SAAT ini Zhaigam dan Bara sedang bertengkar lewat tatapan. Bara yang memandangnya datar, sedangkan Zhaigam dengan tatapan maungnya.
"Jadi, kamu mau apa ke sini?" Tanya Bara berpura-pura tidak tahu.
"Gak usah pura-pura gak tau ya. Maksud tugas dari kertas itu apa? Ngajak foto segala, emangnya situ ganteng?" Bukannya menjawab, justru Zhaigam bertanya balik dengan tatapan sinisnya.
"Yaudah kalo gak mau ngerjain gak masalah, cuman kamu ini yang belum" Jawab Bara dengan senyum kecilnya.
Lendra yang berada di kedua kubu musuh ini hanya menghela nafasnya pelan. Sejak tadi dari 10 menit yang lalu mereka belum selesai juga untuk mengerjakan tugas ini.
"Zhaigam, lebih baik kamu foto dulu ya biar lebih cepat, nanti kita bisa lanjut sama urusan yang lainnya" Ujar Lendra dengan tatapan teduhnya.
Ah, jika Lendra sudah memasang tatapan teduh itu mana bisa Zhaigam menolaknya.
Zhaigam mencibir, "Yaudah."
Lendra tersenyum, ia segera mengambil ponselnya untuk memfoto mereka berdua.
Dalam hati, Bara mengerang kesal. Zhaigam dengan pemuda itu bisa menurut tanpa menggunakan otot, sedangkan ia berbicara dengan Zhaigam mesti pakai otot.Cekrek...
"Udah kan? Ayo cabut, males lama-lama di sini" Setelah mengatakan itu, Zhaigam menarik tangan Lendra agar mengikutinya.
Bara melihat punggung Zhaigam yang mulai menjauh. Tak lama sebuah tangan menepuk punggung lebarnya.
"Kenapa? Lagi stress ya?" Tanya orang itu.
Bara mendengus kesal. "Brisik. Gue mau beli air dulu, sisanya lo atur sama yang lain aja" Ujar Bara, lalu pergi meninggalkan orang itu.
***
Saat ini Zhaigam tengah makan bersama dengan Lendra. Ya, selsai sesi foto dia memaksa Lendra untuk makan bersama.
"Ini enak banget asli, mau nambah gue jadinya" Ujar Zhaigam dengan senyuman lebar.
"Lo harus coba, sini buka mulut lo Len" Lanjutnya sembari menyodorkan sendok makan.
"Kamu aja yang makan ya, saya udah kenyang kok" Tolak Lendra dengan halus.
"Ish. Itu tadi pagi ya, ayo makan gak?!" Namun, agaknya Lendra tidak bisa menolak lagi.
Lendra memakan makanan itu dengan perlahan, sementara itu Zhaigam menunggu gimana tanggapan Lendra tentang makanan ini.
"Enak. Habiskan makanannya, saya mau beli air dulu" Ucap Lendra.
"Gue air putih aja ya Len, makasih!" Ujarnya berteriak kencang, pasalnya Lendra sudah berjalan jauh.
Di sela-sela menunggu Lendra, entah mengapa sekarang perutnya terasa di aduk-aduk. Perutnya benar-benar sakit, mungkin waktunya buang alam.
Zhaigam berdiri, lalu berjalan ke arah toilet. Karena terlalu kebelet, Zhaigam tak sengaja menabrak seseorang.
Dugh...
"Awww." Ringis Zhaigam.
Pemuda itu lantas berdiri sembari mengusap bokongnya yang menyentuh lantai dengan tidak epik.
"Paman ngapain diem aja? Gak mau bilang maaf?" Tanya Zhaigam kesal. Sudah salah, malah diam saja seperti orang bisu.
Orang yang di sebut paman itu lantas menaikkan alisnya tanda tak mengerti, setua itu kah dirinya?
"Siapa yang kamu panggil paman bocah?" Tanya orang itu.
"EMANGNYA DI BELAKANG SITU ADA ORANG SELAIN PAMAN?!" Tanya Zhaigam berteriak.
"Gak usah teriak bocah, saya tidak tuli" Ujar pemuda itu.
"Hih, siapa juga yang bilang situ tuli" Balas Zhaigam jutek.
"Dasar bocah" Ujar orang itu, lalu pergi meninggalkan Zhaigam yang menahan kesal.
"Orang idiot, bego, gak jelas! Lihat aja, ketemu tak tonjok nanti kepalanya, huh." Monolognya, lalu pergi ke arah toilet.
10 menit Zhaigam habiskan untuk bertapa dalam kamar mandi itu. Bibirnya tak berhenti berucap lega banget, seperti itu.
Drrt...
Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Zhaigam. Segera ia membuka lock screen ponsel miliknya, matanya menyipit kala melihat nomor asing.
+62813******
lo itu lahir karena kesalahan!
dan keberadaan lo itu adalah
sebuah kesalahan Zhaigam!
12.04Tubuh Zhaigam sukses bergetar. Ucapan itu, ucapan keramat bagi dirinya. Matanya berkaca-kaca, ia menggigit bibirnya hingga berdarah.
"Hiksss tolong, jangan siksa Gam lagi" Racaunya tak jelas.
Seketika dalam kepalanya, bayangan seseorang yang sering menyiksanya menghantui dirinya. Cuplikan kehidupan dulunya mulai terlihat lagi, dirinya benar-benar takut.
Dengan tangan yang bergetar, Zhaigam mencoba menghubungi Lendra. Tak lama, sambungan itu di jawab oleh Lendra.
"Kamu dima-"
"Hikss... Lendra tolongin guee hikss, da-da gue sa-sakit hikss" Adu Zhaigam dengan suara yang terputus-putus.
"Kamu tenang ya, kasih tau saya kamu lagi di mana?" Tanya Lendra di sebrang sana.
"Kamar ma-mandi deket kan-tin" Tak lama suara Zhaigam sudah tak terdengar.
"Zhaigam! Kamu masih di sana? Sial dia pingsan"
Tanpa pikir panjang Lendra segera berlari ke arah toilet dekat kantin. Ia tak memperdulikan dirinya di pandang aneh karena berlari seperti orang kesetanan.
"Zhaigam? Zhaigam dimana kamu?" Tanya Lendra ketika sampai di dalam toilet.
Lendra segera membuka pintu toilet yang tertutup satu-persatu. Di pintu ketiga, Lendra melihat satu pintu yang terbuka sedikit. Segera ia membuka pintu itu.
Lendra terkejut bukan main.
-tbc
Hallo, maaf ya baru up. Jangan terlalu berharap banget sama book ini, karena aku masih labil untuk melanjutkan cerita ini.
Vote dan komen ya, doain aja biar upnya selalu cepet. Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
ZHAIGAM
Teen FictionZhaigam namanya, pemuda yang suka akan kebebasan. Dirinya tidak suka di kekang, apa lagi di atur. Hidup tanpa di temani ke dua orang tua, membuat dirinya begitu bebas. Lalu bagaimana, jika seorang lelaki bertubuh tegap dan menyeramkan dengan mudahny...