15

2 5 15
                                    

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, mereka berhenti disebuah rumah minimalis yang tempatnya tak asing untuk Chania dan Avril.

"Ini?" tanya Chania membuka kaca helmnya dan menatap rumah minimalis itu.

"Iya, ini rumah baru gue" jawab Yuna setelah turun dari motor. Berdiri di samping motor Avril dan sedikit menoleh ke arah rumahnya.

Mendengar jawaban dari Yuna, Chania menoleh ke arah Avril dibelakangnya. Hingga terjadilah aksi tatap tatapan Chania dan Avril beberapa saat sebelum akhirnya Chania mengakhiri. Avril sudah dapat menebak apa yang akan di katakan Chania selanjutnya.

"Kita tetanggaan. Dan rumah gue rumah ke lima dari rumah lo, yang ada pohon beringin nya." Chania terlihat excited menjelaskan itu pada Yuna.

"Woww.. Berarti kita tetanggan dong?!" Chania hanya mengangguk dengan seulas senyum diwajahnya.

"Bisa kita pulang?!" tanya Avril yang sedari tadi hanya menyimak keduanya. Ia benar benar sudah kesal sekarang.

"Eh iya. Gue pulang dulu ya, kapan kapan kita main" ucap Chania menyalakan motornya dan menutup kembali kaca helmnya.

Yuna hanya mengangguk sebagai jawaban sebelum akhirnya motor yang di naiki Avril dan Chania melesat menjauhi rumah Yuna. Sebelum benar benar pergi, Chania sempat melambaikan tangannya sementara Avril hanya tersenyum paksa.

Karna rumah Chania hanya berjarak lima rumah dari rumah Yuna, sekarang mereka sudah sampai di halaman rumah Chania. Suasana rumah yang sudah sepi,dapat di pastikan semua orang di rumah Chania sudah tidur.

"Nih" Chania segera turun dari motor dan Avril menggeser dirinya kedepan mengambil ahli kemudi.

"Lo kenapa?" tanya Chania menyadari kekusutan wajah Avril sedari tadi. Sepertinya sahabatnya ini dalam mood yang sangat buruk.

"Gak papa kok. Gue pulang dulu udah ngantuk." Avril menyalakan mesin motornya ingin segera pergi.

Tapi celakalan tangan Chania menghentikan aksinya, "Lo masih kesel? Jangan kesel lama lama,tadi kan juga bukan salah dia dan dia udah minta maaf.

"Apaan sih lo?! Gue udah biasa aja kali kalau soal itu. Gue juga gak tau, tiba tiba badmood aja gitu" tutur Avril mencoba sebisa mungkin menutupinya dengan tersenyum. Senyum yang Chania tau, ada unsur pemaksaan didalamnya.

Avril tak tau dirinya kesal karna apa. Jajanannya yang tumpah karna tabrakan dengan Yuna tadi,atau karna Chania yang ingin mengantarkan Yuna pulang. Tapi pertemuan pertama dengan Yuna ini Avril memang sedikit meresa kesel pada gadis itu.

Harus kalian ingat lagi!! Bahwa Avril tak begitu suka dengan orang yang mengganggu waktunya dengan Chania.

"Gue percaya sama lo. Dan untuk soal Yuna tadi, gue cuma gak tega lihat dia sendirian malam malam disana. Di tempat baru yang dia belum kenal sama sekali" jelas Chania mengerti sifat Avril.

Bagi Chania,Avril memanglah egois. Avril tak ingin ada orang baru yang menganggu setiap waktu mereka,ia hanya ingin menghabiskan waktu dengan keluarga dan Chania. Sementara dengan orang baru Avril selalu berharap itu hanya sementara. Bukan seperti Chania dan keluarga nya yang harus untuk selamanya berada di sisinya. Tapi sampai saat ini Chania tak mempersalahkan nya, toh ia juga sudah nyaman dengan ini semua. Berdua dengan Avril, dan bersama sama dengan keluarga mereka.

"Iya,gue pulang dulu ya. Udah ngantuk banget sumpah!" Avril menutup mulutnya yang menguap setelah ia berbicara.

"Hahahaha.. Si kambing nguap, ya udah sono pulang. Dan, hati hati!" ucap Chania.

Avril pun kembali melajukan motornya membelah jalanan yang sudah mulai sepi. Perasaannya saat ini sungguh tidak nyaman, apa lagi ia merasakan tubuhnya yang lemas. Ingin sekali ia segera sampai dirumah dan mengistirahatkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang