✨11✨

459 52 1
                                    

HAPPY READING ❤️

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Seorang pria menggunakan pakaian serba hitam memasuki sebuah ruangan. Didalam ruangan itu sudah ada seorang pria ber-jas hitam yang begitu rapi dan seorang wanita yang sudah menunggu. Pria itu duduk dihadapan dua orang itu, ia menaruh sebuah berkas dimeja lalu menatap dua orang didepanya.

" Saya mendapat informasi terbaru." Ujar orang itu sambil melempar sebuah map ke atas meja membuat dua orang didepanya menatapnya.

" Dia masih punya seorang anak yang dia sembunyikan..."

"... dan itu data yang saya dapat." Lanjut orang itu.

Seorang pria ber-jas mengambil berkas itu dan mulai membacanya. Ia tersenyum miring lalu bergumam.

" Melvia Starla Adijaya well come to the game cantik." Gumamnya lalu menyeringai.

~~~

Melvi merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya, dia menatap langit-langit kamarnya. Bosan dan sepi itulah yang dia rasakan. Perlahan ia bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju almari. Melvi membuka almari itu lalu berjongkok, jemari lentiknya perlahan mengambil sebuah kotak kecil lalu membukanya. Sebuah kalung berliontin bulan dengan motif bergaris-garis didalamnya. Melvi mengambil kalung tersebut lalu menatapnya cukup lama.

" Siapapun yang udah kasih kalung ini semoga gue bisa ketemu sama lo." Gumamnya.

" Entah kenapa kalung ini bikin gue nyaman." Melvi tersenyum.

Disisi lain kini Arsa tengah berkumpul dengan teman-temannya di markas ALTAROS. Markas terlihat begitu ramai oleh para anggota ALTAROS, ada yang menonton TV, bercanda dengan temanya yang lain, ada juga yang memasak makanan, serta ada yang menjamet contohnya Babas, Vandra dan beberapa anggota dengan otak se-frekuensi.

" UWOOOOO UWOUWOOOOOOOOO." Teriak Vandra berdiri di atas meja dengan botol minuman sebagai mik.

" TUHAN KU CINTA DIA..." Nyanyinya bersama Bastian dan beberapa anggota, dengan nada dangdut.

" KUINGIN BERSAMANYA...."

" Goyang mang....." Ujar Bastian.

" KUINGIN HABISKAN NAFAS INI BERDUA DENGANNYA..."

Mereka bernyanyi dengan sangat menghayati hingga menggerakan tangan mereka mengikuti nada. Berbeda dengan Arsa, Andra dan Jojo yang menutup telinganya rapat-rapat.

" JANGAN RUBAH TAKDIRKU..."

" SATUKANLAH HATI KU DENGAN HATINYAAAAAAAA......"

" ASYEKKKK." Ujar beberapa anggota lainnya.

" HUWOOOOO UWOUWOOOOO." Teriak Vandra semakin keras sambil mengangkat tanganya serta kakinya bergeser kesamping perlahan hingga...

Gubrak..

Sontak nyanyian mereka terhenti dan berubah menjadi tawa yang begitu menggelegar ketika Vandra tiba-tiba terjatuh dari atas meja dengan tidak elitnya.

Hahahahahahaha

" Woi hahaha astaghfirullahhaladzim Van haha." Tawa Bastian memegangi perutnya.

" Mampus lu." Ujar Andra terkekeh.

" Banyak tingkah, karma kan lo!" Ujar Arsa melempar kaleng bekas minuman hingga mengenai kepala Vandra membuatnya mengaduh.
Itu namanya udah jatuh terbalang kaleng!

" Van Anjir hahaha mata lo dimana sat hahaha." Tawa Samuel.

" Bantuin sat malah ketawa, sakit pinggang gue." Ujar Vandra mencoba berdiri sambil memegangi pinggang yang terasa sakit.
Encok dah tu pinggang:D

Samuel berdiri dari duduknya dan membantu Vandra untuk berdiri.

" Pelan-pelan njir." Ujar Vandra.

" Ini udah pelan bego." Cibir Samuel.

