28. New Story Begins?

9 3 0
                                    

"YURI SADARLAH!"

"Hah?!"

Teriakan Kak Hangyul membuatku sadar dan segera ku lepas kapak yang hampir berubah drastis. Lambat laun peraknya kembali dan menghilangkan hitam-emas. Aku jatuh duduk, lalu melihat Minju. Ekspresinya sangat takut dan matanya tak lepas dari kapaknya.

"Hah... Maafkan aku, Minju."

"GYAHAHAHA! Sayang sekali, Yuri. Kita akan bertemu lagi."

Orang itu kemudian menarik tangan kanan Kak Hangyul dan diangkat.

"Dur neh viir."

JDARR!

"UUAAAAAGGHH!"

Tangan kanan Kak Hangyul tersambar petir. Di saat petir itu muncul, Pasukan Bayangan Malam dan orang berjubah hitam menghilang. Rantai yang melilit nenek, Minju, dan Sangyeon turut lenyap. Sangyeon segera lari ke Kak Hangyul yang kesakitan memegang tangan kanannya. Minju langsung mengambil kapak dan melenyapkan benda itu. Aku bangkit dan lari ke Kak Hangyul.

Tangan kanannya mengeluarkan asap. Kami semua melihat lambang kutukan dari pasukan Bayangan Malam di punggung tangan kanan Kak Hangyul.

"Astaga!"
Minju menutup mulutnya.

"Hangyul! Kau tidak apa-apa, nak?!"

"Hangyul, maaf... Kamu sekarang adalah salah satu dari Bayangan Malam."

Kata Minju dengan nada penuh sesal.

"Ugh,"
Kak Hangyul melihat punggung tangannya yang berasap.

"Apa kutukan ini bisa hilang?"

"Aku tidak tahu, Hangyul."

"Pasti ada caranya 'kan, Putri Dewi?!"
Sangyeon panik.

"Aku harap aku mengerti, Sangyeon."

"Anda 'kan tahu segalanya, Putri Dewi, saya mohon, pasti anda tahu."

"Sangyeon, sabarlah!"

Nenek memegang pundak Sangyeon. Minju cuma menggeleng.

"Sial!"
Sangyeon memukul tanah akibat kesal.

Aku duduk bersimpuh melihat Kak Hangyul yang meringis kesakitan. Kak Hangyul jadi salah satu pasukan Bayangan Malam gara-gara aku. Kalau saja aku tidak mengancam orang tadi. Pasti Kak Hangyul tidak akan jadi seperti ini. Payah. Aku tidak berguna. Aku membuat penghalang di jalan seseorang.

"Pasti ada caranya."

Kata Minju yang tiba-tiba optimis. Kak Hangyul duduk, dibantu oleh Sangyeon.

"Dengar, untuk sementara jangan pernah tidur pulas. Seringlah mampir ke dunia mimpi agar Sangyeon dan aku bisa mengontrol kutukan ini. Karena kamu bisa menjadi Bayangan Malam kapan saja."

"Baik, Putri Dewi."
Jawab Kak Hangyul singkat.

"Aku akan ke Mahligai, menanyakan tentang kutukan Vulon-vokun dan,"

Minju menoleh padaku yang ada di belakang.

"Kapak perak."

***
#####

Pagi di hari Jumat, aku bangun dengan suasana hati yang kacau. Ku lihat punggung tangan kananku. Samar-samar aku melihat sebuah segitiga di permukaan kulit. Setelah tangan kiriku sembuh, kini giliran tangan kananku yang bermasalah. Menjadi salah satu pasukan Bayangan Malam? Huh, aku tidak akan biarkan orang itu mengambil alih pikiranku. Pasti Putri Dewi akan menemukan solusinya. Untuk sementara ini, aku akan berkegiatan seperti biasa.

Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang