One

6.7K 663 10
                                    

🌟WARNING TYPO BERTEBARAN 🌟

🦋

"there are so many stars but strangely you seem to shine brighter"

°°°

Beby mengerjapkan matanya pelan, ia meringis saat merasa kepalanya berdenyut tiba-tiba ketika ingin duduk.

"Tiduran aja"

Beby tersentak saat merasakan sebuah tangan besar mendorong bahunya pelan untuk kembali tidur di brangkar UKS , gadis itu menatap sosok lelaki jangkung di sampingnya. badannya yang tinggi dengan bahu yang lebar, wajahnya yang datar dan sorot mata yang tajam. Jangan lupakan Gelang rantai yang melekat di tangan kanan lelaki itu, di tambah seragam yang kancingnya sudah terlepas semua sehingga ia bisa melihat kaos putih di balik seragam lelaki itu.

" Siapa?" Tanya Beby.

Dia mengulurkan tangannya, " Jeno, Arkana Jeno Danuwara" Ucapnya.

Beby membalas uluran tangan itu, ia sedikit meremang saat merasa jempol Jeno mengelus pelan punggung tangannya. mata lelaki itu menatap tepat pada kedua manik coklat Beby membuat gadis itu dengan cepat melepas tautan tangan mereka.

"Sorry, udah bikin lo pingsan"

Beby mengangguk namun matanya tak berani menatap Jeno, ia merasa canggung. Dari sudut matanya jelas ia merasa Jeno menatapnya, hal itu membuat dia sedikit berdeham untuk menutupi rasa canggungnya.

" Tinggal aja, gapapa" ucapnya.

Jeno bangkit lalu berbalik tanpa mengucapkan sepatah kata pun, di ambang pintu ia berpapasan dengan ketiga teman Beby.

Ketiganya tersenyum kikuk mengucapkan terima kasih lalu beranjak masuk ke dalam UKS.

"Gila auranya bikin merinding". Seru Luna

Kila mengangguk, " parah sih ". Ucapnya

" Keadaan lo gimana Beb?" Tanya Dina.

"Pusing dikit". Jawab Beby

Luna menepuk Bahu Kila dengan semangat, " Gila parah sih Beb waktu lo di bopong sama kak Jeno tuh, beuhhh satu sekolah heboh". Serunya.

" Sakit goblok". Seru Kila

Beby terkekeh," gue baru tau punya kakak kelas serem kaya kak Jeno". Ucapnya

"Wah ngawur nih anak, kak jeno di bilang serem". Seru kila

"Emang serem sih" setuju Dina.

Luna mengangguk, " Lagian lo mana tau kak Jeno, hobinya aja baca buku mulu di perpus". Ucapnya.

Beby meringis menyetujui ucapan Luna, karena memang benar setiap jam istirahat dia akan langsung melangkah ke perpustakaan menghabiskan waktu istirahatnya membaca buku di lorong terdalam. Tidak ingin di ganggu dan harus dalam keadaan sunyi.

Bahkan ketiga sahabatnya itu harus menariknya paksa ke kantin seperti tadi. Naasnya belum sampai kantin ia harus menerima kenyataan terkena lemparan bola basket yang membuat dahinya memerah sekarang.

🍓

Beby Tengah duduk di halte sekolah, menunggu kakaknya menjemput. ia sangat risih ketika sadar sedang di perhatikan oleh murid yang masih lalu-lalang di sekolah, sama sepertinya mereka juga menunggu jemputan.

Terlalu lama Menunduk ia tidak sadar jika ada Jeno yang berjalan kearahnya, ikut duduk di sebelah Beby memperhatikan gadis itu yang tengah asik meremas pelan tangannya.

Beby mendongak saat tangan Jeno yang besar membungkus kedua tangannya yang masih terpaut, " Kak Jeno?"

Gadis itu ingin menarik tangannya namun Jeno menahan, lelaki itu masih menatap Beby membuat gadis itu merasa gugup.

" k-kak lepasin malu di lihatin" ucapnya pelan.

Jeno terkekeh pelan, " sial, lo lucu banget". umpatnya.

Beby merengut merasa kesal melihat tingkah Jeno.

" apanya sih yang lucu, lepasin kak di liatin itu loh". serunya

" terus kenapa? kan mereka punya mata" ucap Jeno.

Tangan lelaki itu mengamit tangan kanan Beby membawa kepangkuannya.

" Mau bareng nggak?" Tanya Jeno.

lelaki itu kini tengah asik memilin tangan Beby, membuka lebar telapak tangannya dan tangan Beby. lalu terkekeh saat melihat tangan beby terlihat kecil di tangannya. Dengan tiba-tiba jarinya menelusup ke sela-sela jari beby menggenggam tangan mungil yang terasa pas dengan tangan besarnya.

Beby menggeleng, " gue di jemput. " tolaknya.

Gadis itu menarik pelan tangannya, berusaha terlihat tenang meskipun jantungnya sudah berdetak tak karuan sedari tadi. Dengan tidak sabaran dia terus menerus menatap jam tangan Putih yang melekat di tangan kirinya, tiba-tiba saja ia merasa ingin mengumpati Ocean yang tidak muncul-muncul juga.

" Lo-"

Ucapan Jeno terhenti saat Sebuah Fortuner Putih berhenti tepat di depan mereka. Beby dengan Cepat berdiri lalu secara tidak sabaran membuka Pintu mobil dan bergegas menaikinya.

Mungkin karena terlalu gugup ia sampai lupa berpamitan kepada Jeno yang masih terduduk di Halte menatap mobil yang sudah melesat meninggalkan pekarangan sekolah.

" Liliana Beby pristina " Gumam Jeno.

Lelaki itu bangkit dari duduknya, beranjak ke parkiran menaiki motornya dan melesat pergi meninggalkan sekolah.

🍓

Halo
Thank you udah mau baca ceritaku
Big Love buat kalian 💚

Jangan lupa vote dan komen yaa^^

Next di sini yukk...

Ig : iluvrenjunie03
Tiktok : Myfluffyblue

20/06/00

20/06/00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Bad Senior [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang