2. Resemblance

17 6 0
                                    

SWIIIISH~

Aku terkejut mendengar suara angin. Seketika itu juga aku duduk dari tempatku. Aneh, aku masih berada di pohon beringin besar, tapi disekitarnya ada genangan air yang mengitari pohon. Juga, ada yang berbeda dengan pohon-pohon di hutan. Semua terasa ganjil, seakan semua berubah secara drastis.

"Kok aneh ya?"

Ku rasa aku tertidur dan sedang bermimpi, aku coba mencubit tanganku. Tapi, aku kesakitan sendiri. Semua terasa nyata, saat ku sentuh batang pohon beringin, rumput kecil dibawah, dan air jernih yang mengitari pohon, semua benar-benar terasa.

Aku berjalan mengikuti air itu, di satu sisi, aku melihat dua buah batu lonjong dengan ukiran seperti simbol-simbol yang berbeda. Aku belum pernah melihat simbol ini, satu simbol berbentuk segitiga dengan pucuknya dibawah dan ada bentuk wajik ditengah. Sedangkan yang lainnya berbentuk lingkaran besar dengan lingkaran-lingkaran kecil didalamnya, juga ada sebuah wajik di tengah.

"Ini simbol apaan?"

Aku sentuh dua batu itu, pasti ada sesuatu di sekitarnya. Tak ada apapun, kemudian ku coba cari batu lainnya dengan mengitari pohon ini sekali lagi. Sayangnya hanya dua buah batu saja yang ada. Aku harus keluar dari sini, suasananya aneh.

Sesaat aku hendak meloncat ke luar area dalam lingkaran air, seperti ada yang sedang mengawasiku dari belakang. Mau tidak mau aku harus menoleh. Ada seseorang yang duduk bersila menyandar di pohon sedang menutup mata. Padahal aku yakin tidak ada siapapun saat memutari pohon ini, hanya dua batu dengan simbol aneh.

Aku dekati orang itu, betapa terkejutnya aku saat melihatnya. Dari suatu sudut, laki-laki yang menutup mata ini sedikit mirip denganku.

Apa ini diriku sendiri? Bulu kudukku tiba-tiba merinding. Apa mungkin ini hanya halusinasi saja ya? Aku akan coba memanggilnya.

"P-permisi."

Orang itu tidak bereaksi.

"Halo, permisi."

Aku sedikit menepuk pundaknya. Perlahan ia membuka kelopak mata, lalu pupilnya diarahkan padaku. Orang itu terkejut saat menatapku. Bukan hanya dia, tapi akupun terkejut dibuatnya.

"Lho? Kamu siapa?! Kenapa kamu ada disini?!"
Tanya laki-laki muda yang mungkin umurnya diatasku.

"Saya cuma istirahat dekat pohon ini, tapi entah kenapa jadi berubah tempat. Apa anda tahu jalan keluar dari sini?"

"Tunggu dulu, siapa namamu?"

"Namaku Lee Hangyul. Saya bekerja di toko bunga bernama Flower Dream di jalan besar kedua. Sa-"

"Tunggu!"

Orang itu memotongku dengan menepuk pundak kiriku.

"Kita berdua mirip, tapi ada sedikit perbedaan."

"Maksud-"

Tak sampai aku berkata lagi, ia mengangkat telapak tangan kanannya di depan wajahku. Posisinya seperti akan menjentikkan jari.

"Pulanglah."

CTIK!

Sesaat setelah orang itu menjentikkan jari, aku terbangun. Jadi, itu tadi semua hanyalah mimpi. Aku harus pergi dari sini sebelum aku terkena hal-hal mistis. Lebih baik aku tidur di rumah saja.

Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang