— Hai, selamat baca
∞
" Sumpah partner lo tuh sehari kagak ngerdus bisa kagak? "
Ini Jinan baru masuk ke kelas Anna sama Chika langsung marah-marah. Mana mereka berdua cuman ngeliatin lagi.
" Udah hobbynya, ngapain lo marah-marah? Baper lo? " balas Anna sambil ia menata baju olahraganya.
" Apaan. Sumpah ya, tuh anak masuk ke kelas gue cuman buat ngapelin si Milen doang. " Jinan masih saja koar-koar.
" Mending lo ambilin kita apa gitu di UKS, pegel nih kaki habis lari-larian, " ucap Chika.
" Mantan lo ga jadi sama Gracia malah ngegebet adek kelas, Na, " ucap Jinan lagi.
" Jina? Itu sepupunya gobs. Udah deh lo jan ngebacot gak jelas dulu bisa kan? Pala gue tambah nih kena bola pas lewat SD, " balas Anna.
Habis beres-beres baju olahraga, mereka bertiga lanjut pergi ke ruang musik sebentar. Ruangannya emang gak dikunci dan beberapa anak sering masuk ke sana kalau lagi istirahat. Makanya mereka bertiga pergi ke sana.
Jinan mengambil gitar yang terletak di sana. Lalu ia memetik gitar sambil menyanyikan lagu milik HiVi berjudul Pelangi.
" Buat siapa sih, Jinan? Menghayati banget kayaknya, " sindir Anna.
" Diem deh! "
" Buat yang itu gak seh? Hahahaha... " tambah Chika.
Habis dari ruang musik niatnya mau melipir bentar ke rooftop, tapi malah oleng ke lapangan gegara lihat kakak kelas pas otw ke sana. Kayak gini itu manusiawi kok, apalagi mereka perempuan.
" Kak Hesa ganteng banget... Coba belum pacaran sama Kak Naya, " guman Jinan.
Kedua sahabatnya menoleh.
" Barusan lo ngegalau, dah kumat aja lo, " ucap Chika.
" Tapi dua-duanya tuh best couple ga sih? Satunya cantik satunya ganteng, sama-sama baik dan tidak sombong. Asli kalo mereka putus gue yang galau, " ucap Anna.
Lagi enak-enak nontonin kakak kelasnya main basket di lapangan, ponsel Anna bunyi. Ia disuruh ke perpustakaan sekarang.
" Gue ke perpustakaan dulu, ya. Bye, guis. "
Perpustakaan ada di lantai dua. Satu lantai dengan ruangan kelas 10 dan satu lantai di bawah kelasnya. Sampai di sana ia langsung masuk dan mencari keberadaan Sadam yang tadi menghubunginya.
Ketemu! Sadam lagi mengerjakan sesuatu di sana.
" Ngapain anjir? " ucap Anna sambil duduk di depan Sadam.
" Bantuin ngerjain, lo kan jago beginian, " jawabnya sambil memberikan bukunya.
" Gue kirain. " Anna lalu pindah tempat ke sebelah Sadam. Cewek itu lalu membantu tugas Fisika milik Sadam.
Sadam dengerin penjelasan yang Anna berikan. Tapi diam-diam, cowok itu menahan nafasnya karena keadaan mereka jauh lebih dekat dari biasanya. Biasanya mereka hadap-hadapan kalau lagi kelas tambahan.
" Paham, gak? " tanya Anna.
" Hah? Eh... paham... paham... " Ia agak gelagapan pas Anna melirik ke arahnya.
" Ada lagi? Kalo engga, gue balik, " tanyanya lagi.
" Tungguin sini aja. Kan kali aja ada yang gak gue bisa entar bisa lo ajarin, " jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sin Cos Tan
Подростковая литература[SELESAI] Olimpiade Matematika Nasional incaran Anna ada di depan mata. Ia yang terpilih begitu bersemangat untuk mengikuti olimpiade yang pemenangnya bisa mendapat beasiswa di Universitas impiannya. Namun sayangnya, ia harus berpasangan dengan Sada...