Tiga - Someone

534 116 8
                                    

Kenapa saat aku sedang tidak ingin melihatmu, justru kita malah dipertemukan?

-Valerie-

Siswa yang ditabrak Valerie itu melihat ke arah Valerie dengan kesal. "Lo?!" 

Valerie langsung menatap nama di seragam siswa itu. "Mampus."

"Maaf banget gue nggak sengaja, beneran, tadi gue ngga fokus liat depan." Valerie berbisik dengan takut, dia takut salah ucap.

"Jadi, lo Valerie Anastasya? Yang berani nimpuk gue pake botol kemaren?" Tanya Danis dengan nada tidak suka.

Valerie mengangguk untuk namanya dan menggeleng untuk timpukan botol tersebut yang memang bukan sepenuhnya salahnya.

"Kok bisa tau nama gue?" Tanya Valerie dengan kikuk. Ingin rasanya Valerie melonjak-lonjak karena Danis tau nama lengkapnya tanpa Valerie harus memperkenalkan diri dahulu.

Danis menunjuk badge name yang ada di seragam Valerie dengan ujung dagunya.

Valerie kamu cerdas sekali. Cibir malaikat yang ada di kepalanya.

Bagaimana dia bisa lupa hal sepele seperti itu. Valerie yakin sekarang pipinya pasti sudah semerah tomat.

"Bener lo yang nimpuk gue?"

"Lo ada masalah apa sama gue?"

Valerie mendelik. Pembelaan lolos dari bibirnya begitu saja. "Yang nimpuk gue duluan pake botol siapa? Lo kan? Jadi ini nggak sepenuhnya salah gue."

"Jadi lo nyalahin gue?" Tanya Danis dengan dahi berkerut.

"Bukan gitu..! Ini tetep salah gue kok.. Beneran dah, gue yang salah." Jawab Valerie dengan panik.

Sebenarnya Valerie hanya ingin mengalihkan topik soal badge name nya yang barusan, tapi yang terjadi malah seperti ini.

"Good girl." Danis tersenyum miring sambil menepuk lembut puncak kepala Valerie.

"Ke-- kenapa tepuk-tepuk kepala gue?"

Tepukan di kepala Valerie terhenti, digantikan dengan acakan perlahan di sana.

Valerie tidak dapat menutupi kegugupannya lagi. Dia menutup wajahnya kemudian berlari secepat yang dia bisa untuk menjauhi Danis.

"Danis bahaya. Bahaya banget. Jantung gue nggak aman. Ambulance ambulance tolong!"

Danis tersenyum simpul, senyum yang dapat meluluhkan perempuan mana pun yang melihatnya.

"Kocak banget."

🍃🍃🍃

Valerie berkeliling dari satu rak ke rak yang lain. Dia mencari novel yang sangat disukainya.

Satu jam berlalu, toko buku ini memang luas sampai Valerie tidak juga menemukan novel yang dicarinya.

Valerie memutuskan bertanya kepada penjaga yang ada di sana.

"Mas, novel karyanya Damaya yang terbaru kok nggak ada ya?" Tanya Valerie dengan sopan.

"Ohh yang judulnya 'Keping Hati Dalam Botol' ya, Mba?" Tanya petugas tersebut.

Valerie menganggukan kepalanya antusias.

"Sudah habis terjual dari kemarin, Mba. Mba nya telat sih."

"Yaahh, kecewa duh padahal udah lama banget nunggunya. Yaudah makasih deh, Mas." Valerie keluar dari toko buku itu dengan masygul.

Saat Valerie keluar dari toko tersebut, ada laki-laki yang mengenakan topi hitam yang juga bertanya tentang buku yang sama kepada petugas tadi.

Valerie mengabaikannya karena buku itu memang sudah tidak ada, dia akan menunggunya beberapa bulan lagi atau terpaksa mencari buku di tempat lain.

"Buku apa yang gadis tadi cari?" Tanya laki-laki bertopi tadi.

.
.
.

"Gimana? Nemu bukunya?" Tanya Kelvin saat Valerie masuk ke dalam mobil.

"Udah abis. Lo si, Bang! Kelamaan makan nya tadi." Gerutu Valerie menatap Kelvin dengan sebal.

Jika tadi Kelvin langsung ke toko buku baru makan, mungkin sekarang Valerie sudah memeluk buku itu dengan erat sambil tersenyum gembira.

"Dih, kok nyalahin gue sih? Lo aja yang salah. Buku udah abis kok dicari." Celetuk Kelvin dengan sangat menyebalkan.

Valerie memutar bola matanya malas. Kelvin memang selalu menjengkelkan dalam situasi apa pun. Bukannya menghibur adiknya, dia justru membuat Vakerie semakin kesal.

"Mau jajan lagi nggak?" Kelvin bertanya, namun Valerie memilih diam memperhatikan lalu lintas ibukota yang selalu ramai. Sama seperti kantin Bu Iyem yang selalu penuh sesak karena cimolnya yang paling yahutt kata siswa-siswi di Angkasa.

Tadi nabrak pangeran Danis, sekarang novelnya habis. Ini keberuntungan atau kesialan? Batin Valerie kembali tersenyum.

Beruntung karena meluk Danis, sial karena novelnya habis.

Kelvin memutar musik random sampai akhirnya kami tiba di rumah.

Ada kotak yang tidak terlalu besar di atas meja makan, di atasnya ada kertas yang bertuliskan namanya.

Valerie mencari mamanya ke mana-mana, seperti di dapur, di kamar mandi, di kolong meja, di dalam laci, bahkan di dalam sumur, kidding, tidak ada sumur di rumah Valerie.

Mamanya ternyata sedang asik menonton televisi. Valerie menghampiri mamanya, mencium tangannya, lalu heboh bertanya soal kotak yang ada di meja makan.

"Itu paket katanya buat kamu. Tapi nggak ada nama pengirimnya." Ucap Risa mama Valerie.

Valerie langsung membolak-balik kotak tersebut setibanya di kamar. Dia mencoba mencari tau siapa pengirim kotak tersebut.

Tidak ada apa pun di kotak ini selain namanya. Valerie memutuskan untuk membuka saja kotak itu, siapa tau nama pengirimnya ada di dalamnya.

Saat kotak itu terbuka, Valerie menutup mulutnya yang hampir menjerit kesenangan. Ternyata isinya novel yang dicarinya ditoko buku tadi.

Valerie melompat-lompat di atas kasur sambil memeluk novel tersebut. Jika bisa kayang, mungkin Valerie sudah melakukannya saat ini juga.

Setelah lelah, Valerie duduk di pinggir kasurnya. Dia membolak-balik buku itu sama seperti saat Valerie mencari secuil nama dalam kotakan sebelumnya.

Valerie membuka setiap lembaran buku dengan sangat cepat. Dia memeriksa setiap lembar buku yang ada.

Ada secarik kertas jatuh mengenai kakinya, diambilnya kertas tersebut dan isinya adalah tentang si pengirim. Betapa senangnya Valerie melihat kertas itu.

Namun saat melihat isinya, Valerie bertanya-tanya dengan heran. "XI IPA-1?? Dan nomor hp?? Apa maksudnya ini?"

Valerie bingung, haruskah dia menghubungi nomor tersebut? Tapi untuk apa? Sekedar mengucapkan terima kasih? Tapi, dia saja tidak tau orangnya yang bagaimana.

Valerie tidak suka menggunakan isi kepalanya untuk bekerja dengan keras. Dia lebih memilih untuk berlari 10 kali putaran lapangan basket daripada berpikir keras tanpa tepian.

🍃🍃🍃




Sweet Smile,  

Ayasaurus 🧚🏻‍♀️

Alur Terbaik [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang