Happy reading.
Jangan lupa pencet bintang dan komennya ya.
Makasih orang baik❤️🌱🌱🌱
Pagi ini Bu Amora yang kerap dipanggil bu Dora itu kembali dijengkelkan oleh salah satu siswinya. Murid badung itu kembali membuat ulah. Datang ke sekolah jam 9 pagi, dan dengan santainya manjat pager belakang sekolah. Beruntung kali ini aksinya itu ketahuan oleh Bu Amora.
Siswi dengan name tag Evelyna Cleasika itu, mengelus kupingnya yang panas lantaran kultum yang Bu Dora ucapkan terlalu membosankan baginya.
"Kamu ini perempuan! Mau jadi apa besok anak kamu di didik sama orang tua yang hobi bolos dan bikin ulah kaya kamu?!" Bu Dora menatap tajam Evelyn yang kini dengan santai mengemut permen pentolnya.
"Besok saya mah belum punya anak bu. Palingan 4 atau 5 tahun lagi deh. Nikah muda juga gapapa asal sama orang kaya." kata Evelyn dengan santainya.
"Kamu itu kalo dibilangin ngejawab terus!" Bu Dora mendelik kesal, "itu juga! Ngapain pake sandal? Dimana sepatu kamu?"
Mata lentik Evelyn bergulir menatap kakinya yang hanya menggunakan sandal swallow warna kuning, lalu kembali menatap Bu Dora dengan tatapan sok polosnya.
"Sepatu saya dibawa kabur tikus bu, makanya pake sandal."
"Astagfirullah gusti nu agung," Bu Dora mengelus dadanya berusaha tabah dan tawakal. "Liat! Buku poin kamu hampir penuh. Kemaren kamu habis guyur Pak Juwo, kemaren lusa kamu pecahin kaca laboratorium, dan sekarang bikin ulah lagi? Nggak bosen kamu masuk BK terus hah?!"
"Ibu harusnya bersyukur saya masuk BK terus. Coba bayangin kalo ngga ada saya, ibu jadi ngga ada kerjaan terus malah jadi pengangguran."
Bu Dora menurunkan kacamatanya seraya memijit pangkal hidungnya, menghela nafas pelan guna menetralisir emosinya yang bisa meluap kapan saja. Rasanya pening sekali mengurusi bocah macam Evelyn.
Brak!
Bu Dora melempar catatan nilai Evelyn yang menyakitkan mata bila dilihat.
"Nilai kamu juga selalu jeblok, perbaiki atau jangan harap kamu bakalan lulus."
"Gapapa ga lulus, yang penting bisa naikin darah ibu terus." Evelyn tersenyum jenaka, alisnya naik turun menggoda bu Dora yang kembali naik pitam.
"EVELYN KELUAR KAMU DARI RUANGAN SAYA! RAPIHIN PERPUS LALU KERJAKAN TUGAS FISIKA DARI BU DINDA!"
Evelyn meringis mendengar teriakan Bu Dora yang setara dengan salon mantenan. Serius! Evelyn lebih memilih berdiri atau lari keliling lapangan, asal tidak merapihkan perpus yang berantakannya seperti habis dihuni setan. Kadang ia tak habis pikir, siswa siswi kutu buku di sekolahnya memang tidak punya adab atau bagaimana? Bisa bisanya perpus yang biasanya rapih, tapi akan berubah menjadi sarang tikus kala selepas bel istirahat berbunyi.
"Yah padahal saya betah disini bu, adem ada ac-nya."
Habis sudah kesabaran Bu Dora yang tipis itu. Di gebraknya meja itu membuat Evelyn berjinggit kaget seraya mengelus dadanya.
"KELUAR ATAU SAYA TAMBAH HUKUMAN KAMU!"
"SIAP LAKSANAKAN TUGAS, WAHAI KANJENG MOTHER!" Evelyn dengan cepat berdiri tegak, tangannya terangkat di atas alis, membuat postur hormat.
Gadis itu mengambil sesuatu dari saku seragamnya, lalu membisikan sesuatu kepada Bu Dora sebelum melenggang pergi dari sana.
"Nih hadiah buat ibu, sebagai bentuk permintaan maaf saya." Kata Evelyn sembari memberikan sesuatu yang ia genggam ke tangan Bu Dora.

KAMU SEDANG MEMBACA
to ALKENA
Подростковая литература"Lo adalah rangkaian senyawa memabukan. Di dekat lo, jantung gue ser-seran gak karuan." Evelyn Cleasika. "Cewek bebal kayak lo harusnya dilempar aja kelaut, biar dunia jadi tentram!" Alkena Julian Garpati. ---FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. BUAT YANG U...