~ Haii, selamat baca :))
∞
Adzanna Indira. Gadis itu tampak sumringah usai keluar dari ruang guru. Ia menggenggam sebuah surat yang baru saja diberikan oleh salah seorang guru di dalam sana.
" Ngapa lo? " tanya salah seorang siswa pas melihat cewek yang biasa dipanggil Anna itu.
" Engga papa. Btw lo makin cakep deh, " balas Anna sambil ngewink ke cowok itu.
Si cowok cuman bergidik.
Ia segera kembali ke kelasnya guna menyimpan kertas yang diberikan oleh salah seorang guru tadi. Baginya, kertas tersebut ialah salah satu kunci untuk mencapai impiannya selama ini.
Anna menjadi ramah kepada setiap orang. Walau pada dasarnya memang ramah, tapi cewek itu jauh lebih ramag dari biasanya.
" Hei bitj... Aku punya kabar bagus, " ujar Anna ke kalian semua.
Dua orang itu hanya menatap Anna sinis.
" So gue dipilih ikutan olimpiade matematika yang gue pengenin. And, kalau menang gue bisa dapet bea siswa, " ucap Anna antusias.
Kedua sahabatanya—Jinan dan Chika ikutan antusias mendengar kabar dari Anna. Mereka tau bagaimana Anna yang sudah mengimpikan untuk memenangkan olimpiade matematika itu.
" Congrats, sist. Rajin-rajin biar lo menang, " ucap Jinan sambil mengusap kepala Anna.
" Lo kepilih aja gue bangga banget, Na, " tambah Chika.
Tak lama setelah itu jam pelajaran dimulai. Anna mengikuti pelajaran sastra inggris sebagai lintas minat kelasnya dengan lancar. Cewek itu juga sudah cukup terlatih bahasa inggris semenjak kecil.
Bisa dibilang Anna ini anak yang cukup pintar dalam akademis. Tak hanya itu kepiawaiannya dalam bernyanyi dan kecantikannya juga tidak bisa diragukan. Tak salah ia menjadi salah satu siswi yang cukup terkenal.
" Ok class, next meeting we have a test about this lesson. So prepare your self for the test next week, " ucap guru sastra inggrisnya. " So... have any question? If no, we are can finish meeting today now. "
Sekelas kompak menggeleng.
" Oke, thanks for today. Saya berharap pelajaran hari ini bermanfaat. Terima kasih. " Guru berusia 30 tahun itu lalu keluar dari kelas XI IPA-3 yang menjadi kelas Anna dan Chika. Sementara Jinan ada di tiga kelas setelahnya.
Setelah itu, terdengar sebuah pengumuman dari pengeras suara.
" Pengumuman! Panggilan untuk Adzanna Indira, Raditya Sadam, Gracia Juanda, Javier Soedibjo, Daffa Ilham, dan Alicia Jina untuk segera ke ruang meeting sekarang. "
" Oalah, opo maneh to yo... " ucap Anna dengan bahasa daerahnya.
" Udah sana, entar gue ijinin ke Bu Fani, " balas Chika.
Cewek itu merapikan dirinya dulu. Setelah itu ia segera pergi ke ruang meeting untuk memenuhi panggilan tadi.
Firasatnya ada berhubungan dengan olimpiade yang akan ia hadapi beberapa bulan lagi. Ia mempercepat langkahnya menuju ruang meeting di lantai lima gedung sekolahnya. Selama berjalan ke sana, ia berpapasan dengan orang yang sama-sama dipanggil tadi. Beruntungnya ia kenal dengan yang namanya Gracia karena pernah satu kelas saat kelas 10 dahulu.
Ia mendorong pintu ruang meeting. Di dalam sana ada sekitar tiga orang guru yang sudah duduk rapi di kursi depan yang menghadap ke audiens. Juga satu orang murid laki-laki yang tidak ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sin Cos Tan
Novela Juvenil[SELESAI] Olimpiade Matematika Nasional incaran Anna ada di depan mata. Ia yang terpilih begitu bersemangat untuk mengikuti olimpiade yang pemenangnya bisa mendapat beasiswa di Universitas impiannya. Namun sayangnya, ia harus berpasangan dengan Sada...