" Makanya jangan banyak tingkah." Ujar Jojo ketika Vandra duduk disampingnya.

" Brisik, mending pijitin pinggang gue sat." Ujar Vandra masih memegang pinggangnya.

" Lo nyuruh gue?!" Jojo mendorong pinggang Vandra hingga membuatnya berteriak kencang.

" AAAAGRHHHH PINGGANG GUE!"

Sontak semua yang ada di sana menutup telinga mereka karena Vandra berteriak sangat keras. Andra yang melihat kembarannya seperti itu bukanya kasihan malah merasa malu. Dia berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju arah Vandra.

" Balik." Ujar Andra menarik kerah baju Vandra.

" Pelan-pelan njir." Ucap Vandra.

" Lo yang nyetir." Lanjutnya menyerahkan sebuah kunci mobil pada Andra.

" Hm." Gumam Andra terus berjalan sambil menarik kerah baju Vandra. Sedangkan Vandra berjalan dengan tertatih.

Arsa menatap kepergian mereka berdua lalu bangkit dari duduknya dan melangkah keluar markas.

" Mau kemana Sa?" Tanya Bastian.

" Balik." Ujar Arsa singkat lalu keluar dari sana.

Ia menaiki motornya yang terparkir lalu melajukannya dengan kecepatan sedang. Sebenarnya ia tidak ingin pulang, ia hanya ingin menenangkan dirinya. Arsa menghentikan motornya di sebuah taman lalu melepas helm nya setelah itu ia berjalan hingga sampai disebuah danau. Danau itu merupakan tempat yang sering ia kunjungi untuk menenangkan pikiran, karena danau itu jarang sekali ada orang yang mengunjungi dan sangatlah sepi.

Arsa mendudukkan dirinya salah satu bangku yang ada. Ia memandangi air danau yang begitu tenang, entah kenapa tiba-tiba ia teringat akan kejadian sepuluh tahun yang lalu disaat dia terpeleset ke jurang dengan seorang gadis seumurannya.

" Siapa lo sebenarnya?" Tanyanya pada diri sendiri.

" Apa mungkin masih hidup setelah kejadian itu? Andai dulu lo gak nyamperin gue pasti gak akan ikut terjun ke jurang." Arsa terkekeh.

Arsa mengedarkan pandangannya kesetiap penjuru taman. Manik matanya menangkap sosok seorang perempuan dengan celana jeans dan hoodie berwarna hitam tengah duduk direrumputan. Merasa tidak asing dengan orang itu Arsa bangkit dari duduknya lalu menghampirinya. Saat sudah dekat dia tersenyum miring ketika tau perempuan itu adalah Melvi, lantas ia mendekat dan duduk disamping Melvi.

Melvi merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya akhirnya ia menoleh dan mendapati Arsa disampingnya.

" Ngapain Lo?" Ketus Melvi.

" Liatin air." Jawab Arsa.

" Lo ngapain kesini? Ketempat sepi kayak gini, gak takut?" Lanjutnya.

" Ck, ngapain gue harus takut?" Melvi terkekeh.

" Culik om pedo nanti lo." Ujar Arsa.

" Eh tapi mana ada si om-om suka sama cewek modelan kayak lo!!" Lanjutnya lalu tertawa.

" Sialan." Umpat Melvi.

Entah kenapa Arsa merasa nyaman berada di samping Melvi, dia merasa hidupnya menjadi sedikit berwarna. Nyatanya kini ia bisa tertawa. Arsa menoleh kearah Melvi manik matanya menangkap sebuah kalung berliontin bulan yang dikenakan oleh Melvi. Tawanya kini mereda, ia begitu tidak asing dengan kalung itu.

" Itu kalung......"

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Hayo kalung apaan tuh?
Mampus lo gwe gantungin😎

Udah bye segitu dulu capek gwe ngetik")

Jangan lupa vote and comment sebelum lanjut ke part berikutnya

~×~

Bye👋
See you ❤️
Bantu share and promote yaw❤️

ARSAKA!! [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang