17.

4.4K 330 26
                                    

Bara mematung. Ia tidak salah dengar bukan? Adiknya sudah menemukan rumah aslinya. Seketika perasaan sesak memenuhi dada Bara. Apa yang ia takutkan terjadi juga.

Bara melepas pelukannya dengan perlahan. Dia menangkup pipi Zhaigam yang memerah.

"Kamu udah menemukan rumah kamu yang sebenarnya, dan kamu akan pergi bukan?" Tanya Bara. Matanya memerah, tangisannya sedang ia tahan.

Zhaigam tersenyum lebar, sebuah senyuman yang begitu menyejukkan.

"Em! Semua kesalahpahaman aku dengan abang kandung aku udah selesai, semuanya sudah selesai." Ujarnya.

Bryan mengeraskan rahangnya. "Tandanya kita udah selesai, kita bukan keluarga lagi." Setelah mengucapkan itu, Bryan pergi meninggalkan mereka dengan perasaan kecewa.

Zhaigam menggelengkan kepalanya. "Aku bakalan tetep jadi adik bang Bara, selepas dari aku udah ketemu abang kandung atau ngga, abang tetep abang aku." Ujar Zhaigam dengan lirih.

Bara mengangguk, dia memeluk Zhaigam dengan erat. Mungkin darah keluarganya tidak mengalir kepada Zhaigam, namun tali yang baru dibangun tetap saja akan terpaut kepadanya.

Lethnan menghembuskan nafasnya dengan pelan. Ia sudah membuat keputusan, ia akan membiarkan Zhaigam tinggal bersama mereka.

Lethnan menghampiri kedua orang itu yang sedang berpelukan. Menepuk pundak Zhaigam untuk mendapatkan atensinya.

"Kamu boleh tinggal sama mereka, abang ga ngelarang." Kata Lethnan tersenyum.

Bara mendongakkan pandangannya yang sadari tadi menatap aspal. Ia mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.

"A-aku masih boleh tinggal bareng mereka?" Tanya Zhaigam memastikan.

"Tentu, abang ga ada hak untuk ngelarang kamu tinggal sama mereka. Kamu udah cukup lama tinggal bersama mereka, abang ga masalah." Jawabnya.

"Dan kamu Bara, tolong jaga adik saya ya. Dia satu-satunya keluarga yang saya punya sampai saat ini. Mungkin di masa lalu saya terlalu bodoh untuk melakukan suatu hal, tapi saya sudah berhasil untuk memperbaikinya. Bawa dia kembali, saya tidak akan mengambilnya." Ucap Lethnan yang diakhiri dengan senyuman yang terpatri diwajahnya.

Bara mengangguk senang. Dirinya benar-benar bahagia bahwa Zhaigam tidak pergi jauh dari sisinya.

Mungkin ini jalan terbaik bagi Lethnan. Memang betul bahwa dirinya adalah keluarga Zhaigam, namun untuk mengajak bersamanya bukanlah hak Lethnan.

"Sana kejar abang kamu, nanti dia marah lagi loh." Kata Lethan.

Zhaigam menghampiri Lethan, wajah yang sempat tersenyum itu kini menampilkan wajah sendu.

"Abang gapapa?" Tanya Zhaigam hati-hati.

Lethnan mengangguk. Tubuh kecil Zhaigam diangkat, dibawa kedalam gendongannya.

"Abang gapapa kok, ga ada masalah. Yang terpenting kamu aman dan bahagia sama mereka." Jawab Lethnan.

"Um! Tapi janji ya Abang juga harus bahagia? Dan sering-sering bahkan harus selalu dateng nemuin aku ya?"

Lethnan tak tahan. Ia menggigit pipi gembul itu yang sedikit kemerahan.

"Tentu, kapanpun Abang selalu datang buat kamu. Nah sekarang kamu kembali ke mereka ya." Ucap Lethnan.

"Tuh lihat! Daddy kamu lari ke sini sampe ngos-ngosan." Tunjuk Lethnan kearah Al yang berlari kencang.

Grep.

"Adek, jangan pergi dari Daddy ya?" Dapat Zhaigam dengar deru nafas yang tidak teratur itu.

Zhaigam membalas pelukkan itu, "Iya Dad. Aku ga pergi, Abang Lethnan juga udah izinin aku tinggal sama Daddy."

ZHAIGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang