Sebuah Cerita Lalu

643 90 9
                                    

Steven Pasaribu - Belum Siap Kehilangan


Anneth sangat bosan dikamar nya siang ini, dia ingin kembali masuk kuliah, tapi maminya belum mengizinkan.

Tok tok

"Net." Panggil Deby dari luar kamar

"Bentar mi." Anneth menuju pintu kamarnya dan membuka pintu.

"Makan dulu yuk, makan udah siap." Ajak Deby

"Iya mi." Anneth menutup pintu kamarnya, mengikuti Deby sampai ke meja makan

Anneth duduk disebelah kanan, maminya duduk ditengah. Mereka makan siang dengan khidmat.

Ting tong

Bel rumah Anneth berbunyi. Pembantu rumah tangga yang ada dirumah menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Loh kok ga ada siapa-siapa." Ucap Bibi bingung, lalu matanya tidak sengaja mengarah ke meja di teras lalu mengambil kotak tersebut dan membawa masuk

"Siapa yang datang bi?" Tanya Deby

"Ga ada siapa-siapa nyonya, saya cuma nemuin ini di depan." Bibi menunjukan kotak yang dia pegang

Anneth melebarkan matanya, raut wajahnya berubah menjadi takut, keringat dingin mengucur dari tubuhnya. Dia trauma jika itu kotak yang sama dari sang peneror.

"Yaudah bi sini saya pegang."

Bibi menyerahkan kotak pada Deby dan kembali melanjutkan kegiatannya di dapur.

Deby yang menerima kotak dari bibi merasa aneh melihat kotak tersebut. Deby menoleh pada Anneth yang sedang serius menatap kotak ditangan Deby.

"Buka ga sayang?" Tanya Deby pada Anneth

"Buka aja mi." Jawab Anneth

Kotak ditaruh di meja, dan perlahan Deby membuka penutup kotak. Sekian detik kemudian raut wajah Deby berubah menjadi pucat, tangannya gemetar dan keringat dingin muncul di dahi dan pipi nya.

"Mi, kenapa? Apa isinya?" Tanya Anneth bingung

Deby menggeserkan kotak tersebut pada Anneth, Anneth mulai melihat isi dari kotak tersebut. Terdapat foto dirinya dan Deby.

"Kalian semua akan mati, seperti nasution membunuh keluarga ku!"

Anneth mengnyeritkan alisnya membaca isi surat didalam kotak. Anneth melirik ke arah Deby yang sedang memandang kosong ke depan.

"Maksud surat ini apa mi?" Tanya Anneth mengangkat surat

Deby menundukan kepalanya. "P-papi ka-kamu pernah bunuh satu keluarga net."

Raut wajah Anneth berubah menjadi shock setelah mendengar ucapan Deby, bagai tersambar petir disiang bolong, Anneth baru mengetahuinya sekarang.

"Mami ga bohong kan?" Tanya Anneth memastikan

"Ga net, tapi papi ngelakuin itu ada alasannya." Jawab Deby

"Mau itu ada alasannya atau ga, tetap aja papi salah mih udah bunuh satu keluarga." Anneth menitihkan air matanya

"Waktu itu papi terancam, dan hanya mempunyai dua pilihan net. Dia harus membunuh keluarga itu atau dia akan kehilangan kamu." Jelas Deby

"Aku?" Anneth menunjukan dirinya sendiri

"Iya kamu net, waktu umur kamu masih 3 tahun. Papi adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Dan keluarga yang papi kamu bunuh adalah keluarga yang sudah menewaskan anak bos papi."

PenjagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang