17

9 4 0
                                    

"Masa lalu mungkin tak dapat kita ulang kembali, tapi masih bisa kita kenang dalam ingatan"
.
.
.

Bandung, 17 Maret 2018

Suara petikan gitar Ravi mengiringi suara Grace yang merdu, menemani sepinya malam di kala itu. Mereka berenam berkumpul di taman belakang rumah Ravi. Andy yang sibuk dengan game nya, Aksa dan Alam tengah sibuk dengan daging yang mereka panggang.

Malam itu cukup indah jika dibayangkan.

Sesekali suara merdu Alam menyahut bersama dengan suara Grace yang tak kalah merdu. Mereka menghabiskan waktu weekend mereka dengan berkumpul seperti ini, jarang sekali mereka bisa berkumpul karena mereka beda kelas dan tentunya terkadang ada yang sibuk dengan organisasi dan ada juga yang sibuk dengan tugas-tugasnya yang menumpuk.

Hari ini sudah lebih dari dua tahun hubungan Ravi dan Grace. Rasanya bukan waktu yang sebentar, tapi Grace rasa semuanya berjalan dengan baik--hubungannya.

Dan engkau hadir
Merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau membawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna...

Suara Grace dan Ravi kali ini menemani malam yang sunyi. Perpaduan suara khas berat Ravi dan suara indah Grace kemudian diiringi petikan gitar itu sungguh sopan ketika masuk ke dalam indra pendengaran siapapun yang mendengarnya.

Dan membuatku utuh
Tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukku..

Grace mengakhiri nyanyiannya bersamaan dengan Ravi yang mengakhiri petikan gitarnya.

"WUUIIIIHHHH!!! " suara riuh dari Alam dan Aksa memecahkan kesunyian yang ada.

Alam berseru sembari membawa sepiring daging yang sudah selesai dipanggang. Andy yang sebelumnya terfokus pada ponselnya berbalik beralih pada makanan yang lebih menggoda dirinya.

Cahaya lampu yang tak terlalu terang ditemani bulan dan bintang yang turut bersinar untuk menghilangkan gelap dan sunyi di antara mereka.

Malam yang sempurna.

"Eh lo berdua nyanyi lagu lagi kek, apa gitu biar gak sepi-sepi amat. " Aksa kali ini membuka obrolan.

"Lagu apaan? " tanya Ravi sembari mencoba beberapa kunci pada gitarnya.

"Terserah apa aja yang asoyy pokoknya, malem ini kita party! " Alam menuang coca cola yang ada pada botol besar ke dalam gelas di hadapannya.

"Juwi, nyanyi sama gue yuk! Yakali lo diem-diem bae daritadi. " ajak Grace pada Juwi yang sibuk diam menatap Ravi dengan tatapan canggung bak anak perempuan yang ikut berkumpul bersama dengan bapak-bapak.

"Hah? Gak ah... Suara Juwi gak sebagus Kak Grace " tolaknya.

Grace langsung memasang wajah garangnya yang justru terlihat menggemaskan.

"Lo nih ya, suara lo itu bagus, pede aja! Gak pede ya mana ada yang mau mengakui. " titah Grace. Juwi yang ragu langsung menatap kakaknya yang berada di dekatnya.

"Udah kalian berdua nyanyi aja, abang yang mainin gitarnya " Ravi tersenyum pada adiknya, sorot matanya terlihat meyakinkan adiknya bahwa ia bisa.

"Lagu I Like Me better ya? " Grace terdengar antusias.

Juwi mengerjap beberapa kali, begitupun Ravi yang hendak memetik gitarnya langsung terhenti karena permintaan Grace.

"Aku gatau kuncinya, Grace " Ravi terlihat tak enak, sedangkan Juwi hanya diam.

Rain in December | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang