Dua Puluh - Amarah Kelvin

199 53 9
                                    

Rumus bertebaran di papan tulis putih membuat semua siswa di kelas 11 IPS 2 pusing dan mual.

Hanya beberapa yang masih kuat untuk mencatat dan menyimak penjelasan.

Sisanya sudah tidur pulas di balik buku yang diberdirikan agar terlihat sedang membaca.

Ada yang menggigiti pulpen, mencoret-coret buku, membuat lipatan kertas berbagai bentuk, menggambar dan membuat grafiti, mendadak muncul bakat terpendam yang mereka miliki.

Valerie menopang dagu dengan pulpen di atas telinga.

Pandangannya ke papan tulis, tetapi pikirannya ntah di mana.

Sesekali kepala nya terantuk hampir jatuh karena hampir tertidur.

Beda sekali dengan Thalia yang terus mencatat dan menyimak, bahkan sesekali mengangkat tangan untuk bertanya.

Valerie hanya melirik sahabatnya itu, ntah tadi pagi dia sarapan dengan apa, padahal biasanya selalu sibuk kelaparan.

Kring!!!

Suara yang lebih indah dari apa pun, suara yang membuat siswa kembali bersemangat, kantuk menguap, lesu menghilang.

"Yeeayyy!!" Sorak merdeka dari seluruh siswa.

Saat guru mereka keluar kelas, mereka segera berhamburan menuju kantin.

"Kantin, Val..." Thalia menarik lengan Valerie agar berdiri.

"Gue mau ke perpus dulu, lo duluan aja, Tha." Ucap Valerie tidak bersemangat.

"Yahh, ogah ah sendirian mah jomblo banget gue."

"Sama si double D noh." Valerie membereskan meja nya yang berantakan melihat singkat ke arah Dika dan Diki.

"Mereka gila." Thalia melirik Dika dan Diki yang sedang saling berkejaran memberi upil.

Thalia bergidik ngeri, Valerie terkekeh. "Ke perpus bentar abis itu kantin."

"Ok deh." Thalia mengangguk lesu, daripada harus pergi bersama si kembar.

Mereka berjalan di koridor, arah perpus sebenarnya searah dengan kantin.

Bukannya masuk ke perpus, Valerie malah diam mematung menatap lurus ke kantin.

"Val.. cepet geh masuk, malah diem " Thalia menggoyangkan lengan Valerie.

Valerie tersadar dan segera menarik Thalia.

Bukan ke perpus tapi ke kantin.

"Eh anjir kok ke kantin dulu?" Thalia bingung dan terus mengikuti langkah cepat Valerie.

Mereka berdua tiba di kantin.

"Arah jam 2 Tha.." Bisik Valerie dengan perasaan berkecamuk. Cengkeraman tangannya di baju Thalia semakin kuat.

Thalia menoleh mengikuti arahan Valerie. Dia sama terkejutnya dengan Valerie.

Danis sedang duduk di sana bersama seorang perempuan yang lumayan asing, Danis hanya diam tetapi perempuan itu terus menyodorkan makanan ke mulut Danis.

Ini alasan kenapa Valerie membatalkan niatnya untuk ke perpus, dia ingin memastikan pengelihatannya salah.

Jantungnya berdegup lebih cepat, melihat mereka berdua yang duduk di sana.

"Kita mesti ngomong, Val!" Seru Thalia berapi-api.

Valerie hanya menggeleng lemah, pandangannya mulai kabur, air menggenang di pelupuk mata nya.

"Harus, Val!" Paksa Thalia.

Valerie menggeleng dan segera meninggalkan Thalia.

Kelvin memperhatikan adiknya sedaritadi dari jauh.

Alur Terbaik [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang