16

333 57 0
                                    

Minho ada di depan kelasnya ketika Juyeon keluar. Alis nya berkerut bingung. "Kenapa pula adik aneh ku disini?" gumam Juyeon bingung. "Kenapa?" tanyanya.

Jawaban Minho membuat Juyeon terdiam, menimbang-nimbang. "Aku ga mau pulang" final Juyeon, menjauh dari Minho.

"Juyeon, ayo, Ayah nunggu" ucap Minho, memandang punggung Juyeon. Juyeon berbalik.

"Ga mau!" Juyeon berteriak agak keras pada Minho. Minho menghembuskan napas, berjalan ke arah kakaknya yang tengah emosi.

"Ayo Ju" Minho mengamit tangan Juyeon, membawa nya ke parkiran. Juyeon hanya diam menurut. "Motornya tinggal disini ga papa lah ya, entar suruh amanin pak satpam aja" kata Minho sendiri. Juyeon hanya sibuk dengan pikirannya.

Hyunjae memperhatikan dari kejauhan, Juyeon digandeng (?) Minho masuk ke dalam mobil. Hyunjae segera menggelengkan kepalanya. "Apa sih Jae diliatin mulu" gumam Hyunjae pada dirinya sendiri.

Juyeon duduk dengan diam melihat ke kaca depan. Minho kembali menghembuskan napas. "Ju..., kita udah sering bahas ini" ucap Lino.

"Aku masih ga terima Ho, masa kamu terima gitu aja?? Kamu ikhlas, berdamai dengan masa lalu gitu?" tanya Juyeon. "Aku ga kayak kamu"

"Aku ga pernah terima" jawab Munho dingin.

Lengang sejenak di dalam mobil. "Mamah..." Lino mendengar suara dari mulut Juyeon. Ia memeluk badan Juyeon erat, kakak tiri nya itu sedang rapuh.

"Kita pulang ya? Habis pulang kita ketemu sama Mamah, ya?" tanya Minho, tak ada jawaban dari Juyeon, agaknya ia menangis dalam diam.

Minho menyetir mobil meninggalkan parkiran kampus. Juyeon masih diam, benar-benar diam sampai rumah. Di depan rumah ada mobil hitam terparkir. "Yuk Ju" ajak Minho, Juyeon keluar mobil dengan terpaksa.

Minho masuk ke rumah dengan Juyeon di belakangnya mengikuti tanpa mengucap salam. "Udah pulang?" terdengar suara dari dapur.

"Iya" jawaban singkat dari Minho. "Ayah di rumah sampe kapan?" tanya Minho.

"Bentar doang, ga betah Ayah disini, feel nya udah beda, ga kayak rumah lagi, apa Ayah jual aja ya ini rumah?" tanya Ayah sendiri.

"Gak" tolak Juyeon, Ayahnya melihat ke arah Juyeon.

"Huh.. terserah kamu lah Ju" ucap Ayah beranjak pergi ke kamarnya. Juyeon emosi. Ayahnya tidak boleh menjual rumah ini, rumah dengan banyak kenangan bersama Mamahnya, tidak bisa dibiarkan.

"Juyeon juga ga anggep ini rumah kalo ada Ayah!" ujarnya penuh emosi. Minho tenggelam dengan pikirannya sendiri. Berpikir tentang kemungkinan Ayahnya menjual rumah ini.

"Minho.." panggil Juyeon. Minho menoleh.

"Ya Ju?" tanya Minho. Juyeon menarik lengan kemeja Lino keluar rumah.

"Ga mau di rumah, ayo ke Mamah" ucap Juyeon melihat ke arah mobil. Minho mengangguk, menuruti permintaan Juyeon.

Kalau diliat orang-orang biasa, Minho justru terlihat seperti kakak Juyeon. Selain Minho hanya selisih 10 bulan lebih muda dari Juyeon. Sifat anak kecil Juyeon yang sering muncul membuat dirinya jadi seperti kakak.

Minho menelpon seseorang, tak butuh waktu lama sampai teleponnya di angkat. "Bisa ketemuan?"

"Dimana?" tanya orang di seberang.

"RSJ, bisa?"

· · ─────── · 𖥸 · ─────── · ·
Different Ju

Juyeon masih memeluk Mamanya erat ketika Hyunjae datang dengan wajah kebingungan. "Hyunjae!" Minho melambaikan tangannya.

"Minjo, kenapa harus RSJ sih, kena..pa.." Hyunjae melihat Juyeon di dalam sebuah ruangan. Orang yang ia peluk mengelus pelan rambut Juyeon.

Different Ju || Jumil/Milju ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang