06.

11.8K 1K 8
                                    

Brakk...

"Bagaimana bisa ia ketahuan?" Tanya seorang pria bertubuh tegap.

Salah satu bawahan orang itu menjawab, "Maaf tuan, sepertinya mereka mengetahuinya. Dan mungkin saja mereka sudah mulai waspada." Ujarnya.

Pria itu menarik sudut bibirnya, "Ah, semakin lama semakin menarik saja."

"Suruh pada anak mu untuk tidak terlalu dekat dengannya, Alzergan sepertinya sudah mulai bergerak mengawasi anak itu" Ucapnya pada bawahannya.

Bawahan itu mengangguk tanda mengerti, tak lama ia segera izin mundur diri. Di sini, lelaki itu duduk di kursi kebesarannya. Ia memandang sebuah lembar foto yang sudah usang. Sederhana, foto itu hanya berisi bayi yang begitu tampan, dengan senyumannya yang lebar, serta lesung pipinya yang sangat dalam sangat pas dengan bentuk wajahnya yang simetris.

Lelaki itu mengusap foto itu dengan lembut, memandangnya dengan tatapan sedih. Dirinya sudah kehilangan sang anak dengan 14 tahun lamanya. Insiden yang ia anggap kecil itu ternyata berdampak besar bagi keluarganya.

"Zenna, aku minta maaf karena belum bisa menemukan bungsu kita. Aku berjanji, aku akan menemukannya dengan keadaan hidup" Tak terasa, air mata mengalir sedikit demi sedikit di kedua matanya.

Ia mengusap matanya guna menghilangkan liquid bening itu, segera ia beranjak untuk mengurus pekerjaan dunia bawahnya.

***

Beralih ke Zhaigam, saat ini ia sedang bermanja ria di kasurnya. Hujan begitu deras, membuat kasur dan tubuhnya tidak ingin melakukan banyak aktivitas.

Ponsel yang ia letakan di bawah kasurnya mendadak bergetar, dengan malas ia mengambil ponsel miliknya. Saat di nyalakan, terpapar sebuah notifikasi dari Bara.

Abang bara
Terakhir dilihat pukul 15.07

bsk g ush msk sklh, nnti
abang izinin.
15.04

Ngga ah
15.10

Lagian aku udah sehatan
15.10

Abaaanng
15.11

Mau martabak keju
dong
15.11

km baru selesai makan
itu, yg lain aj
15.11

Pelit
15.11

Yasudah, minta ke
lendra aja😁
15.12

Dalam hati, Zhaigam mengumpati Bara yang sangat pelit.

diam disitu, abang
bkln ke sana.
15.13

"Yoksiii, gak sia-sia bawa nama Lendra" Ujarnya tersenyum lebar.

Seketika mimik wajah Zhaigam berubah. Untuk apa Bara melakukan ini? Padahal dirinya selalu sarkas kepada Bara, tetapi lelaki yang mempunyai rahang tegas itu sama sekali tidak menjauh. Ini kah yang dinamakan rasa sayang seorang kakak? Jika iya, Zhaigam ingin terus menerus seperti ini.

Tok tok tok...

Zhaigam tersadar dari lamunannya, ia segera beranjak menuju pintu dan membukanya.

"Kok cepet banget?" Tanya Zhaigam ketika di depan pintu, ia menemukan Bara yang sudah berdiri dengan plastik hitam di tangannya.

"Ngebut" Jawabnya.

Zhaigam menganggukan kepalanya. "Abang mau masuk apa ngga?"

"Lain kali aja, selesai makan langsung istirahat. Satu lagi, besok ga usah masuk, Daddy sudah minta izin ke sekolah kita" Ucap Bara, setelah itu ia pamit pergi kembali ke rumahnya.

"Heran, cuma lemes aja kok berasa kena penyakit parah aja. Tapi gapapa, sehari libur udah enak. Let's kita makan martabak manis ini"

Marilah kita tinggalkan ke-absurdan Zhaigam.

***

Spoiler: "Sumpah demi apa? Kalo kaya gini, kenapa gak dari dulu aja tinggal bareng Bara"

Sorry telat banget up nya, besok bakalan up. Jangan lupa vote dan komennya! Terimakasih

ZHAIGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang