13. Jalan kemana?

55 8 7
                                    

"Gua ga habis pikir, diantara sebegitu luasnya semesta. Kenapa harus lo yang jadi poros dunia gua?"
-Bara

Hari kedua acara Camping SMA Nusa Karya kini diisi dengan acara yang sungguh membuat hati semua murid bahagia. Mulai dari Mencari jejak, membantu warga sekitar, bermain game dan keseruan lainnya. Sekarang waktunya bagi seluruh siswa untuk memasak apa yang ingin mereka makan untuk makan siang.

Evelyn, gadis itu tengah memasak mie instan, berniat untuk mengganjal perutnya yang terasa lapar.

"Bagi dong, nyet." Bara tiba tiba duduk disamping Evelyn, hendak mencomot mie yang sudah tersaji di atas mangkuk milik gadis itu.

"Punya gue, bikin sendiri lo!" Gadis itu dengan enteng menabok lengan Bara membuat laki laki itu mendengus.

"Dasar pelit." Bara mencibir dengan bibir melengkung kebawah, menatap Evelyn yang justru terkekeh pelan.

Evelyn menjulurkan lidahnya, "Biarin wlee."

Bara menggigit bibir dalamnya menahan gemas, "Gua makan juga lo, bocah anjing."

"Lo bapaknya HAHA." lanjut Evelyn diiringi tawa renyahnya.

Bara menggelengkan kepalanya, lalu seperti biasa memiting leher gadis itu. Menciptakan sautan gelak tawa diantara keduanya. Evelyn mengatur nafasnya kala lehernya sudah bebas dari tangan Bara. Lalu matanya terfokus pada laki laki yang tengah memanggang sosis bersama ke empat temannya.

Itu Alkena.

Evelyn sempat terdiam kala netranya terkunci menatap Alkena, membuat Bara menyeringit heran. Laki laki itu melambaikan tangannya di depan wajah Evelyn.

"Hellow! Lo kenapa? Kesambet?" Tanya Bara.

"Hah?"

"Hah hoh hah hoh mulu lo kek keong. Gue tanya lo kenapa?"

Evelyn menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, gadis itu menampilkan deretan giginya yang rapih. Membuat Bara semakin bingung dibuatnya.

"Gue kesana dulu bentar ya hehe. Ada urusan." Kata Evelyn dengan senyum yang lebar.

"Lah? Bukannya lo mau makan? Ini mie lo gimana?" Bara menautkan alisnya kala Evelyn berusaha beranjak dari sana.

"Buat lo aja." Singkat Evelyn, gadis itu dengan segera bangkit dan berjalan menuju ke arah Alkena.

Tanpa memperdulikan Bara yang kini menatap punggung gadis itu dengan tatapan yang sedikit kecewa.

"Di antara sebegitu luasnya semesta. Kenapa harus lo yang jadi poros dunia gua?" Batin Bara.

Laki laki itu menghela nafas berat sebelum akhirnya memilih bangkit mencari tempat aman untuk merokok.

Sementara itu Evelyn dengan senyum mengembangnya, gadis itu ikut duduk di sebelah Alkena yang tengah sibuk memanggang sosis. Alkena menoleh, alisnya bertaut kala melihat manusia setengah waras itu senyam senyum tidak jelas.

"Kenapa lo, Eve? Cacingan?" Itu suara Zidan yang seperti biasa sedang menghabiskan susu kotak rasa stroberi kesukaannya.

Evelyn mencebikkan bibirnya, "Nggak! Bisulan gue." Sewotnya dengan kesal yang menggiring gelak tawa diantara kelima laki laki itu, terkecuali Alkena.

"Ngapain lo deket deket gue? Jauh jauh sana." Tukas Alkena tajam, lalu dirinya kembali fokus untuk memanggang sosis sosis itu.

"Semakin di kejar semakin jauh. Semakin jauh ongkos kirimnya mahal. Jiakhh yamete kudasaii." Celetuk Alka yang sama sekali tidak nyambung, laki laki itu sibuk makan sementara yang lainnya capek memanggang. Biadab memang.

to ALKENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang