4

6 10 0
                                    

Selesai berkutat dengan kontak kontak di HP Avrill. Mereka memutuskan untuk bolos pelajaran ketiga ini. Karna apa? Karna sekarang adalah jam olahraga dengan materi senam lantai. Sebenarnya tak masalah untuk Avrill, karna masalahnya kali ini adalah Chania yang sedang datang tamu bulanan,dengan alasan 'Mager'.

Avrill pun menyetujui karna dia juga tidak mau ikut olahraga ketika materinya senam lantai. Avrill tak bisa, maka karna itu dia tak mau.

"Sekarang kita kemana? Sok sok-an ngajak bolos, tempat nya kagak ada" Ujar Avrill yang tampak kesal karna daritadi Chania hanya mengajaknya mengelilingi sekolah tak tentu tujuan. Sedangkan untuk di ajak bolos ke UKS biar bisa tiduran ia tak mau. Alhasil sekarang mereka sedang berada diatas pohon beringin yang ada di belakang sekolah. Karna bingung mau bolos kemana.

"Ya elah, gua kagak tau juga mau kemana.Udah lah disini aja, adem. Cocok juga untuk lu nyet, kangen kan lu manjat manjat gini?" Canda Chania.

"Wahai ahli kubur yang terhormat, tau aja lu.Gue emang kangen manjat manjat gini sama sohib gue yang katanya Bunda Ratu Kemonyetan yang sekarang di depan gue duduknya" balas Avrill sinis ke Chania.

Chania tak mengubrisnya dan mengalihkan topik,"Perut gua  sakit banget nyet, ada Kiranti gak sih disini? " Tanya Chania. Maklum, hari pertama.

"Ni ya, kita lagi disekolah  bukan di club. Ke club lu sono minta Kiranti." Jawab Avrill ngasal. Sebenernya Avrill sudah sangat malas berhadapan dengan manusia yang ada didepan nya ini, apalagi kalo sedang datang bulan. Sangat merepotkan.

Tapi kalo dia ikut pelajaran olahraga juga sekarang bukan lagi waktu yang tepat. Pasti sudah sangat terlambat dan dia akan mendapat hukuman sendirian.

"Ngadi ngadi lu!!!Tapi, tumben tamu lu blom datang? Ke sumbat apa gimana tu tamu nya? Apa jangan jangan lu bunting Vrill? Astaghfirullah... Berdosa sekali anak mu Hasan" Ucap Chania dengan berbagai ekspresi. Berawal dari muka kesal dengan tatapan tajam, lalu dengan muka sok bingung yang ngeselin, dan sekarang muka terkejut dengan menahan tawa. Menurut Avrill jatohnya malah kayak Chania lagi nahan berak.

"Berdosa ya lu nama bapak gua lu sebut sebut gak ada embel embel 'bapak' nya gitu! Gua aduin lu nangis sambil kayang mampus." Ucap Avrill dengan mendorong kepala Chania kebelakang dengan jari telunjuk nya.

"Tapi tamu lu mana nyet? Kok blom datang datang, biasa nya juga mereka serempak datang nya. Hayo lu zina sama siapa? Anak nya Zul kah?"

"Tamu gua lagi liburan ke Swiss. Kelamaan disana,jadi beku dia.......Lu bisa diam gak sih, esmosi gua sumpah dah gak boong." Kesal Avrill.

Chania tak berhenti untuk mengganggu Avrill, sampai sekarang mereka sudah turun dari pohon beringin tersebut.

"Kawanin gua ke WC!!" paksa Avrill dengan menarik kerah baju Chania. Jadilah Chania berjalan mundur dengan sedikit meronta.

Sepertinya itu kebiasaan mereka.

    
             🌼🌼🌼🌼🌼

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Tapi dua sejoli itu juga belom pulang karna mereka harus piket kelas dulu bersama tiga teman nya yang lain. Mereka berlima membagi tugas membersihkan kelas. Chania dan Avrill menyapu,Agio membersihkan ventilasi,Maria membersihkan papan tulis,dan Ucup merapikan kursi,meja guru,dan membuang sampah.

"Tugas gua dah selesai,gue pulang deluan..bye bye babu kelas" Ujar Ucup sambil mengambil tasnya yang ia letakan diatas salah satu meja barisan depan.

"Eh..Mau kemana lu? Kerjaan lu blom beres ya. Tu tengok sapu sapu masih berantakan. Beresin cepet! " Suruh Maria.

"Malas!lagian ngapain juga sih harus bersih bersih banget. Kalo terlalu bersih yang ada besok yang piket pagi malah kagak ada kerjaan. Jadi sebagai manusia yang baik hati tu kita harus ngasih sebagian tugas kita untuk mereka. Biar berfaedah hidupnya, " Ucap Ucup yang sekarang berdiri di depan pintu sudah siap meninggalkan kelas.

"Bener juga sih kata sih Ucup. Ye kan Vrill?"  ucap Chania menyikut lengan Avril.

"Hmm... Lumayan lah." Jawab Avrill memutar bola matanya.

"Y udah, yok pulang!! Gua juga malas piket sebenarnya" Agio yang jabatannya sebagai ketua kelas itu malah mengikuti saran Ucup yang sesat.

Sungguh. Ketua kelas macam apa dia?!

"Y udah!!"

"Yok!!"

Mereka semua pun berjalan keluar kelas dengan keadaan kelas yang masih sedikit berantakan. Bahkan debu debu yang disapu Chania dan Avrill tidak dibuang, semuanya masih berada di tempat terakhir kali mereka menyapu.

Ketika di Wc tadi ternyata Avrill juga sudah kedatangan tamu nya. Tamu mereka memang datang nya selalu berbarengan. Hanya dibedakan beberapa jam mungkin, biasanya seperti itu.

Beriringan menuju parkiran dengan koridor yang sudah sepi. Menyisakan mereka berlima dengan suara tapak kaki mereka mengisi kesunyian sekolah siang ini.

Agio berada di barisan depan bersama Ucup dengan tas yang disampirkan di bahu kanan mereka. Maria berjalan ditengah sambil menenteng tas yang berisi tempat bekal makan siangnya tadi. Di barisan belakang, Avril dan Chania berjalan sambil bergandengan tangan.

Sambil berjalan,mata Avril dan Chania mengitari sekeliling melihat sepinya sekolah mereka. Seolah mengetahui apa yang ada di pikiran masing masing saat mereka saling tatap,keduanya sama sama mengangkat kedua bahu.

Mungkinkah kelas lain tidak dipiketi dengan benar juga seperti mereka. Atau malah mereka yang memang bekerja sangat lambat dan tidak selesai? Entahlah, Avril dan Chania tak mau memikirkan hal itu.

Sesampainya di parkiran mereka berlima berpisah. Agio pulang bersama Ucup dengan motor hitam milik Agio. Maria yang ternyata sudah di tunggu supirnya sejak tadi, segera berlari dan melambaikan tangan ke arah Avril dan Chania.

"Langusng pulang?" tanya Chania.

"Rumah pohon dulu yok! Mampir bentar sekalian ngobrolin acara satu minggu lagi." Chania menganggukan kepalanya menyetujui ajakan Avril.

Menggoes sepeda di bawah terik matahari siang, tidak melunturkan tawa keduanya. Melewati jalanan yang cukup ramai siang ini, juga membuat Avril dan Chania tidak bisa berlomba untuk yang tercepat sampai di rumah pohon.

                                    Tbc

Jangan lupa vote nya🐣🌼
(929 kata)

Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang