Minho terbangun dari tidurnya karena suara berisik dari ruang tengah. "Ju? Kenapa bangun malem-malem?" Minho kesal, ia menggaruk kepalanya dan melihat ke ruang tengah. Ia baru membuka matanya lebar ketika ia melihat sosok yang lain. "Ayah??" tanya Minho kaget.
Di ruang tengah Ayahnya sedang melihat-lihat rak buku, beberapa buku dijatuhkan jika bagian bagian rak kosong. "Ayah berisik banget kah sampe bikin kamu bangun?" tanya Ayahnya. Minho menggeleng.
"Banget, aku yang selalu waspada kalo denger sesuatu kaget, tapi Juyeon ga bakal bangun kok kalo gini doang" jawab Minho.
"Hmmm" gumam Ayahnya. Minho hanya diam memperhatikan, rumah jadi berantakan, belum lagi debu yang berterbangan.
"Ayah ngapain?" tanyanya dengan sebelah mata.
"Bukan urusanmu Ho, tidur lagi sana" usir Ayahnya.
"Ini rumah Minho, Minho berhak tau dong apa yang Ayah lakuin ke rumah Minho" ucap Minho. "Lagian Minho ga bisa tidur kalo ga sepi"
Ayahnya menghembuskan napas. "Kamu tau dimana Mama mu nyembunyiin berkas-berkas?" tanya Ayahnya.
"Hah, berkas-berkas apa?" tanya Minho bingung. Berkas apa yang dimaksud dan untuk apa?
"Ah iya!" Ayahnya pergi ke kamar Mama, mengobrak-abrik isinya lantas keluar lagi.
"Yah? Udah Yah, berantakan!" seru Minho agak keras. Ayahnya tak peduli dan masih mencari "berkas"
Minho panik tatkala Ayahnya mendekati kamar Juyeon. "Yah!" Minho menahan lengan Ayahnya. "Ada Juyeon lagi tidur, nanti dia kebangun" ujar Minho.
"Kenapa sih emangnya? Biasa aja kali kalo bangun ya udah bangun" ucap Ayahnya, membuka pintu kamar Juyeon. Minho lemas, Minho memang menyuruh Juyeon untuk tidak mengunci kamarnya karena takut ada apa-apa. Dan sekarang ia menyesal.
Ayahnya langsung mengobrak-abrik meja dan rak Juyeon. Membuat sang pemilik kamar terbangun. Awalnya ia hanya mengerang kesal, tapi begitu ia melihat Ayahnya ia langsung terdiam.
Beberapa buku, barang, baju milik Juyeon semuanya menjadi satu di lantai. Juyeon hanya menatap nanar hasil yang sudah dilakukan oleh Ayahnya, sepertinya ia harus berterimakasih.
"Udah Yah..., kasihan tuh Juyeon baru jam segini udah bangun" lagi-lagi Minho menahan tangan Ayahnya. Yang dengan cepat Ayahnya lepaskan, Minho mundur beberapa langkah, kekuatan Ayahnya kuat sekali.
Ayahnya mengambil sebuah map yang Juyeon sendiri tidak tahu isinya apa, dia bahkan tidak tau jika map itu ada di rak nya. Juyeon mengerutkan keningnya. "Nah ini dia" ucap Ayahnya puas.
"Apa itu?" tanya Juyeon.
"Sertifikat rumah sama sertifikat tanah" Ayahnya dengan mudahnya keluar dari kamar Juyeon, melewati Minho yang mematung. Juyeon buru-buru bangun, mengejar Ayahnya.
"Ayah! Ayah jangan!" Juyeon berlari. Ia menahan lengan Ayahnya yang sudah mengambil kunci mobilnya dari saku. "Ayah plis jangan, nanti kita tinggal dimana??" tanya Juyeon.
Ayahnya memutar bola matanya kesal. "Lee Juyeon anak Ayah, Ayah ga cerai dari Mamamu kalo kamu lupa. Ayah tetep bakal beli rumah baru buat kalian tinggalin. Ayah cuma mau jual rumah ini"
"Ga mau Yah, ga mau, Juyeon maunya disini" Juyeon menggeleng kuat. Ia merebut kunci mobil Ayahnya dan melemparnya ke pojok ruangan.
"Juyeon!" nada suara Ayahnya naik beberapa oktaf.
"Ayah, ga mau Ayah" Juyeon masih menggeleng. "Ayah sebenarnya masih sayang ngga sih sama Mama? Ayah masih sayang ngga sama Juyeon, sama Minho? Kenapa..., kenapa Ayah ngelakuin ini semua? Ayah pagi-pagi buta datang ngebuat rumah berantakan, terus ngambil map itu" Juyeon mau menangis, suaranya sudah bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Ju || Jumil/Milju ✔︎
Novela JuvenilKisah Hyunjae dengan dua Juyeon dari dimensi yang berbeda. Akankah Hyunjae bisa memilih? ⚠️ WARN ⚠️ -bxb/homo/yaoi -Harsh words -Mature content (maybe) -switch Start : 13 May 2021 End : 28 June 2021 © jumillee