Author POV
"Yasmine apakah anak itu akan kemari lagi?"
"Siapa?"
"Oliv"
Yasmine menggelengkan kepalanya "gatau, dua hari kemarin aku gak ketaman, memangnya kenapa?"
"Ah aku hanya ingin mencubit pipinya, hahaaha. Memang kemarin kau kemana?"
"Aku ke toko buku, mungkin hari ini aku akan ke taman"
"Oh baiklah tolong sampaikan cubitan ku dipipinya ya" kekeh Lena.
"Tak perlu kamu beritahu, aku selalu mencubit gemas pipinya ketika bertemu"
"Yasudah, aku berangkat dulu,kamu hati-hati ya Yas?"
"Iya, kamu juga"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah kepergian Lena Yasmine membereskan dapur dan bersiap-siap untuk pergi ketaman.
¤¤¤
Jamil masih duduk diam dikursi kebesarannya, tiba-tiba sebuah nomor tak dikenal mebelponnya.
"Halo"
"Halo kak!"
"Loh Ara kau sudah ada di Indonesia?!"
Hanya kekehan yang dijawab oleh perempuan itu.
"Ara!"
"Iya,aku udah sampai dua hari yang lalu, sekarang aku ada di Bali bersama temanku"
Jamil hanya menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan perempuan itu tidak berubah. Selalu pergi tanpa izin.
"Kak!!"
"Apa?"
"Besok aku pulang, tolong jemput aku di bandara ya!"
"Bisa diatur"
"Kakak kok gitu?! Pokoknya aku mau kakak jemput aku! Nanti aku kabarin jam berapa aku sampe bandara. Bye!"
Tut.Sambungan telpon telah diputus sepihak sebelum Jamil menjawab.
Pintu terbuka menampilkan sosok wanita tinggi yang dari jalannya saja telah terlihat bahwa itu dibuat-buat dan ada maksud menggoda.
"Untuk apalagi kau kemari? Aku bilang kalau bukan urusan pekerjaan kau tak boleh seenaknya keluar masuk ruanganku!"
"Jamil,aku hanya ingin mengantarkan ini" Ola menyimpan sebuah kotak bekal di meja Jamil.
"Aku melihat kau tak turun untuk makan siang, jadi aku bawakan untuk mu. Ini aku yang memasak" ucapnya bangga.
Tapi itu semua tak merubah sikap cuek dan dingin Jamil pada Ola.
Jamil mendorong bekal itu "Kau bawa lagi, aku tidak ingin makan"
Ola semakin geram, tapi ia mencoba untuk sabar dan tidak nemperlihatkan wajah geramnya pada Jamil, ia harus selalu tampil cantik,manis dan anggun dihadapan pria itu.
"Ayolah, aku sudah bersusah payah untuk membuatkan makanan ini unntukmu, kau cicipi saja sedikit. Jika tidak makan, nanti kau bisa sakit"
"Kau tuli atau apa?! Aku tidak mau makan!" Jamil membentak Ola, hilang sudah kesabarannya jika harus berhadapan dengan wanita pemaksa ini.
Ola hanya terkejut melihat Jamil yang membentaknya."Lebih baik kau pergi sebelum aku menyeretmu keluar dari ruanganku!" Ucap Jamil masih dengan emosi tertahan. Ia akan melakukan apa yang diucapkannya, jika wanita itu tak mau keluar dari ruangannya.