Ten

4K 392 17
                                    


🌟 WARNING TYPO BERTEBARAN 🌟

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa💙

°•°•°•°

Jeno berhenti melangkah ketika Beby berdiri tepat di depannya. Gadis itu terlihat memperhatikannya tapi enggan berbicara.

"Minggir," ucap Jeno .

Beby memiringkan kepalanya menatap Jeno, " mau sampe kapan marah?," Tanyanya.

"Gatau."

Gadis itu mengangguk pelan, " ohh, berarti gue boleh kan ya nanti pulang bareng Ivan," Gumam Beby yang masih terdengar oleh Jeno.

Jeno mendelik kesal," maksudnya?!,"

" Ya kan lo marah, jadi gak bakalan peduliin gue juga mau pulang atau pergi sama siapa aja, bebass" ucap Beby seraya mengedikan bahunya.

Dengan kesal Jeno menarik lengan Beby, membawa gadis itu ke taman belakang sekolah. Menyudutkannya ke tembok, mengurung gadis itu dengan kedua lengannya yang ia taruh di sisi kepala Beby.

"Coba ngomong lagi," ujarnya menatap tajam Beby.

Beby mendongak menatap Jeno tanpa takut, " yang mana? Yang pulang bareng Iv-,"  ucapan Beby terhenti kala dengan rakus Jeno mencium bibirnya.

Menghisap kuat bibir bawah Beby, mendorong pinggang gadis itu sampai ia benar-benar tersudut dengan badan Jeno dan dinding belakangnya. Lelaki itu memiringkan kepalanya guna memperdalam cecapannya tak memberi ruang Beby untuk bernapas.

Beby memukul dada Jeno kala ia kehabisan napas membuat lelaki itu dengan terpaksa melepaskan tautan mereka. Jeno terengah dengan mata yang menatap Beby tajam.

Beby mengatur napasnya yang masih terengah, mengabaikan tatapan tajam Jeno. Gadis itu mengelap pelan bibirnya yang basah. Ia mendengus kala merasa bibirnya membengkak.

" Gila ya?!, Ini sekolahan!" Seru Beby dengan kesal.

Gadis itu hendak melepas diri dari kungkungan Jeno, namun lelaki itu masih enggan menyingkir. Beby mendongak menatap Jeno kesal .

" Minggir gak?!," Ucapnya galak.

Jeno menunduk menyamakan tingginya dengan Beby, " hukuman lo belum selesai, mau kemana?," Bisiknya tepat di telinga Beby.

Jantung Beby berdetak kencang kala mendengar suara serak Jeno tepat di telinganya. Lelaki itu membuat bulu kuduknya merinding. Tidak bisa membayangkan hukuman apa yang di beri Jeno.

Dengan pasrah Beby membiarkan Jeno menariknya ke arah parkiran, menyuruhnya untuk masuk ke mobil Ferrari hitam milik Jeno. Lelaki itu terlihat sedikit menakutkan ketika menyetir dengan keadaan marah.

Wajah lelaki itu mengeras, dengan urat yang bermunculan di lengannya. Beby hanya bisa pasrah.

°•°•°

Beby menatap sekitarnya dengan linglung, 10 menit yang lalu ia dan Jeno sampai ke apartemen mewah Jeno. Ia sedikit merinding ketika lelaki itu ternyata diam-diam membawanya ke apartemen.

Dalam hati gadis itu mengumpat kesal, ia merasa seperti orang bodoh. Ia tidak tau hukuman apa yang di berikan Jeno.

Sekarang Jeno tengah meninggalkannya di ruang tamu, sepertinya lelaki itu tengah mandi. Karena ia mendengar air yang mengucur samar-samar.

Beby menahan napas kala Jeno keluar dari salah satu kamar dengan celana pendek hitam dan kaos Putih yang terlihat sedikit basah . Membuat ia bisa melihat sekelibat otot perut Jeno.

My Bad Senior [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang