Author POV
"Sebenarnya aku kesal!" Ucap Lena sambil menunjukan wajah kesalnya.
"Kesal kenapa memangnya?"
"Kamu tau, hari ini aku dapat dua kekesalan!"
"Iya apa? Ceritakan!"
"Pertama, aku menunggu Alex tapi-"
"Alex?" Yasmine mengernyit bingung, ia baru saja mendengar nama asing di telinganya.
"Iya Alex, dia pacarku, memangnya aku belum pernah menceritakannya padamu ya??"
Yasmine hanya mengangguk. Memang Lena belum menceritakan perihal hubungannya dengan Alex itu.
"Aku sudah pacaran denganya, baru dua bulan sih"
Yasmine tak memotong ucapan Lena, ia ingin mendengar lebih jelas lagi.
"Dia itu orangnya nyebelin!"
"Nyebelinnya karena apa?"
"Dia itu selalu inkar janji dan suka ngaret" ucap Lena berapi-api karena emosinya belum tuntas.
"Tadi jam istirahat dia sms padaku untuk ketemuan, tapi aku tunggu gak datang-datang"
"Kalau begitu, kenapa masih kamu pertahankan orang seperti itu?"
Lena terlihat berpikir sebentar,
Benar juga Yasmine, betapa bodohnya aku!!"Iya juga, aku memang bodoh. Akan kubicarakan dengan dia nanti, kalau aku ingin mengakhiri hubungan ku dengannya"
"Lalu kesal karena apa lagi satunya?"
Lena menceritakan kembali perihal kejadian tadi siang. Mengalirlah ceritanya pada Yasmine bahwa dia bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan, dan pamrih itu.
"Aku kesal dan sebal pada pria itu!"
"Baju ku jadi basah terkena tumpahan white cofee miliknya! Untung saja aku membawa blezer ku"
"Sudahlah, kudoakan kamu tak bertemu dengannya lagi" ucap Yasmine sambil mengelus-ngelus bahu sahabatnya.
"Anak tadi yang waktu itu kamu ceritakan ya?"
Yasmine mengangguk tersenyum "ya, lucu kan?"
"Kamu benar,dia lucu, sangat lucu"
"Ah sudah malam, lebih baik kita tidur. Ayo" ajak Yasmine pada Lena, lalu mereka pergi dari ruang tamu menuju kamar mereka masing-masing.
¤¤¤
@esoknya.
Seorang pria duduk dengan segala masalah berkecambuk dalam pikirannya. Apalagi baru-baru ini ia dapat kabar yang sungguh sangat tak diinginkan olehnya. Tanpa mengetuk pintu seorang wanita masuk dengan santainya lalu duduk bersebrangan dengan pria itu.
"Jamil apa yang kau pikirkan? Ini sudah jam makan siang, kita makan bareng ya"
Tak ada respon dari pria dihadapannya. Wanita itu sungguh kesal, ajakannya tak didengar atau bahkan dianggap angin lalu?
Berbagai macam cara telah dilakukan olehnya, untuk menaklukan hati pria itu, tapi dari semua cara yang ia lakukan tak ada satupun yang berhasil. Semuanya nihil."Jamil" kini ia menyentuh pundak Jamil.
Seketila Jamil tersadar dari lamunannya, ia segera menyingkirkan lengan wanita yang sangat menyebalkan baginya."Sedang apa kau disini?!" Ucapnya dingin, dengan garis tegas dan emosi yang sangat jelas tercetak diwajahnya. Jika sudah berhadapan dengan wanita ini, jangan harap ia akan merubah mimik wajahnya.