— Hai, selamat membaca
∞
" Anjir ini lama banget! "
Sadam sudah ngedumel dari tadi. Sumpah ini gurunya betah banget buat ceramah perkara ada salah satu anak di kelasnya yang ketahuan ngerokok pas istirahat. Habis ibadah ashar, seluruhnya langsung disuruh kembali ke kelas dan kena omel seluruhnya. Peraturannya bukan gak boleh, boleh asal tidak saat jam sekolah dan di area sekolah.
Ponselnya dari tadi terlihat notifikasi dari Anna yang menanyakan keberadaannya.
Jam empat kurang gurunya itu mengakhiri sesi mengomel. Sadam langsung pergi menuju lap MIPA tempat ia dan Anna mengikuti kelas tambahan.
" Kok lama? Kalo gak niat, bilang aja biar lo diganti yang lain, " ucap Anna begitu Sadam mendudukkan pantatnya di kursi.
" Iya maaf, tadi dapet ceramah dulu, " balas Sadam. Ia lalu mengeluarkan alat tulisnya. " Langsung bahas materi mana? "
Anna mengeluarkan dua buah kertas. Ia memberikan salah satunya ke Sadam.
" Kata Bu Feni, katanya ini materi yang bakal keluar nanti. Juga ada mekanisme lomba, " ucap Anna. Cewek itu lalu mengeluarkan kertas lainnya. " Ini soal tahun lalu, katanya hari ini mending kita ngerjain ini. "
" Tapi cuman satu, gimana ngerjainnya? " tanya Sadam.
" Dibuku lah, alay! Lo ga bawa buku apa? " jawab Anna.
" Ya bawa, buku pelajaran, " balas Sadam.
" Ya jangan dicampur, Sadam..... " Frustasi banget Anna.
Emosi banget jujur Anna ngadepin Sadam ini. Tapi ya... Mau gimana lagi, selama beberapa bulan ke depan mereka bakalan kerja sama buat olimpiade ini.
" Lagian kenapa gak langsung di kertasnya aja, sih? Ga dibolein? " ujar Sadam sambil membolak-balik kertas itu.
" Bukan! Nanti ngerjain di kertasnya pas buat hari H. Jadi yang dibuku buat nyocokin bener apa kagak. Paham gak? " jawab Anna. "
Sadam mengangguk. " Terus sekarang gimana? Lo sendiri gak bilang kalo bawa buku tambahan. "
Anna menghela nafasnya. " Iya gue minta maaf. Dah lo ambil tab itu aja, lo ngerjain lewat sono. "
" Iya. " Sadam lalu mengambil tab yang disediakan oleh sekolah.
Mereka lalu mulai mengerjakan soal olimpiade tahun sebelumnya. Soal pertama berhasil dilewati dengan mudah. Soal kedua masih sama, Anna bisa menjawab tanpa berpikir keras. Masuk soal kesepuluh otaknya mulai berpikir keras. Sesekali gadis itu terlihat memegangi kepalanya.
Sadam notice Anna yang tampak berpikir itu. Ia berdeham memecah keheningan.
" Apa? " tanya Anna.
" Susah? "
Anna mengangguk.
" Kenapa gak nanya gue? Guna gue apa di sini? Kan gue di sini jadi partner lo, " ucap Sadam sambil ia memberikan tabnya ke Anna. " Nih gue udah selesai nomer itu. "
Anna melihatnya. " Kok bisa? Gimana? "
Sadam mulai menjelaskan cara ia menjawab soal nomor 10 itu. Anna perlahan-lahan memahami penjelasan yang Sadam berikan. Cukup mudah dimengerti, batinnya. Cewek itu berlanjut ke nomor berikutnya usai ia berterima kasih.
" Gak usah gengsi buat minta bantuan, " ucap Sadam yang tampak membuka kalkulator di ponselnya.
" Iya, makasih lagi, " jawab Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sin Cos Tan
Teen Fiction[SELESAI] Olimpiade Matematika Nasional incaran Anna ada di depan mata. Ia yang terpilih begitu bersemangat untuk mengikuti olimpiade yang pemenangnya bisa mendapat beasiswa di Universitas impiannya. Namun sayangnya, ia harus berpasangan dengan Sada...