🌟 WARNING TYPO BERTEBARAN 🌟
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa💙
•.•.•
Beby mendengus lelah, badannya ia dudukan dengan asal di tengah-tengah lapangan. sudah satu jam lamanya ia berkutat dengan bola oranye yang tengah di pegang oleh Jeno, jika saja bukan karena nilai dia sih ogah bersusah payah seperti ini. ia tidak suka mapel olahraga.
"babe, ayo dong nanti nilai kamu jelek," Ujar Jeno.
Lelaki itu berjalan pelan menghampiri Beby yang sudah rebahan dengan mata tertutup. Keringat yang mengucur deras di pelipis gadis itu menandakan bahwa ia sudah sangat berusaha keras.
"hei," panggil Jeno.
Beby berdeham pelan, " bentar kak, lemes banget," gumamnya.
Jeno mengangguk pelan , dengan pelan ia menyeka keringat Beby yang ada di sekitar wajah cantiknya itu. Kekasihnya itu bahkan terlihat makin cantik dengan rambut acak-acakan dengan beberapa bulir keringat.
"kak,"
Jeno berdeham pelan, tangannya masih asik mengelap bulir keringat Beby.
"aku sayang kakak," ujar Beby tiba-tiba.
Gadis itu bahkan mengatakannya dengan mata tertutup, ia tak berani melihat wajah Jeno. Lelaki di depannya itu pasti tengah menatapnya.
"tau," ucap Jeno.
Dengan cekatan Jeno menarik pelan lengan Beby, membantu gadis itu untuk duduk lantas menggenggam kedua tangannya mengelusnya pelan di dalam genggamannya.
"karena aku juga sayang kamu Beby," ujar Jeno menatap tepat di kedua bola mata coklat Beby.
Beby berdeham pelan, "ayo latihan lagi kak," ucapnya mengalihkan perhatian.
Mendadak jantungnya itu berdetak tidak karuan karena di tata begitu lekat oleh Jeno. Baru saja ia akan bangun ketika lelaki itu menarik pelan lengannya, membuat ia terduduk tepat di atas paha Jeno.
"Kak?!" Pekiknya tertahan.
Jeno terkekeh melihat wajah memerah kekasihnya itu. "kenapa hm?".
"ini sekolah nanti ada yang liat," ujar Beby seraya berusah bangkit namun Jeno kembali menariknya. "kak jeno!." serunya.
Jeno tersenyum, tangannya menyingkirkan beberapa anak rambut Beby yang menghalangi wajah cantiknya. "cantik," ucapnya.
Ia tidak tau harus apa, karena pikirannya tengah sibuk mengatur detak jantungnya yang tidak karuan. Di hadapannya saat ini Jeno bahkan menatapnya dengan begitu lekat membuatnya hampir tidak bisa bernapas dengan baik.
cup
Beby melotot ketika Jeno mengecupnya tepat di bibir, hanya mengecupnya namun cukup membuat Beby panik bukan main. ini masih di sekolah kalo perlu ia ingatkan.
"kak," serunya tertahan.
Jeno mengelus pelan pipi Beby, "kenapa?" tanyanya.
Lelaki terlihat acuh tak acuh degan sekitarnya, baginya Gadis di hadapannya ini telah merenggut semua atensinya. Tak ingin barang sedetik pun ia berpaling menatap yang lain.
Dengan perlahan ia kembali mendekatkan wajahnya, mengecup bibir merah muda itu.
Dia hanya diam selama beberapa saat sebelum akhirnya bergerak melumat pelan bibir itu, bibir yang selalu menjadi candunya. membuatnya hampir gila bila tidak merasakannya barang sehari pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Senior [Slow Up]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] °°° [15+] Liliana Beby Pristina, Gadis mungil primadona Kelas XI IPA 3. Sifatnya yang sedikit introvert itu membuatnya terlihat misterius, jika teman sekelasnya akan berbondong-bondong menuju kantin saat bel istirahat maka i...