02.

17K 1.3K 4
                                    

PAGI-PAGI sekali Bara sudah berada di depan rumah Zhaigam. Pemuda itu saat ini sedang duduk di bangku dekat depan teras rumah milik Zhaigam.

Bara memandang ponselnya yang berisikan room chatnya dengan Zhaigam. Haruskah ia menelpon nomor Zhaigam? Ia merasa pemuda itu belum bangun dari tidur manisnya.

Ceklek...

Sebuah pintu terbuka, menampilkan Zhaigam yang sudah siap dengan seragamnya.

"Udah selsai?" Tanya Bara ketika Zhaigam belum menyadari kehadirannya.

"Eh?" Zhaigam segera melihat siapa yang mengajak berbicara padanya.

"Ini si Bara ngapain sih, gue kira suara motor tadi motornya Lendra" Batin Zhaigam menahan kesal.

"Ngapain?" Tanya Zhaigam menatap Bara penuh selidik.

"Jemput kamu. Cepetan ayo, sekalian cari makan" Ujar Bara.

"Enak aja. Aku berangkat bareng Lendra, sana bang Bara duluan aja" Balas Zhaigam sembari membuang tatapannya.

"Gak ada penolakan. Cepetan sebelum abang tarik kamu ke motor abang secara paksa, buruan!" Paksa Bara pada Zhaigam.

Mendengar itu Zhaigam memandangnya tajam. "Apa sih? Please ini masih pagi, gak usah mancing keributan. Gue tegasin sekali lagi. Gue. Gak. Mau. Bareng. Lo! Ngerti?" Ucap Zhaigam penuh penekanan.

Tak berselang lama, sebuah motor datang menghampiri mereka berdua. Dari motornya sudah dapat Zhaigam tebak, itu adalah motor Lendra.

"Lendraaa" Ujarnya sembari tersenyum, lalu menghampiri Lendra dengan senyuman yang mengembang.

"Ayo berangkat. Tapi sebelum itu cari tempat makan dulu ya, gue laper" Ujarnya ketika sampai didekat Lendra.

"Baiklah. Naik ke motor saya, nih helmnya pakai dulu" Dengan senang hati Zhaigam mengambil helm yang diberikan oleh Lendra.

"Zhaigam" Panggil Bara dengan suara beratnya. Kali ini ia tidak akan melepaskan bocah itu.

"Apa?" Tanya Zhaigam sembari memicingkan matanya.

Bara menghela nafasnya dengan pelan, "Abang minta maaf. Nanti motor kamu abang balikin, sekarang kamu berangkat bareng abang ya?" Ucap Bara dengan suara yang begitu lembut.

"Gak boleh luluh." Batin Zhaigam menahan diri.

"Ayo Len jalan aja, keburu laper ih" Ujar Zhaigam dengan wajah rengekannya.

Memilih abai. Lendra segera menjalankan motornya, ia tak ingin ikut campur dengan kedua urusan abang-adik itu.

***

Saat ini Zhaigam dan Lendra sedang memarkirkan motor milik Lendra. Mereka baru saja sampai setelah selsai makan nasi uduk di dekat depan komplek rumah Zhaigam.

"Ayo ke kelas, sebentar lagi kayanya MOS mau di mulai" Ujar Lendra.

Kring... Kring... Kring...

Dan benar saja tak lama bel berbunyi. Mereka berdua segera bergegas menuju lapangan, cukup ramai.

"Hai adek-adek gimana kabarnya? Sehat gak?" Tanya salah satu kakak osis yang sedang berdiri di barisan murid kelas X.

"Sehat kak!" Ujar mereka serentak.

"Waw semangat banget ya. Hari ini MOS yang akan kita lakukan adalah mencari sebuah kertas di sekitar sekolah yang sudah kita atur tempatnya, di setiap tempat terdapat pagar petunjuk yang harus kalian cermati. Jika sudah mengerti apa yang terdapat pada pagar tersebut, kalian bisa mencari kertas itu, sesuai dengan apa yang di dalam petunjuk. Nah dari situ kalian akan mendapatkan sebuah kertas, dan kertas itu menjadi penentu dari tugas MOS kalian. Jika ada yang kurang paham silahkan bertanya ya, mungkin akan di pimpin oleh kakak osis yang lain." Ujar kakak osis itu, tak selang lama datang lah seseorang yang Zhaigam kenal.

ZHAIGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang