26. Resurrection

5 2 0
                                    

DEG! DEG! DEG! DEG!

Jantungku berdegup keras sekali. Keringatku bercucuran tak seperti biasanya. Ah, kepalaku sedikit pusing. Tiba-tiba aku rubuh dengan nafas terengah-engah. Ugh, aku tidak pernah selelah ini sebelumnya.

"Yuri! Kau tidak apa?"

"Ya... Ku rasa.."

"Aku akan aktifkan kekuatan, kalian berdua diam saja."

"Tapi, kamu akan terluka sepertiku, Minju."

"Tenang saja,"
Aku menengoknya.

"Ini adalah tugasku untuk melindungi kalian."

Lingkar matanya berubah jadi ungu, ternyata kekuatannya sudah aktif. Minju menudingku dan nenek, perisai bening menyerubungi kami.

"Zu'u hin hokoron."

Kata Minju dengan kapak yang digenggam dengan dua tangan setelah memberi kami perisai. Aku tidak tahu apa yang dia katakan, tapi ucapannya membuat mereka semua menyerangnya secara langsung.

Jujur saja, Minju di mataku adalah gadis yang terlihat lemah dan lembut. Namun, stereotip itu berubah saat aku melihatnya menari di pertarungan ini. Ayunan kapaknya cepat dan tepat mengenai badan-badan para pasukan Bayangan Malam. Padahal kapak itu berat, waktu itu aku berusaha sekuat tenaga saat mengangkatnya.

Sayatan-sayatan yang diberikan Minju pada tubuh pasukan itu kemudian mengeluarkan asap. Robek di tubuh mereka perlahan pudar dan mereka kembali seperti semula. Mereka bangkit lagi, Minju terengah-engah sambil berdiri bertumpu pada kapaknya.

"Ugh, ini tidak ada habisnya. Yuri, Yoojung, tutup mata kalian."

Nenek menutup mata lebih dulu. Aku penasaran apa yang akan dilakukan oleh Minju. Dia memegang kapak peraknya dengan dua tangan, kemudian diangkat. Corak di permukaan kapak kemudian menyala ungu. Lambat laun cerah dan..

KATS!

Seperti bom cahaya, warna ungu tadi sungguh cepat dan menyilaukan. Mataku sakit sekali tapi aku tidak berteriak, khawatir nenek tahu kalau aku buka mata. Aku dengar sekeliling kami roboh bersamaan. Aku berasumsi kalau cahaya tadi untuk mengalahkan pasukan ini.

"Ayo ke dalam!"

Ujar Minju sambil memecahkan perisai kami.

***

Hari Kamis aku dinyatakan boleh pulang. Tapi, aku tetap perlu kontrol agar tidak sering kambuh. Ah, aku rindu sekali dengan rumah. Ternyata teman-teman dengar kabarku pulang, mereka ramai-ramai menjenguk. Yena, Minju, Hyunjin, Nakyung, Eunbin, dan kak Hangyul.

Aku duduk di ruang tengah ditemani mereka semua. Hanya saja, Kak Hangyul duduk sedikit jauh. Kami berbincang-bincang tentang perkuliahan. Aku ketinggalan tugas banyak, bahkan ada tugas membuat video berpasangan.

"Apa?! Kamu bilang aku berpasangan dengan Jaemin?!"

"Iya, Yuri. Kamu dan Jaemin tidak masuk selama 4 hari, jadi kalian berdua membuat tugas video bersama-sama."
Jelas Hyunjin.

"Apa gak boleh aku tukar pasangan?"

"Gak bisa, Yuri, kamu tahu kan Bu Yebin susah diajak kompromi, padahal aku ingin sama kamu."

Hangyul, The Dream Catcher [Book 2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang