Dua Puluh Sembilan - Sakit Hati Lagi

212 44 1
                                    

Bukan masalah siapa yang datang untuk mengacaukan sebuah hubungan, tapi masalah tentang siapa yang tidak bisa menahan si pengacau memasuki hubungannya itu.

Sudah hampir dua jam Valerie menunggu di cafe tempat mereka janjian.

Valerie kembali melirik arloji mungil di pergelangan tangannya yang terlihat cantik.

Jika bukan karena menunggu kekasihnya, dia tidak akan tahan menunggu keterlambatan selama ini.

Berkali-kali sudah dicobanya untuk menghubungi Danis.

Padahal Danis yang mengajaknya bertemu di cafe ini, kenapa dia juga yang harus terlambat.

Tiga puluh menit lagi telah berlalu.

Ini sudah yang ke tiga kalinya pelayan perempuan menghampirinya menanyakan pesanan.

Yang terus juga Valerie tolak dengan sopan karena masih menunggu seseorang.

Valerie membuka ponselnya dengan malas, melihat apakah ada notifikasi dari kekasihnya.

Valerie melebarkan matanya melihat insta story milik Viola yang entah kenapa muncul dalam tampilan story di akun instagram miliknya.

Bukan itu yang membuatnya terkejut, melainkan seseorang yang ada di dalam sana.

Walau hanya terfoto dari samping, Valerie hafal siapa yang ada di sana.

Dia adalah seseorang yang sudah ditunggunya hampir 3 jam.

Seseorang yang berjanji akan bertemu dalam cafe ini.

Seseorang yang selalu membolak-balikkan perasaannya.

Seseorang yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali.

Tidak sadar air matanya menetes melihat foto tersebut.

Bukannya cengeng karena Danis pergi bersama Viola.

Bukan.

Hatinya sakit karena janjinya dilupakan, tidak ditepati, bahkan dia pergi bersama perempuan lain bukannya dengan perempuan yang sudah dijanjikannya lebih dahulu.

"Bulls*it." Lirih Valerie tersenyum kecut.

Valerie paling tidak suka dengan orang yang bermain-main dengan janji, karena itu hanya membuat ingatan yang sudah dikuburnya dengan susah payah kembali teringat.

Merekah pilu bersamaan dengan luruhan air mata yang terus mengalir dengan lancangnya.

Melupakannya membutuhkan waktu yang sangat lama tetapi mengingatnya hanya membutuhkan beberapa detik saja.

Waktu memang kejam. Melupakan adalah hal yang paling Valerie benci untuk dilakukan.

Kepalanya berdenyut, dadanya sesak, Valerie kembali mengingat dengan amat jelas kejadian 10 tahun yang lalu saat usianya masih sangat kecil dan pikirannya belum tertata rapi tetapi memorinya sedang dalam tahap perkembangan yang sangat tajam.

Valerie menjatuhkan kepalanya ke atas meja dihadapannya, pandangannya mengabur, "papa.."

Suaranya hilang bersamaan dengan pandangannya yang menggelap dengan sempurna.

.
.
.

Mata cantiknya mulai mengerjap perlahan. Inderanya mulai kembali berfungsi dengan baik. Pandangannya menyapu seluruh ruangan yang terasa asing untuknya.

"Hey udah bangun?" Tanya seseorang yang membawa baki berisi tempat air dan handuk kompres.

"Noah?" Suaranya parau hilang tersapu dengan hembusan napasnya sendiri.

Alur Terbaik [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang