DOK! DOK! DOK!
"Pak Sangyeon! Apa anda di rumah?"
Ku gedor pintu rumah reflection-ku. Ia membuka pintu sambil meniup gelas berisi sesuatu yang panas. Mungkin itu kopi seperti biasanya, tapi itu tak penting.
"Oh, Hangyul. Ada apa malam-malam kemari? Biasanya kau hanya menemuiku di dunia mimpi saja."
"Maafkan saya, Pak Sangyeon. Tapi, ini penting."
"Oh, masuk saja."
Pak Sangyeon masuk lebih dulu, aku mengikuti. Kami duduk di sofa yang sudah tidak berdebu, rutin dibersihkan rupanya.
"Kamu mau kopi atau teh?"
Tawar beliau."Tidak, terima kasih, Pak Sangyeon. Saya langsung saja ke intinya."
"Oh,"
Pak Sangyeon menaruh cangkirnya di atas meja kayu tanpa taplak."Silakan."
"Apa yang Pak Sangyeon ketahui tentang tragedi 7 tahun lalu?"
"Tragedi 7 tahun lalu? Maksudmu Tragedi Jembatan Yeongdong?"
"Benar, paparkan semua berita itu pada saya."
"Bukankah aku telah menjelaskan? Apa selama 7 tahun kamu tidak membaca atau melihat berita tentang itu?"
"Tidak, Pak. Saya.. saya tidak pernah mendengar berita itu selama bertahun-tahun, selalu mengingatkan saya pada Ayah dan Ibu."
"Hmm, aku tidak menyalahkanmu. Baiklah,"
Beliau melipat tangan.
"Tragedi Jembatan Yeongdong 7 tahun lalu adalah kecelakaan yang paling mengerikan, aku yakin kau tahu itu. Bahkan, sampai menjadi salah satu kecelakaan terbesar dan terparah dalam catatan kepolisian Korea Selatan. Pelaku tidak ditemukan, padahal di rekaman CCTV sebelum jembatan, polisi mengklaim kalau supir truk itu terjun ke sungai. Kecelakaan tersebut merenggut istri dan anakku, juga orang tuamu bukan?"
Aku mengangguk.
"Lalu, apa poinmu menanyakan ini padaku, nak?"
"Oh, maafkan saya."
Aku memajukan badanku."Tadi, laki-laki tua itu datang ke rumah Pamanku lagi. Saya sempat menguping, dia mengatakan hal seputar orang tua saya dan juga bilang kalau tidak salah 'andai saja aku tetap di jembatan itu' atau apalah. Jadi, saya rasa orang ini ada hubungannya dengan keluarga saya dan kecelakaan di jembatan Yeongdong. Karena tak mungkin 'kan orang biasa mengatakan hal sepele begitu, Pak Sangyeon?"
Pak Sangyeon membuka mata lebar-lebar. Seakan terkejut dengan pernyataanku. Kemudian ia memegang kedua pundakku.
"Yang benar kau, nak?!"
"I-iya, itu yang saya dengarkan."
"Kalau begitu, ayo kita cari kebenaran itu! Aku akan membantumu mencarinya di pohon Namukum. Dengan begini, istri dan anakku bisa tidur tenang mengetahui siapa pelakunya."
"Baiklah, Pak Sangyeon. Kalau begitu, saya akan pulang dulu."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓
Fantasy[TAMAT - continued in Book 3] Seri kedua dari pentalogi "The Dreamers", yaitu "Hangyul, Sang Penangkap Mimpi". Fantasy "The Dreamer" universe by Silver Vermouth Lee Hangyul, remaja laki-laki yang hidup sebatang kara. Kini dia bekerja di toko bunga m...