14

4 3 9
                                    

Sesuai dengan perjanjian tadi siang, sekarang Avrill dan Chania sudah berada di parkiran pasar malam. Mereka berdua sama sama menggunakan piama lengan panjang bermotif beruang.

"Eeeeee.. Helmnya lepas dulu Mbing!!" Avrill yang baru berjalan beberapa langkah kembali mundur karna piama bagian belakangnya di tarik oleh Chania.

"Selow dong Nyet!! Gue lupa.. Hehehehe."

"Ya deh. Yang udah tua mah beda" ucap Chania berjalan terlebih dahulu meninggalkan Avrill setelah ia melepas helmnya.

Avrill segera berlari menyusul Chania. Setelah berada disamping Chania, Avrill segera menyatukan tangan mereka agar bergandengan. "Biar gak ilang!!" ucap Avrill melebarkan senyumnya.

"Serah lu!" balas Chania.

Mereka berdua pun berjalan mengelilingi pasar malam dengan bahagia sambil bergandengan tangan. Menghampiri berbagai tempat jualan yang ada tanpa membeli. Seperti saat ini mereka sedang berada di tempat jualan tas dan sepatu,entah ini tempat keberapa yang mereka singgahi.

"Mang, yang ini berapa?!" tanya Avrill menunjukkan tas berwarna ungu muda pada penjualnya yang sedang melayani pembeli lain. "45 ribu neng" jawab sang penjual.

Setelah mengetahui harganya, Avrill meletakkan tas tadi di tempat semula ia mengambilnya dan kembali melihat lihat barang yang lain. "Vrill, yang ini lucu gak sih? Ada matanya gitu tasnya" Chania menunjukkan sebuah tas dengan karakter katak yang menurut Avrill juga lucu.

"Coba tanya harganya!!?" suruh Avrill.

Chania segera menanyai harga tas tersebut sesuai perintah Avrill. "MANG YANG INI HARGANYA BERAPA?" tanya Chania dengan sedikit berteriak.

"50 ribu neng" jawab penjual yang sibuk dengan pembeli yang semakin banyak berdatangan.

Sama seperti Avrill tadi,Chania kembali meletakkan tas tersebut pada tempat semula.

"50 ribu Vrill" ucap Chania memberitahu Avrill yang sedang asik memilih sepatu.

Tak menyahuti ucapan Chania, Avrill malah meminta pendapat atas dua pasang sepatu yang ia pilih, "bagus gak sih? Ukurannya juga pas untuk kita" tanya Avrill.

"Iiiiii.. Bagus banget!!coba tanya deh!" suruh Chania dengan mata berbinar memandangi sepatu tersebut.

Dengan ragu Avrill melirik ke arah penjual. "Kenapa?" tanya Chania menyadari perubahan raut wajah Avrill.

"Sejujurnya gue udah takut Nyet nanya nya. Dari tadi nanya mulu kita kagak beli. Ntar kita di depak sama mamangnya gimana!?"

"Ya elah Vrill, kayak baru pertama kali aja deh lu. Dari tadi sama penjual lain kita juga gini kan? Di marah, di usir, di omelin. Cuma gak di penggal aja karna pada baik" ucap Chania.

"Ok deh.. Terakhir kali ya?! Gue malu sumpah. Hahahahaha" ucap Avrill diakhiri ketawa. Dengan ragu Avrill pun mendatangi mamang penjual nya dan menanyai harga sepatu tadi. Seperti dugaan Avrill, mamangnya menjawab dengan marah yang tertahan, terlihat dari raut wajahnya.

"Mau beli gak sih neng?! Kalo gak pergi aja sono. Dari tadi nanya mulu, udah mau setengah jam disini." ketus mamang penjual. Karna sudah dimarahi Avrill dan Chania pun memutuskan untuk pergi dari sana setelah meletakkan sepatu ke tempat semula.

"Gitu aja marah!" ucap Avrill kesal setelah keluar dari tempat jualan tersebut.

Ini bukan pertama kalinya Chania dan Avrill seperti itu. Sebelum dari tempat jualan tas dan sepatu ini mereka juga melakukan hal yang sama ke tempat jualan jualan lainnys yang berakhir dengan diusir, dimarah, dan diomelin oleh penjual atau pengunjung lain.

Untuk SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang