Tok Tok Tok...
"Gam, bangun woi! Ini udah jam berapa anjir, bisa telat kita." Ujar seseorang yang menggedor-gedor pintu rumah Zhaigam.
Pemuda yang di panggil Gam itu lantas menggeliat tak nyaman, dengan perasaan dongkol ia membuka matanya secara perlahan.
Merasa nyawanya sudah terkumpul, lantas ia berdiri dan berjalan ke arah pintu guna melihat siapa yang mengganggunya. "Apaansih, masih pagi jangan ribut." Ucapnya, lalu menutup pintu dengan kasar.
Zhaigam berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, selama 10 menit ia habiskan untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selsai ia memakai sebuah seragam putih dengan celana biru, di mana itu adalah seragam SMP. Ia belum beli seragam baru, karena ini masih pengenalan saja.
Setelah selsai ia melihat pantulan dirinya di dekat kaca, sambil bergumam. "Ganteng banget gue begini, kulit putih muka glowing. Hadeh."
***
Zhaigam memarkirkan motornya di dekat area parkir. Tapi naasnya, ia berebut tempat dengan seseorang.
"Maaf ya bang, saya duluan yang sampe saya duluan juga yang masuk nih area. Jadi abang ngalah ya." Ujar Zhaigam selembut mungkin.
Orang itu memandangnya dengan datar, dari reaksi wajahnya Zhaigam dapat menebak bahwa kakak kelasnya ini cukup di takuti di sekolah.
"Minggir atau hancur motor lo?" Tanya dengan tatapan yang masih datar.
Zhaigam menghela nafasnya perlahan, sepertinya ia harus mengeluarkan jurus andalannya.
Ya Zhaigam harus menggunakannya.
Zhaigam mengalihkan pandangnnya kebawah, setelah itu ia mencoba mengeluarkan air mata palsunya. Dan tak lama ia menegakkan kembali pandangannya ke arah kakak kelasnya. Hidungnya yang merah dan juga kulit putih yang begitu kontras benar-benar menggemaskan.
"Eumm, kasih Gam di sini ya? Gam bingung, gak tau lagi harus taro di mana motornya" Ujarnya dengan isakkan kecil.
Seketika orang yang berlalu lalang mulai menatap sebuah peristiwa itu kecil itu, Zhaigam yang dengan tatapan memohonnya dan juga seorang kakak kelas dengan tatapan datarnya.
"Liat tuh cowok yang nangis, gue liatnya bukannya geli malah gemes sialan"
"Bisa gitu ya, nangis bukannya jelek malah nambah cakep. Heran gue, pabriknya dari mana sih, mau juga dong kaya gitu"
"Kalo gue nangis gitu kira-kira jadi cakep kaya itu bocil gak ya"
"Orang bukannya napsu liat lo cakep, malahan orang napsu pengen nonjok"
"Ada syaratnya, mau?" Tanya kakak kelas itu.
Zhaigam mengusap matanya dengan pelan, "Apa? Jangan aneh-aneh."
"Jadi adek gue selama 1 bulan" Ujarnya dengan lantang.
Zhaigam melotot tak terima. Jika dia menerima tawaran itu, maka akan ada aturan selama 1 bulan. Hei! Ia saja tak bisa 1 hari tak bebas, dia tidak mau.
Tapi kalau nolak, ia akan kehilangan tempatnya. Lagi pula ini sudah ramai di lihat banyak orang, jadi ia menerima saja.
"Yaudah sebulan, tapi nanti jangan ada aturan apapun pokoknya" Kakak kelas itu mengangguk paham.
"Sure, kita lihat seberapa kuatnya lo ngehadepin diri gue yang lain" Lanjutnya dalam hati.
"Kenalin nama gue Aldebaran, dan mulai sekarang lo panggil gue abang. Ngerti?" Tanya kakak kelas itu bernama Aldebaran, lalu di setujui oleh Zhaigam.
"Yaudah bang Bara pindahin motornya, sekalian ya masukin motor Zhaigam. Udah laper, mau cari kantin. Babaiii" Ujarnya lalu menyerahkan sebuah kunci motor miliknya.
"Zhaigam" Desisnya tertahan, untung saja manis.
Anggap saja Zhaigam itu bodoh, ia belum tau di mana letak kelasnya Bara dan ia malah memberikan kunci motor kepadanya.
-tbc
hai, ini cerita pertamaku. semoga suka ya, jangan lupa vote. terimakasih...
see u in the next chapt, baii
KAMU SEDANG MEMBACA
ZHAIGAM
Teen FictionZhaigam namanya, pemuda yang suka akan kebebasan. Dirinya tidak suka di kekang, apa lagi di atur. Hidup tanpa di temani ke dua orang tua, membuat dirinya begitu bebas. Lalu bagaimana, jika seorang lelaki bertubuh tegap dan menyeramkan dengan mudahny...