Dua Belas - Topinya

277 71 4
                                    

Lari itu cape! Apalagi lari buat ngejar yang ngga pasti!!

-Valerie-

"Valerie cepetan si! Udah masuk nih, ntar kita dihukum!!" Seru Thalia dari ambang pintu.

"Bentaran topi gue nggak ada." Sahut Valerie, tangannya terus mengacak-acak isi tas mencari topi OSIS miliknya.

"Semalem gue yakin udah rapihin isi tas, kok ini jadi banyak yang nggak ada?" Gumam Valerie dengan kesal.

"Juga tadi pas bangun masa gue tidur di tv ruang keluarga, padahal gue tidur di kamar. Sakit semua badan gue!"

"Ini pasti ulahnya bang Kelvin, dia nggak mau ngaku tapi pasti ulah dia! Dia suka banget liat gue kesusahan!"

Thalia mendelik ke arah Valerie yng sedang bersungut-sungut.

"Udah nanti lo pura-pura sakit aja biar nggak dihukum." Thalia menoleh ke sana ke mari takut ada guru yang melintas.

"Ya udah deh gue langsung ke UKS aja mendingan." Valerie berlari kecil melewati Thalia begitu saja.

"Nggak ada akhlak banget. Gue udah nungguin malah ditinggal! Valerie, tungguin!" Thalia berlari mengejar Valerie.

"Tha, gimana nih? Liat ada pembina PMR nya di depan pintu UKS." Valerie meringis menunjuk koridor depan UKS yang cukup ramai.

"Ya gimana dong? Udah deh baris aja, lagian badan lo kecil ntar juga ketutupan."

Valerie akhirnya mengangguk mengikuti Thalia ke lapangan upacara yang sudah ramai pasukan murid yang berbaris rapi.

"Valerie, Valerie, ada guru patroli!" Thalia menepuk-nepuk bahu Valerie yang sudah berusaha menunduk agar tidak terlihat.

"Oi dia liat ke mari lagi!" Thalia semakin heboh memukul-mukul bahu Valerie.

Valerie berdesis sambil meneteskan keringat di pelipisnya. "Diem, Tha!"

Thalia berdiri tegak dengan wajah serius agar tidak dicurigai. Valerie juga setengah berdiri sampai kepalanya tidak terlihat dari belakang.

"Udah pergi belum?" Bisik Valerie sambil menarik dasi Thalia.

Thalia mengedipkan matanya dua kali sebagai maksud bahwa guru itu masih ada di belakang barisan kelas mereka.

"Kamu maju, penuhin barisan yang kosong itu."

Deg!

Valerie merasakan kakinya yang sedikit kesemutan, ditambah lagi guru itu menyuruh salah satu teman kelasnya untuk maju memenuhi barisan yang memang tidak kosong, ada Valerie yang mengisinya.

"Nggak bisa, Pak. udah penuh."

Valerie semakin menarik dasi Thalia dari bawah.

"Kamu ngapain?"

Valerie menoleh saat guru itu sudah berada di sebelahnya.

"Lagi baris, Pak. Upacara kan." Valerie tersenyum kecil.

"Topi mana?"

Valerie melirik Thalia. Thalia sama gugupnya denganku, dia tida bisa membantu Valerie.

"Topi.. saya punya kok, Pak."

"Mana?"

Valerie membuang napas kecil. "Hilang, Pak. Tadi saya cari di tas, tapi topinya udah nggak ada."

"Bilang aja nggak bawa. Kami berdiri di barisan anak-anak yang atributnya nggak lengkap."

"Yah.. jangan dong, Pak. Saya beneran bawa kok tadi." Valerie memohon setelah melihat barisan yang sangat terik matahari di depan seluruh murid.

Alur Terbaik [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang