Fiveteen

3.1K 358 15
                                    

🌟 WARNING TYPO BERTEBARAN 🌟

Jangan Lupa vote sebelum baca 😠💛

°°°

Beby mengernyit menatap Ivan yang berdiri di depannya, lelaki itu berani sekali datang ke sekolahnya bahkan tanpa takut ikut duduk dengannya di kantin .

" Lo ngapain di sini?"

"Duduk beb," ujar Ivan santai.

Beby mendengus, " ya tau tapi ini sekolah gue van,"

"Ya emang sekolah lo,"

"Gue tabok ya lo?! Yang bener" seru Beby.

Ivan terkekeh tangannya mengusak pelan puncak kepala Beby, " gemess, sini deketan," pintanya.

"Mau gue pukul?," Beby menatap Ivan tajam membuat lelaki itu tersenyum tipis.

"Jangan, Kalo cium aja gimana?"

"Gue tonjok dulu sebelum lo cium dia,"

Beby menoleh ke asal suara, di sana ada Geo yang tengah berdiri menatap tajam ke arah Ivan.

"Cowok baru?," Tanya Ivan.

"Lo pikir gue cewek begitu?!"  Beby mendelik kesal ke arah Ivan yang terkekeh.

Geo menepis tangan Ivan yang menyentuh tangan Beby, " jauh-jauh tangan lo," ketusnya.

"Wess santai,siapanya Beby?"

"Sodara, lo ga usah deket-deket dia," ujar Geo ketus. Lelaki itu mengambil tempat di sebelah Beby dengan mata yang menatap Ivan sengit.

"Posesif amat kaya Jeno," dumel Ivan.

Geo menyeruput pelan minuman milik Beby, "beda, dia bukan siapa-siapanya Beby." Ujarnya.

Beby memutar bola matanya malas,
" mending pesenin gue makan , " suruhnya kepada Geo.

"Gue?," Ujar Geo menujuk dirinya sendiri.

Beby mengangguk singkat, Geo menghela napas malas namun tetap bangkit berdiri dari duduknya. "Kaya biasa?," Tanya Geo.

"Iya,"

"Beneran sodara lo?," Tanya Ivan setelah Geo pergi.

" Menurut lo?,"

"Ketus banget astaga,"

Beby diam tak membalas Ivan lagi, dia sedang malas banyak bicara. Terserah saja lelaki itu menganggap Geo saudaranya atau bukan, ia tak peduli.

Sedari tadi dia menunggu Jeno muncul, sudah sejak 10 menit setelah bel istirahat berbunyi namun ia tidak melihat sosok jangkung itu dimanapun.

"Berani juga lo ke sini,"

Ivan mendengus merasakan bahunya di tepuk keras oleh Yovie dari belakang, lalu detik berikutnya ia bisa merasakan Yovie dan Rendy yang mengambil duduk di sisinya. Di depan, Putra ikut mengambil duduk di sisi Beby.

"Ngapain lo di sini, cari mati?," Tanya Yovie.

"Bukan urusan lo juga kan," ketus Ivan.

Putra menoleh menatap Beby," Jeno lagi ada urusan di ruang guru," ujarnya memberi tahu.

My Bad Senior [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang