Hyunjae berjalan tergesa masuk ke gedung fakultas, "Hyunjae" panggil seseorang, menepuk bahunya. Hyunjae menoleh, Kevin menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa Jae? Kok kayak buru-buru banget?" tanya Kevin. Hyunjoon di sampingnya ikut memasang tatapan ingin tahu.
"Itu... Juyeon" jawab Hyunjae menunjuk-nunjuk ke arah kelas Juyeon.
"Owalah mau ngapel, udahlah yuk pergi kak" Hyunjoon menarik tangan Kevin. "Dadah Kak"
Hyunjae langsung berjalan cepat lagi, tak peduli dengan candaan Hyunjoon. "Hyunjae!" Panggil seseorang lagi. Hyunjae baru mau memaki sebelum sadar jika yang memanggilnya adalah Minho.
Di dekatnya adalah Juyeon, kepalanya bersandar pada bahu Minho, agaknya ia tertidur. "Juyeon tidur? Lilspace nya beneran kambuh?" tanya Hyunjae. Minho mengangguk. "Terus ini gimana?" tanya Hyunjae lagi.
"Ga papa, gini aja dulu" jawab Minho. Hyunjae mengangguk, duduk di samping Lino.
"Ehm.. Ho, mau tanya" ucap Hyunjae, Minho menggumam. "Tadi pagi Ayah emang dateng ke rumah?" tanya Hyunjae. Minho mengangguk.
"Juyeon cerita apa aja?" tanya Minho.
"Dia cuma cerita Ayahnya dateng, kamu nahan Ayah, terus sisanya dia cuma nangis" jawab Hyunjae. Minho menganggukkan kepalanya.
Juyeon terbangun, ia mengerjap pelan dan mengeratkan pelukan pada Minho. Minho melihat ke arah Juyeon. "Juju bangun, ada Jeje nih" ucap Minho menunjuk Hyunjae, Hyunjae tersenyum manis.
Juyeon membuka satu matanya, memastikan ucapan Minho benar, baru duduk tegak. "Stop gunakan Juju, No" Juyeon memukul pelan bahu Minho.
"Aku kira lilspace mu kambuh" ucap Minho.
"Nggak, ga boleh, ga mau ya, ogah!!" seru Juyeon. Minho terkekeh.
"Udah, sama Hyunjae tuh, aku mau ke fakultas ku" ujar Minho, menepuk-nepuk kepala Juyeon pelan. Juyeon cemberut.
"Ya udah sana, syuh" usir Juyeon, Minho terkekeh.
"Jae, jagain ya" pesan Minho lantas berlari pergi. Hyunjae mengangguk, melihat ke arah Juyeon yang masih duduk menatap punggung Minho yang kian lama menghilang.
Hyunjae memperhatikan wajah Juyeon. Hidungnya yang mancung, rambutnya, matanya, bahkan bibirnya. Hyunjae suka.
"Apa lihat-lihat?" tanya Juyeon sewot. Hyunjae tersadar, ternyata ia melamun.
"Apa sih siapa juga ngeliatin?" Hyunjae balik sewot. Juyeon menyipitkan matanya.
"Tadi itu" ucap Juyeon.
"Geer" ujar Hyunjae, Juyeon manyun. Hyunjae terkekeh, mengusakkan rambut hitam Juyeon gemas. "Kamu ganteng, aku suka" tidak bisa dicegah, wajah Juyeon memerah.
"Diem" ucap Juyeon menunduk. Hyunjae terkekeh geli. Memegang dagu Juyeon, mengangkatnya.
"Lihat sini" Juyeon menatap mata Hyunjae begitupun Hyunjae menatap mata Juyeon. Juyeon terpana.
"Oi!" Hyunjae buru-buru melepas tangannya dari dagu Juyeon dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Juyeon gelagapan.
"Kenapa sih?" Juyeon sewot kepada teman-temannya. Kino sudah nyengir lebar. "Sial" Juyeon berdiri dan menarik tangan Hyunjae kabur. "Ayo kak"
"Heh" Hyunjae kaget tiba-tiba disuruh berlari mengikuti Juyeon. "Kenapa kita lari?"
"Aku males ditanyain" jawab Juyeon, melihat ke belakang, ke arah teman-temannya yang mengejarnya.
"Cie tsundere"
"Diem" Juyeon menariknya masuk ke salah satu kelas kosong. Jangan lupa sifat serius milik Juyeon, dan tatapan tajam nya membuat Hyunjae menciut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Ju || Jumil/Milju ✔︎
Ficção AdolescenteKisah Hyunjae dengan dua Juyeon dari dimensi yang berbeda. Akankah Hyunjae bisa memilih? ⚠️ WARN ⚠️ -bxb/homo/yaoi -Harsh words -Mature content (maybe) -switch Start : 13 May 2021 End : 28 June 2021 © jumillee