20. D-Day

196 42 7
                                        

- Hai, selamat membaca

Hari ini tiba. Hari saat olimliade akan dilaksanakan. Siapa pun yang menang bisa mendapatkan beasiswa masuk ke Universitas Budi Pekerti. Salah satu universitas ternama dan memiliki persaingan cukup ketat untuk menjadi mahasiswa di sana.

Anna dan Sadam sudah siap semua. Beberapa bulan terakhir mereka sudah mempersiapkan semuanya.

" Stay calm, oke. Gue juga deg-degan, " ucap Sadam yang membuyarkan lamunan Anna.

Dari semalam Anna benar-benar kepikiran tentang hari ini. Segala pikiran bagaimana nanti, apa ia bisa menang, kalo gak menang gimana, keluar masuk ke otak Anna.

" Kita pasti menang, yakin! " ucap Sadam lagi.

" Hai bestieee!! Ih kaku amat, lo, Na! " Ini Gracia nyamperin mereka.

" Kenapa Gures? " balas Anna.

" Hehehe, enggak sih. Tapi yuk ke bus, " ujar Gracia.

Sadam mengkode Anna untuk mengikuti Gracia. Anna mengangguk. Mereka bertiga lalu bersamaan menuju ke bus yang digunakan untuk menuju ke tempat olimpiade.

" Kita cuman berenam tapi nyewa bus, " ucap Sadam pas baru masuk.

" Keknya biar semua pada bareng and gampang di sononya, deh, " sahut Gracia.

Anna mengambil tempat duduk dekat jendela. Ia menaruh tas di bagasi atas setelah mengeluarkan beberapa matero untuk ia pelajari. Setelah itu ia merasa kursi di sebelahnya diisi.

" Gak papa, kan, di sini? " Sadam duduk di sana.

Anna mengangguk.

Bus lalu mulai berjalan menuju lokasi olimpiade. Jarak dari sekolah ke lokasi memakan waktu satu setengah jam. Di dalam bus, semuanya pada menikmati waktu santai sambil ngobrol-ngobrol sebelum nanti bertempur dengan berbagai macam pertanyaan.

" Liat, dong. Mau belajar, " ucap Sadam.

Anna memberikan kertasnya ke Sadam. Sementara dirinya, kini membuka video pembelajaran yang dikirim oleh pembina mereka semalam.

" Nih, thanks. " Sadam memberikan kertas itu ke Anna.

" Udah? Gak belajar lagi? " tanya Anna sambil menerima kertas tadi.

" Udah semalem, " jawab Sadam. Cowok itu lalu membuka ponselnya.

Anna langsung mengambil ponsel Sadam. " Lagi! Biar menang! "

Sadam berdecak. " Na, plis. "

" Oh... oke. " Anna lalu mengembalikan ponsel Sadam san membuka kembali latsol yang sudah dikerjakan beberapa bulan ini.

Sejujurnya Sadam merasa kalau Anna cenderung kerja sendiri. Sedikit egois, tapi Sadam cukup mengerti bagaimana cewek itu.

" Gue tuh mau ngomong, tapi gak enak kalo ngomongnya sekarang, " ucap Sadam.

" Ngomong aja, alay! " balas Anna.

" Entar lo kesinggung kalo sekarang. Entar aja habis final, " jawab Sadam. " Semoga. "

" Aamiin... "

Rombongan mereka sampai ke tempat acara. Tempatnya langsung di Universitas pemberi beasiswanya langsung. Keadaan juga sudah ramai dengan murid SMA dari seluruh Indonesia yang akan mengikuti olimpiade hari ini.

Anna terus meyakinkan dirinya kalau dia pasti bisa dan pasti menang. Tapi beberapa kali ia terlihat insecure melihat para siswa-siswi lainnya.

" Minum dulu, yuk. " Sadam menyorkan sebotol air mineral ke Anna.

[✓] Sin Cos Tan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang