamu marah, ya?” tanya Dara yang tiba-tiba melembut.
“Enggak. Udah aku keluar dulu, aku tunggu di ruang makan.”
“Eh tunggu dulu,” cegah Dara saat Alvaro membalikan tubuhnya, “Tuhkan, kenapa sih? Gara-gara aku mabuk ya semalam?”
Alvaro memijat keningnya sebentar lalu menatap kedua mata Dara, “Lain kali pakai bathrobe yang bener, untung kamu gak tinggal satu atap sama Gavin.”
Dara sontak membelalakan kedua matanya dan benar saja tali bathrobe-nya tidak ia ikat dan kini hanya rasa malu yang hingga karena Alvaro hanya melihat dirinya mengenakan dalaman.
“Untung kamu gak tinggal satu atap Gavin,” gerutu Dara dengan suara kecil seraya mencibir.
Alvaro yang sudah ingin menutup pintunya pun kembali bersuara, “Aku denger ya kamu ngedumel. Cepet pakai baju. Kalau lama, aku tinggal ngampus kamu.”
“Ish! Iya, aku pakai baju!”
Alvaro menggelengkan kepalanya samar seraya tersenyum kecil karena melihat tingkah gemas Dara di pagi hari. Tak lama, Dara sudah turun dengan pakaian rapinya karena hari ini ia ada jadwal dua mata kuliah di kampus, begitu juga dengan Alvaro.
“Kamu... masak?” tanya Dara yang sedang menarik kursi makan untuk ia duduki.
Alvaro berbalik badan seraya membawa dua piring dan menaruhnya di hadapan Dara, “Hm, udah bisa jadi suaminya Adara belum?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldara 2 [TAMAT - PINDAH KE FIZZO]
Romantizm[PINDAH KE FIZZO] [SEQUEL ALDARA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Cover by Sridewi Nama, karakter, tempat dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiksi. Menemukan setitik cahaya dalam hidupnya adalah harapan Dara. Sebelumnya, masalah datang bertubi-tubi hin...