21. A Night to be Remembered

5 3 0
                                    

Hyewon sejak siang tadi belum pulang ke rumah. Ini hampir larut malam dan ponselnya tidak aktif, chat pun hanya centang 1. Memang, sejak pagi tadi aku tidak bertemu Hyewon sama sekali. Paman dan Tante Kang juga tidak tahu dimana Hyewon bekerja kelompok. Sial!

Aku menepi dulu, membuka kontak dan sekali lagi menelpon sepupu perempuanku. Masih saja tak aktif. Spekulasi terbaikku adalah dia tertidur di rumah temannya. Spekulasi terburukku dia diculik, padahal baru beberapa hari kami membahas itu ketika usai makan bersama. Aku akan memberitahu Hyunjin lebih dulu.

"Halo, Sayang?"

"Hyunjin, kamu tidak apa-apa 'kan?"

"Aku tidak apa-apa kok. Ada apa, sayang? Kok panik gitu?"

"Hyewon hilang."

"Apa?!"

"Sejak siang tadi dia belum pulang."

"Kamu dimana sekarang, sayang? Aku bantu cari ya?!"

"Tidak! Kamu jangan keluar rumah, sayang."

"Kamu dengan Paman Kang?"

"Aku sendirian sih."

"Kalau begitu biar aku temani."

"Tidak perlu, sayang. Jangan khawatir, oke? Aku akan kabari lagi, jangan keluar rumah, sayang, sekarang lagi maraknya penculikan. I love you!"

"Hati-hati, sayang!"

Aku sudahi telepon tadi. Baiklah, kalau begini terus aku akan cari Hyewon dengan kekuatanku. Saat kepekaanku sudah tinggi, aku segera memacu motor tuaku ke arah timur. Insting kepekaanku mengatakan kalau ada sesuatu yang berkaitan dengan Hyewon di Jalan Besar keempat, tepatnya di Kafe Oneiro.

Aku berhenti di dekat gang sempit samping Kafe tersebut. Baru saja aku matikan mesin, ada dua orang yang jalan terseok-seok. Satunya mengalungkan tangan ke orang lain. Karena tak tersoroti lampu, aku tak bisa mengetahui dengan jelas siapa dia. Tapi, aku yakin salah satu darinya adalah Hyewon.

"HYEWON!"

Panggilku saat mengetahui bahwa yang mengalungkan tangan adalah Hyewon, dan sebelahnya ada Haechan. Betapa terkejutnya aku melihat Hyewon, beberapa bagian kaosnya sobek-sobek, bahkan wajahnya seakan tak sadarkan diri meskipun matanya terbuka. Jaket Haechan hinggap di Hyewon untuk menutupi bagian tubuhnya.

"Haechan! Kenapa Hyewon bisa begini?!"

"Hangyul! Syukurlah aku bertemu denganmu! Hyewon dan beberapa perempuan lainnya diculik! Mereka akan dijadikan korban penjualan organ manusia di pasar gelap."

"Astaga, hey, Hyewon! Kamu tidak apa-apa, Hyewon? Hey, bicara padaku!"

Aku langsung menepuk-nepuk pipi Hyewon. Matanya sayu dan tak sadarkan diri.

"Dia mungkin kena pengaruh obat bius, Hangyul."

"Apa kamu yang menyelamatkannya, Haechan?"

"Bukan cuma aku, Jaemin dan Jeno yang menyelamatkan perempuan-perempuan lain. Yang menculik mereka adalah geng Paku dan Ular, dan Lucas salah satu anggota mereka. Jaemin menyuruhku untuk mengantar Hyewon ke rumahnya."

"Aku sudah menduganya sejak saat itu. Jadi, Jaemin dan Jeno dimana?"

"Mereka masih di markas geng Paku dan Ular, mereka berdua mungkin akan menghabisi Lucas."

"Astaga, ya sudah, bantu aku menaikkan Hyewon ke motor, Haechan!"

Aku mulai menaikkan tubuh Hyewon ke motor, lalu Haechan memegani Hyewon saat aku naik dan menyalakan motor.

Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang