Vampire kalo jatuh cinta deg degan nggak ya? -Evelyn
***
Alkena keluar dari ruang kepala sekolah setelah mengajukan proposal. Beruntung proposal itu tak ada kesalahan dan dapat diterima dengan baik oleh kepsek.
Alkena menghela nafas lega. Sebentar lagi masa baktinya menjadi ketua OSIS akan segera usai. Inilah acara terakhir yang akan ia selenggarakan pada masa jabatannya. Yaitu acara camping sekaligus pertunjukan seni bagi kelas 11 & 12 di puncak. Dan beruntung kepala sekolah mengijinkan.
Alkena melangkahkan kakinya hendak menuju kelasnya setelah tugasnya dirasa selesai. Di lewatinya koridor yang sepi karna memang ini jamnya pelajaran. Namun matanya menangkap sosok gadis yang hendak pergi ke rooftop. Sudah ia pastikan gadis itu akan membolos. Langkah kakinya ia percepat, mengikuti gadis itu. Kalau dilihat lihat dari penampilannya sih seperti tidak asing lagi bagi Alkena. Rambut berwarna, seragam diketatkan dan tidak dimasukan, sepatu tidak sesuai aturan.
Hmm kalian tau siapa itu?
Mata Alkena menyipit, pandangannya tak sedikitpun berpaling hingga gadis itu memasuki pintu yang menghubungkan ke rooftop. Dibukanya pintu itu, dan tampaklah manusia menyebalkan bagi Alkena.
Evelyn
Gadis itu sedang duduk di sofa sudut rooftop sambil memainkan ponselnya. Sesekali mulutnya mengumpat, Alkena yakin Evelyn pasti sedang memainkan game.
"Shit! Kena stun, Bedebah!"
"Ekhem!" Suara deheman itu membuat Evelyn yang sedari tadi asik memainkan sebuah game online diponselnya menoleh.
"Bagus! Bukannya ke kelas justru asik main game disini" Ucap Alkena sarkastik, ia menyandarkan punggungnya ke dinding dengan kaki menekuk satu, tangannya ia lipat di depan dada, tatapannya sungguh tajam.
Evelyn hanya memutar bola matanya malas. Masih pagi, lagi lagi ia harus dipertemukan dengan manusia tukang ngatur seperti Alkena ini.
"Suka suka gue lah!"
"Kalo suka suka lo, ya nggak usah sekolah disini! Bangun aja sekolah sendiri sana!" Cetus Alkena yang geram dengan gadis bandel yang satu ini.
"Ide bagus! Biar gue pikir pikir nanti" ucap Evelyn santai, kemudian kembali fokus kepada layar ponselnya tanpa memperdulikan Alkena.
Alkena yang kesal karena ucapannya hanya dianggap angin lalu, melangkahkan kakinya menuju sofa dan merebut ponsel Evelyn secara paksa.
"Anjir! Lagi ngrank gue, bego. Ah, afk bisa direport, taik!" kesal Evelyn karena ponselnya direbut paksa dan langsung dipencet tombol home, otomatis ia keluar dari permainan itu.
"Balik ke kelas!"
"Nggak! Balikin ponsel gue!" Tangan Evelyn berusaha meraih ponselnya, namun segera Alkena jauhkan. Tangan Alkena yang satu memegang jidat Evelyn agar gadis itu tak bisa mengambil ponselnya.
"Nggak akan! Sebelum lo balik ke kelas."
"Ogah!" Evelyn sudah pasrah tak merebut ponselnya lagi, tangannya ia lipat didepan dada, bibirnya ia manyunkan membuat pipinya jadi mengembung. Ia sangat kesal acara mabarnya di ganggu oleh Ketos tengil, Alkena.
Hei? Kenapa sangat menggemaskan? Alkena jadi teringat seseorang.
Oh tidak mungkin, pasti Alkena perlu diruqyah sekarang. Bisa bisanya dipikiran Alkena gadis itu menggemaskan ketika sedang ngambek seperti ini? Tapi memang benar sih, Alkena jadi pengen nyubit pipi nya. Eh?

KAMU SEDANG MEMBACA
to ALKENA
Dla nastolatków"Lo adalah rangkaian senyawa memabukan. Di dekat lo, jantung gue ser-seran gak karuan." Evelyn Cleasika. "Cewek bebal kayak lo harusnya dilempar aja kelaut, biar dunia jadi tentram!" Alkena Julian Garpati. ---FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. BUAT YANG U...