Nine

3.9K 384 14
                                    

🌟 WARNING TYPO BERTEBARAN 🌟

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa💙

°•°•°

Beby menatap bingung ke arah Ivan yang pagi-pagi sudah nangkring di depan rumahnya. Laki-laki itu dengan santainya tersenyum melambaikan tangan ketika melihatnya membuka gerbang.

Ivan menghampiri Beby yang diam menatapnya heran, laki-laki itu menepuk pelan puncak kepala Beby.

" Ngapain ke sini?," Tanya Beby, gadis itu mendongak menatap Ivan yang juga menatapnya.

"Mau anterin lo" ujar Ivan tersenyum tipis.

Ivan menarik pelan lengan gadis itu, " ayo buruan entar telat."

"Bentar-bentar, kapan gue nge-iyain ajakan lo?," Beby menatap Ivan dengan kesal.

"Terus, masa lo tega nolak gue yang udah dari tadi nungguin lo?," Ivan memasang wajah cemberut sambil menatap Beby dengan melas.

Beby mendengus pelan gadis itu meraup wajah Ivan dengan asal," singkirin muka tengil lo," ujarnya.

Gadis itu berjalan meninggalkan Ivan yang diam-diam tersenyum girang karena Beby mau berangkat bersamanya. Laki-laki itu dengan gesit langsung menjalankan mobilnya membelah jalanan yang masih lenggang.

Tak sampai 20 menit mobil Ivan sudah sampai di depan gerbang sekolah Beby. Keduanya dengan kompak melenggang keluar dari mobil, Ivan menghampiri Beby yang hendak berjalan masuk.

" Eh eh bentar," ucap Ivan menahan tangan Beby.

"Kenapa?"

Ivan tersenyum lebar, " semangat ya!!," Tangannya bergerak menepuk pelan kepala Beby.

" Lo aneh banget," ucap Beby, gadis itu mendadak merinding ngeri menatap Ivan yang terlihat clingy.

Laki-laki itu bukanya tersinggung malah tersenyum lebar membuat Beby menatapnya heran. " Gue udah bilang kalo gue suka lo Beby, " ujarnya.

Ia bergerak selangkah lebih dekat dengan Beby , Ivan menunduk menyamakan tingginya dengan Beby.

" Gue bakalan deketin lo dengan cara gue, jadi jangan bingung yaa," ucapnya.

Ivan hendak menyentuh pipi Beby ketika sebuah tangan menahannya, membuat ia menegakan badan menatap orang di sebelahnya.

" Lo ada urusan apa di sini?," Tanya Jeno menggeram menahan marah.

Ivan menunjuk Beby dengan dagunya,
" anterin princessnya gue," ucapnya santai.

Jeno menatap tajam Beby lalu beralih  melirik Ivan yang tengah tersenyum mengejek. Laki-laki itu bergerak mendekati Ivan, menarik paksa kerah seragamnya.

Beby menyela berdiri di antara keduanya.
" Gak usah ribut, ga malu di liatin?," Serunya.

" Mendingan lo buruan berangkat sekolah, entar telat, " ujar Beby kepada Ivan.

Laki-laki itu tersenyum lalu mengangguk semangat, " gue berangkat yaa, dah Beby," ujarnya.

Beby mengangguk sekilas lalu berjalan pergi meninggalkan Jeno. Gadis itu sebenarnya takut melihat tatapan tajam Jeno, mangkannya lebih memilih berjalan meninggalkan lelaki itu.

" Lo gak inget omongan gue semalem?!," Tanya Jeno ketika ia sudah ikut berjalan di sisi Beby.

Beby melirik sekilas lalu mengangguk pelan, " inget." Ucapnya.

Jeno menarik lengan Beby membuat gadis itu menoleh menatapnya. " Terus kenapa lo bareng dia ke sekolah?!, " Serunya menahan emosi.

" Cuma berangkat, dia udah nungguin di depan rumah," ujar Beby santai.

My Bad Senior [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang