Six

561 31 10
                                    

Happy reading... :)

___________________________________

Author POV

"Dimana aku?" Yasmine membuka matanya.

"Kenapa kepalaku pusing sekali" Yasmine bangun dari posisi tidurannya menjadi duduk, ia mencoba mengingat seluruh kejadian yang ia alami hari ini dan kenapa ia bisa ada di rumah sakit. Ketika ia mencoba mengingat semuanya, seorang suster masuk kedalam ruangan Yasmine.

"Syukurlah nona Yasmine sudah sadar"

"Siapa yang membawa saya kesini sus?"

"Tadi seorang pria yang membawa nona kesini, ia terlihat sangat khawatir pada nona, karena nona sudah cukup lama tak sadarkan diri, tadi sore ia keluar sebentar ada perlu dan mengamanatkan saya untuk segera memberitahunya jika nona sudah sadar"

"Kalau begitu saya permisi dulu, saya akan menelepon pria tadi dan mengabarkan bahwa nona sudah sadar. Permisi" ucap suster itu seraya melangkah keluar dari ruangan Yasmine.

Air muka Yasmine berubah, kini wajahnya semakin pias, yang ada di kepalanya pria yang diceritakan oleh suster tadi adalah Daffa. Ia takut sekali.  Yasmine mencoba bangun, walaupun agak sulit, ia mengambil tasnya lalu mengejar suster tadi. Ia tak ingin suster itu mengabari Daffa bahwa dirinya telah sadar, ia ingin lari dan pergi dari Daffa dan ini kesempatannya. Dengan kakinya yang masih agak lemah, ia berlari kecil mengejar suster tadi.

"Sus!" Suster itu masih belum menengok.

"SUSTER!" Kali ini suster itu menengok, wajahnya sedikit terkejut dan menghampiri Yasmine.

"Loh nona Yasmine kenapa anda keluar dari ruangan?"

"Saya sudah gapapa sus, suster jangan mengabari pria yang tadi membawa saya kemari"

"Memangnya kenapa? Tadi saya sudah diamanatkan oleh masnya"

Yasmine tidak mungkin memberitahu masalahnya dengan Daffa dan mengatakan bahwa Daffa gila. Ia terus berpikir untuk mencari alasan.

"Saya hanya tidak ingin merepotkan dia sus, dia sudah banyak menolong saya" kilah Yasmine, padahal yang sebenarnya pria gila itu hanya menyusahkannya. Tapi suster yang dihadapannya seperti tidak percaya akan ucapannya barusan.

"Tadi kan dia ada perlu, dia juga barusan sudah mengabari saya kalau tidak bisa menjemput. Barusan saya ditelpon langsung oleh dia" Yasmine kembali meyakinkan suster.

"Baiklah, tapi apakah nona Yasmine sudah tidak apa-apa?"

"Iya saya udah gak papa sus, sudah sehat wal'afiat" ucapnya tersenyum. Sebenarnya ia masih agak lemas dan sedikit pusing tapi ia kesampingkan dulu rasa sakitnya, ini kesempatannya untuk lari dari Daffa.

"Terima kasih sus, hmm.. dimana ruang administrasinya ya?"

"Seluruh biaya administrasi sudah dibayarkan oleh masnya"

Aduh bagaimana ini, aku berhutang budi pada dia! Nanti akan aku ganti jika aku sudah siap untuk bertemu dengannya. Aku tidak ingin memiliki hutang pada dia, apapun itu.

"Sekali lagi terima kasih iya sus, kalu begitu saya permisi dulu"

Suster itu tersenyum "hati-hati ya nona Yasmine"

Yasmine hanya mengangguk "Terima kasih"

Alhamdulillah, akhirnya aku bisa lolos dari Daffa.

Yasmine keluar dari rumah sakit dan menaiki bus untuk pulang kerumah Lena.

***

@Restoran

Saat ini Lena berada di restoran bersama tim di tempatnya magang. Dia masih berkutat dengan hpnya, ia terus membuka kotak masuk dari sahabatnya Yasmine. Kenapa kau tidak membalas pesanku Yasmine??  Lena masih terpikir kenapa Yasmine belum membalas pesannya yang tadi sore, dan sekarang sudah hampit isya. Baru kali ini dia tidak membalas sms dan menjawab panggilannya. Dan itu membuat Lena menjadi khawatir.

"Kamu kenapa Lena?" Tanya Sinta teman kantornya.

"Hmm... aku menunggu balasan dari sahabatku, aku khawatir. Dia baru pertama kali seperti ini, biasanya aku sms dia segera membalasnya"

"Memangnya dia kemana?"

"Tadi pagi dia pamit ke taman dan pulangnya mampir ke toko buku. Aku gak tahu dia sudah pulang atau belum"

"Sudah coba kau telpon?"

Lena hanya mengangguk.

"Dia orang baru disini, aku takut dia tersesat"

"Apa kau mau izin saja?"

"Gimana ya? Aku bingung, aku tidak enak jika langsung pulang. Kita baru tiba tiga puluh menit yang lalu"

"Yasudah kalo begitu jam delapanan saja kau izin untuk pulang"

Lena hanya mengangguk.

***

Author POV

Pukul sembilan lewat tujuh Yasmine sudah sampe dirumah sahabatnya.

"Alhamdulillah, akhirnya sampe juga" Yasmine merebahkan dirinya di sofa.

"Untung Lena juga belum datang"

Ia membuka hpnya dan ia melihat 4 pesan masuk dan 12 panggilan tak terjawab dari Lena. Yasmine membuka pesan dari Lena dan  menscroll nya keatas.

From : Lena
18.20
Aku khawatir Yas, balaslah pesan ku.

From : Lena
18.11
Yasmine????

From : Lena
17.48
Yasmine kenapa kau tak membalas pesanku?

From : Lena
17.23
Yasmine kau sudah pulang kan?

From : Lena
17.05
Assalamualaikum, Yasmine sayang maafkan aku. Sepertinya aku akan pulang larut. Mungkin jam 9 atau 10. Kau tidur saja duluan, tidak usah menungguku, aku bawa duplikatnya. :)

Yasmine mengerutkan keningnya. Pesan yang ia baca terakhir sudah ada yang membacanya. Apa mungkin Daffa yang membukanya??

Ia buang jauh-jauh pemikirannya tentang Daffa, ia malas memikirkan pria gila itu. Lebih baik dia membalas pesannya Lena.

To : Lena
Maaf aku baru balas Len, aku sudah pulang kok. Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku, tapi aku gak papa. :))

Send.

Drtt..drtt..

From : Lena
Syukurlah. Aku baru akan minta izin untuk pulang lebih awal, karena kau tak membalas pesanku.

To : Lena
Tidak usah, aku gapapa. Nikmatilah. Tapi jangan pulang larut ya! Hati-hati :*

From :  Lena
Siip. Sayangkuu :* :D

Setelah membaca pesan terakhir dari Lena, Yasmine tertidur di sofa. Ia tak kuat menahan lebih lama rasa kantuk dan kepalanya yang masih sedikit pusing.

________________________________________

Ditunggu vommentnya. ;) 
Thanks for reading! ^^

23 Maret 2015

YASMINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang