Four

714 33 7
                                    

Hai hai aku datang lagii :D
Happy reading guys! :)
-----------------------------------------

Sebelum tiba-tiba.....

________________________________________

Jamil POV

Hari ini sungguh melelahkan sekali. Mereka memberiku tugas yang banyak padahal itu tugas mereka kenapa akau yang harus mengerjakannya hah?? Mereka menindasku karena aku karyawan baru. Ckk.

Sekarang aku sedang menuju restoran biasa tempatku saat jam makan siang. Aku memakirkan mobilku. Tempat parkir biasa sudah penuh jadi aku parkir ditikungan ujung jalan dari restoran ini. Tumben sekali saat ini jalanan penuh. Terdengar ponselku berbunyi. Aku mengambil dari saku celanaku. Mom. Tumben sekali mom menelponku. Jika ada urusan penting mom baru akan menelponku. Firasatku tidak enak. Menekan tombol hijau untuk menerima panggilan mom.

"Halo mom"
"Jamil dimana kau sekarang?"

"Aku baru akan makan siang. Ada apa mom?"
"Bisakah setelah makan siang kau menemui mom. Ada urusan penting yang akan mom bicarakan denganmu."

"Tapi bagaimana dengan pekerjaanku dikantor? Apakah tidak bisa nanti malam saja setelah aku pulang?"
"Baiklah mom tunggu saat jam makan malam ya jamil."

"Oke mom."

Sambungan telah kuputuskan. Aku kembali berjalan menuju restoran tapi seseorang menabrakku. Tasnya sempat jatuh lalu segera ia ambil. Ia lalu mendongak kearahku.

"Maaf mas" ucapnya

"Oh iya tidak apa-apa" hey. Tunggu sepertinyaa aku pernah melihatnya. Tapi dimana? Ah iya dia gadis yang selalu ketaman setuap hari. Aku baru melihat wajahnya dari dekat. Kutarik lagi ucapan penilaianku bahwa ia memiliki wajah yang lumayan. Itu salah ternyata ia lebih cantik dari yang kubayangkan. Aku akan kembali menuju tempat restoran, tapi ada benda dikakiku. Aku mengambilnya sebuah dompet. Ini mungkin dompet si gadis taman itu.

"Hey tunggu. Dompet mu terjatuh" aku berteriak kearahnya tapi dia tidak mendengarku dan terus saja berjalan tergesa-gesa. Lengannya ditarik oleh seorang pria didepannya. Dia terlihat seperti ingin melepaskan tangannya tapi tidak bisa. Firasatku kembali tak enak. Kuputuskan untuk mengikutinya dan melupakan jam makan siang ku. Aku terus mengikutinya sampai ia dan pria itu masuk ke sebuah gang kecil disamping pertokoan.

Aku masih mengikuti mereka. Cepat sekali mereka jalannya!.

Sampai aku mendengar gadis itu membentaknya. Aku setengah berlari untuk menghampiri mereka. Sekarang aku berada lima meter dibelakang mereka.

Aku mendengar semua percakapan mereka. Aku melihat pria itu menampar gadis yang bernama yasmine itu hingga jatuh tersungkur ketanah. Lalu ia menarik lengan gadis itu dan menghempaskannya kedinding. Astaga bahkan bibir dan kening gadis itu terluka. Dan dia mulai menangis. Ini tidak bisa dibiarkan lagi, pria itu bisa terus menyakitinya. Sepertinya benar yang diucapkan gadis itu. Pria ini memang gila. Aku menghampirinya menarik kerahnya dari belakang lalu melayangkan tinjuku kearah wajahnya. Dia masih kaget dengan kehadiranku yang tiba-tiba. Sampai akhirnya dia sadar dan membalas tinjuku. Kami masih saling pukul tapi ia tak sebanding dengan kemampuan tinjuku. Sampai akhirnya dia tak sadarkan diri dibawahku. Dan dia memamng pantas mendapatka itu semua.

Aku bangun dan menghampiri gadis itu.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanyaku. Bodohnya aku!. Kenapa menyakan hal seperti itu. Sudah terlihat bahwa ia dalam keadaan memar diwajahnya. Tapi ia hanya terisak dan diam saja tidak menjawab pertanyaanku. Sepertinya dia masih syok. Dia memandang kearah depan sambil memegang lengannya yang bekas dicengkram oleh pria gila itu. Tapi tatapannya kosong. Sampai aku melambaikan tanganku ke wajahnya. Dia tersadar. Lalu melihat kearahku.

"Ma_maaf aku merepotkanmu. Dan terima kasih atas bantuannya" ucapnya sambil membungkukan badannya sedikit. Lalu ia pergi meniggalkanku.

"Apakah perlu kuantar nona?" Tawarku. Dia tidak membalikan badannya.

"Tidak usah. Terima kasih". Dia kembali berjalan dengan kakinya yang lemah. Dan sesekali tersandung sampai akhirnya ia jatuh.

Aku berlari kearahnya. Membalikan badannya dan menepuk-nepuk pelan pipinya.

"Nona?" Ia tak sadar. Dia pingsan. Aku mengangkatnya keluar gang ini. Lalu menyetop taksi.

"Pak ke Rumah Sakit Harapan" supir itu hanya mengangguk.

---------------------------------------------------

Sedikit yaa?? Gapapa deh yang penting update hehee :).
Jangan lupa vommentnnya ya guys! Sangat berarti buat aku, apalagi kalo ada masukan, secara aku pemula banget >< .
Oh iya! nanti di part ke 5/6 lah aku bakal jelasin siapa Daffa itu. :D
Okey thanks for reading nya!! ;)

YASMINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang