Pencarian

653 101 14
                                    

Dengan nuansa sejuk pantai kuta Bali, Anneth menghirup nafas segar untuk menenangkan pikirannya yang akhir-akhir ini ruwet dan rasa kehilangannya.

Anneth menghembuskan nafas. "Huft, kenapa dunia terlalu kejam bagi anneth ya tuhan."

"Itu karena tuhan sayang sama kamu onye." Ucap Betrand yang baru datang membawa 2 gelas jus yang dia beli.

"Tuhan sayang sama aku, tapi tuhan ambil semua milikku nyo."

"Itu artinya cobaan untuk kamu menjadi lebih kuat, dan tuhan ngirim aku buat jaga kamu dan bikin kamu agar semakin kuat. Minum dulu nih biar lega." Ucap Betrand memberikan jus pada Anneth

Anneth menerima jus dari Betrand. "Makasih iya nyo, makasih udah mau jaga aku dan makasih udah sabar sama aku."

"Ga perlu makasih, yang penting liat kamu selamat, sehat gini aja udah bikin aku senang nye."

"Oh iya aku mau nanya boleh?"

"Tanya aja." Jawab Betrand sambil menyedot minumnya

"Kamu kenapa bawa aku ke bali?"

"Untuk ngelindungin kamu terlebih dahulu, entah firasat aku ga enak sama kamu onye, makanya aku bawa kesini buat ilangin jejak kamu dulu di jakarta. Karena aku yakin banget setelah kematian mami kamu, pasti kamu selanjutnya." Jawab Betrand

"Kenapa seberat ini iya nyo?"

"Beratnya bagi ke aku iya, biar kita nanggung beratnya bareng-bareng onye. Aku akan slalu ada buat kamu." Betrand menggenggam tangan Anneth

"Janji ga akan ninggalin aku nyo?" Anneth menaikan jari kelingkingnya

"Janji onye." Betrand menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Anneth

Anneth tersenyum lebar, dia merasa lebih tenang karena kehadiran Betrand, dan Anneth tak ingin kehilangan Betrand seperti Anneth kehilangan kedua orang tuanya dan sahabatnya Tiara.

"Mau jalan-jalan ga?" Tanya Betrand

"Mau, tapi jalan sekitar sini dulu iya. Aku masih cape." Jawab Anneth

"Oke."

Pria tampan berkulit hitam manis ini menurut saja dengan apa kata gadis pemilik lesung pipi, karena baginya Anneth adalah tambatan hatinya yang tak akan ada yang bisa menyakitinya.

****

"BODOH!!! bagaimana bisa kau kehilangan jejaknya alex!" Bentak Andi mengacak-acak meja kerjanya

"Saya juga tidak tau andi, dirumahnya pun dia tidak ada dan saya juga sudah melacak paspor nya pun tak ada hasil." Jawab Alex menundukan kepalanya

Andi mengambil pistol yang ada di kantongnya, pistol yang selama ini dia bawa kemana-mana.

Pistolnya dia arahkan ke kepala Alex.

"Kau tau alex peluru dipistol ini bisa menembus kepalamu." Ucap Andi menatap tajam Alex

Alex mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Andi, dengan susah payah Andi menelan ludahnya sendiri.

DOR

Prang

Tembakan Andi terlepas ke arah vas bunga dekat badan Alex.

"Cari dimana dia sekarang dan harus ketemu! Atau nasibmu akan sama dengan vas bunga itu Alex." Ucap Andi dengan nada dingin

"Bb-baik andi." Jawab Alex dengan tangan sudah gemetar

"Dan ingat harus ketemu! Jika tak ketemu nyawamu gantinya, jangan lupakan saya yang bisa dengan segan membunuhmu alex!" Ancam Andi menatap tajam

PenjagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang