✨18✨

293 25 3
                                    

Happy reading 😍

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~~•~•~•~•~•~•~•~

Pukul 18.00 WIB Arsa masuk kedalam rumahnya yang tampak begitu sepi. Seragam sekolah masih melekat ditubuhnya, lengan kirinya menenteng tas miliknya. Ia melangkah masuk lalu menaiki tangga satu persatu. Ketika sampai diujung tangga terlihat Revan yang tengah menutup pintu kamar Revan sendiri. Ia hanya menatap sebentar lalu kembali melangkah menuju kamarnya.

" Bang Ar?" Panggil Revan.

Arsa menghentikan langkahnya dan berbalik badan ke arah belakang. Terlihat Revan berjalan kearahnya.

" Buat lo bang." Revan menyodorkan sebuah tote bag kepada Arsa.

Arsa hanya terdiam sambil menatap tote bag berwarna coklat itu.

" Tadi gue pergi sama bokap, gue ke inget lo jadi gue beliin ini." Ujar Revan.

Arsa terkekeh lalu menatap Revan,
" Gue gak butuh pemberian lo." Ujar Arsa lalu berbalik badan dan melangkah kembali sebelum akhirnya ucapan Revan mengehentikan langkahnya.

" Gue tau bang, gue tau lo butuhnya bokap bukan gue, gue cuman berusaha buat bikin lo gak ngerasa kesepian, gue cuman berusaha buat ada disamping Lo." Ujar Revan lalu menghampiri Arsa.

" Gue cuman mau jadi saudara yang baik bang, kali ini aja terima pemberian gue." Pinta Revan.

Arsa melirik tote bag yang disodorkan oleh Revan itu. Dengan sedikit berat dihatinya ia mengambilnya, lalu menatap Revan yang tersenyum tulus.

" Makasih bang, semoga lo suka." Ucap Revan.

Arsa hanya bergumam lalu berjalan masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu. Sedangkan Revan masih berdiri ditempat.

" Sorry bang, gara-gara gue lo jadi kehilangan kasih sayang bokap." Ucapnya pada diri sendiri lalu kembali ke dalam kamarnya.

~~~~

Arsa melempar tasnya ke sofa di kamarnya, ia duduk dipinggir kasurnya lalu menatap tote bag yang ia bawa. Perlahan ia membuka tote bag itu. Terlihat sebuah Hoodie berwarna abu-abu dengan tulisan 'BROTHER' dibagian dada dan sebuah Jas hitam polos. Ia hanya menatap sebentar barang pemberian Revan itu dan memasukan kembali ke dalam tote bag lalu menyimpannya di lemari.

Ting

Terdengar suara denting pesan masuk dalam ponselnya. Arsa menutup pintu almarinya dan mengambil ponsel yang ada diatas nakas.

Dokter Herman :
Bisa kerumah sakit malam ini?
Saya harus cek kondisi kamu, saya tunggu di ruangan saya.

Arsa meletakkan kembali ponselnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lama ia keluar dari kamar mandi dengan celana jeans hitam dan kaos putih polos. Ia menyambar jaket hitam miliknya lalu berjalan menuju keluar rumahnya.

Ia menaiki motor ninja hitam miliknya dan memakai helm full face setelah itu ia melajukan motornya keluar dari halaman rumahnya.

Revan sedari tadi hanya menatap kepergian Arsa dari balkon kamarnya. Sejujurnya ia punya rasa ingin bermain bersama Arsa, ia ingin hubungan persaudaraan mereka itu baik-baik saja.

ARSAKA!! [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang