Prolog

2.8K 252 9
                                    

Dibalik pohon tua besar yang ada di sekitar tempat latihan memanah. Terlihat ada perempuan yang sedang bersembunyi di balik pohon besar itu. Dia sibuk memperhatikan seseorang yang amat ia kagumi sedang fokus akan menembakkan anak panahnya.

Perempuan tersebut adalah Valerie Anastasya. Valerie menahan napasnya saat anak panah dilepas dan tepat mengenai titik targetnya.

Valerie yang sedari tadi menahan napasnya tanpa sadar langsung berseru, "badasss!!"

Laki-laki yang sedang bermain panah di sana menoleh mencari suara siapa yang tadi berseru, tapi nihil tak ada siapa pun di sana selain dirinya, ia pun melanjutkan latihannya.

"Fyuhh, untung dia nggak liat gue." Bisik Valerie sambil mengusap dadanya yang berdegup tak terkendali.

Valerie kembali mengintip, dia laki-laki yang mengenakan seragam SMA Angkasa yang sama seperti dirinya, anak lelaki yang sedari tadi memainkan panahnya tanpa sadar bahwa dirinya sedang diintip oleh seorang Valerie.

Valerie yang sedang cengengesan melihat diam-diam tanpa dosa itu terkejut saat ada yang bergetar di kantung bajunya.

Itu pesan dari temannya yang menyuruh kembali ke kelas karena sebentar lagi bel masuk berbunyi.

Valerie menepuk jidatnya balik kanan ingin kembali ke kelas. Namun kakinya yang tidak bersahabat itu malah tersangkut tunggul pohon, alhasil terciptalah suara bedebam yang terbilang kencang.

"Duh sialan! siapa coba yang naro kayu di sini?!" Valerie merutuki kayu itu dengan kesal.

Valerie mendengar suara langkah kaki yang terdengar semakin dekat. Valerie menajamkan pendengarannya dengan jantungnya yang kian berpacu semakin kencangnya.

Valerie panik, dia bingung harus apa, dia takut akan tertangkap basah sedang menguntit orang itu. Bagaimana jika dia melihat Valerie sedang mengintipnya? Dia pasti akan sangat membenci Valerie.

Valerie menggelengkan kepalanya dengan kuat, dia berusaha mengusir pikiran-pikiran negatif itu. Namun, siapa yang bisa berpikir dalam kondisi seperti itu?

Langkah kaki yang amat Valerie takuti terhenti di dekatnya, dia memutari pohon besar itu. Valerie menutup bibirnya dengan telapak tangan agar napasnya yang memburu tidak terdengar.

Laki-laki itu mengacak rambutnya bingung, "nggak ada siapa-siapa."

"Perasaan gue aja kali?" Gumamnya tanpa mencari lagi. Dia lalu kembali ke tempat latihannya semula.

"Haha! Untung gue bisa manjat" Cengir Valerie dari atas pohon tanpa orang itu ketahui.

🍃🍃🍃

"Oii Val!! Ke mana aja si? Udah telat berapa menit nih? Untung Bu Ratna yang super killer itu nggak masuk hari ini." Cerocos Thalia tanpa titik tanpa koma seperti mamanya saat kehilangan Tupperware yang paling disayang daripada anaknya sendiri.

Valerie menutup telinganya sambil memperlihatkan deretan giginya seperti kuda ke arah teman sebangkunya sekaligus sahabat terbaiknya itu.

"Ah gue tau nih kalo lo nyengir gini, abis ngintip Danis lagi?" Thalia berdecak memukul kepala Valerie dengan gulungan buku.

"Danis? Mm.. Danis siapa ya? Nggak kenal tuh gue." Tanya Valerie sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

"Danis Rama Yanuar! Pemanah jitu yang udah berhasil manah hati sahabat gue sampe dia berubah jadi stalker abal-abal begini."  Jawab Thalia setengah berteriak.

Valerie melebarkan matanya, tanpa ba-bi-bu lagi dia lompat menutup mulut Thalia yang sudah sekelas kaleng rombeng.

Kenapa kaleng rombeng? Karena berisik.

Thalia itu berisik. Tapi Valerie suka berteman dengan Thalia yang sekelas kaleng rombeng itu. Jika mereka di satukan, acara televisi paling top yang membahas gosip pasti kalah telak dengan pembahasan mereka berdua yang bisa berakar dari Sabang sampai Merauke.

🍃🍃🍃


Em hai...
Sebenarnya aku sedikit malu publish ini. Kenapa? Karena ini cerita pertamaku, benar-benar cerita pertama.

Ini cerita lama yang pernah aku publish di wattpad sekitar tahun 2016. Aku mau publish ulang. Perbabnya juga sedikit karena short story sekaligus slice of life. Konfliknya juga ringan.

Aku mau lihat betapa berantakannya tulisanku yang dulu dengan yang sekarang, betapa anehnya alur yang aku buat, betapa anehnya konflik-konflik yang ada.

Aku cuma revisi tanda baca dan beberapa kalimat yang mungkin tidak nyaman dibaca karena rancu.

Aku cuma mau mengingatkan diriku tentang menulis ini. Seberantakan apa pun tulisanku, ada sedikit rasa bangga karena aku berani memulainya.

[Sebuah pertarungan tidak akan ada hasilnya tanpa mereka berani memulainya.]

Tidak harus bagus, tidak harus rapi, tidak harus hapal KBBI dahulu baru mulai menulis.

Walaupun sekarang aku juga masih belajar, tapi aku akan terus memperbaikinya sampai benar-benar nyaman dan cukup bagus untuk disukai.

Terima kasih sudah mau membaca, mari belajar bersama🌱

Sweet Smile,  

Ayasaurus 🧚🏻‍♀️

Alur Terbaik [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang