🌟 WARNING TYPO BERTEBARAN 🌟
" Seperti magnet yang memiliki kutub berbeda namun saling tarik-menarik "
°°°
Beby duduk di kursinya dengan tenang, keadaan kelas yang masih sunyi membuktikan bahwa dia yang pertama datang, matanya menjelajah pelan sekeliling kelasnya yang masih tertata rapi. Lalu detik berikutnya Sepasang earphone terpasang di telingannya. Ia mulai menyetel musik.
Tangannya meraih sebuah novel dari dalam tasnya, mulai melanjutkan bacaannya dengan tenang.
Beby mulai sedikit terganggu, keadaan kelas yang mulai ramai kian terasa ketika mejanya mendadak bergeser, ia mendongak.
Mendengus malas melihat Kila yang tertawa pelan menatapnya.
" Pagi sahabat," ujar Kila dengan semangat.
" Buset masih pagi udah baca aja temen gue," seru Dina.
Beby melengos malas, " udah ngerjain pr belom?" tanyanya, tangannya yang lain mulai mengeluarkan sebuah buku tulis. Menyodorkannya ke Lina.
" ya elah baru aja nyampe bund," dengus malas Lina.
Dina tertawa pelan, " Udah buruan kerjain dikit lagi masuk." Ujarnya.
Kila dan Luna mendengus malas sejenak lalu meraih pelan buku tulis Beby. Berjalan menuju meja mereka dan dengan khusyuk menyalin pr temannya.
Beby menggeleng pelan, tebakannya selalu benar. Tidak mungkin kedua temannya itu mengerjakan pr.
🍓
Jeno duduk di salah satu bangku reyot, kaki kanannya ia tumpukan pada meja di depannya. Tangannya mengambil sebatang nikotin dari sakunya. Menyalakannya lalu menghisapnya perlahan.
Brak
Lelaki itu mendengus malas menatap ketiga temannya yang mulai ikut ambil tempat . Mereka tengah membolos di rooftop sekolah.
" Gak Ajak-ajak lu" Seru Yovie.
Lelaki itu tengah duduk di sofa bersama Putra, Tangan kanannya terlihat sebuah rokok menyala.Putra mendorong pelan bahu temannya itu, " Sonoan gk usah deket-deket," Ujarnya.
" Yaelah , sonoan Ren, " Ujar Yovie seraya bergeser pelan.
Diantara Keempatnya memang hanya Putra yang tidak pernah merokok, lelaki itu tidak suka sama hal-hal yang merusak dirinya sendiri katanya.
" Katanya lo lagi kejar-kejar adek kelas?, " Tanya Rendi yang sejak tadi diam.
Semuanya kompak menoleh, Menatap Rendy Penuh tanya.
Rendy menghela napasnya pelan, " Jeno, gue ngomongnya sama Jeno bukan lu pada." Ujarnya menoyor pelan kepala Yovie dan Putra.
" Yang kemaren lu samperin ?" Tanya Yovie.
Jeno menghembuskan pelan asap dari mulutnya. Otaknya berkelana jauh memikirkan sosok adik kelasnya itu.
Putra menendang pelan kaki kiri Jeno yang bebas, " Di tanyain malah bengong lo," Serunya.
Jeno Menoleh sebentar, " Iya." ucapnya.
"apaan yang iya anjir?" Tanya Yovie.
" Kayaknya gue tertarik sama dia," Ujarnya pelan.
Rendy menatap lekat sahabatnya itu, " tumben?" Tanyanya.
Jeno itu kayak bongkahan es dingin, Terlalu dingin untuk di sentuh. Apalagi perihal menye-menye tentang cinta. Jadi tidak heran Rendy bisa jadi kepo begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Senior [Slow Up]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA ] °°° [15+] Liliana Beby Pristina, Gadis mungil primadona Kelas XI IPA 3. Sifatnya yang sedikit introvert itu membuatnya terlihat misterius, jika teman sekelasnya akan berbondong-bondong menuju kantin saat bel istirahat maka i...