"OMAIGATTTT DEMI SEMPAK SPONGEBOB! LO ABIS NINU NINU DI PERPUS?"
"KOK BISA BERDUAAN SAMA SI MAS ALKENA?"
"PARAH SIH! GILA! GUE KIRA LO BOLOS SAMA BARA TAUNYA MALAH ENA ENA SAMA ALKENA."
"UDAH GILA EMANG LO, KALO SANGE JANGAN DISEKOLAJAN JUGA DONG!"
Evelyn menutup telinganya jengah, lantaran baru saja ia terbebas dari perpus yang bau anyir darah tikus itu. Sahabatnya justru bicara yang tidak tidak, sambil teriak pula. Sontak siswa siswi yang berlalu lalang karena ini waktunya pulangpun sempat menoleh kearah mereka heran. Huh! Menyebalkan.
"Bacot banget sih lo! Lagian lo gue ilang bukannya nyariin juga!" Evelyn berdecak kesal.
"Hehe gue tuh bukannya gak nyariin lo. Yaa, cuman gue pikir lo bolos kaya biasanya" Teresa, sahabat Evelyn itu hanya menyengir kuda.
Evelyn berdecak kesal. Sudah terkunci seharian di perpus, lagian Mbak Mawar kunci pintu ga liat liat dulu didalam ada orang atau nggak. Beruntung Mbak Mawar sempat membuka Perpus karena ada hal yang tertinggal. Coba kalau nggak? Nggak kebayang di dalam perpus berlama lama bareng Alkena si cowok tengil itu.
Masih teringat jelas bagaimana tadi saat ia terbangun dan tiba tiba berada pada posisi yang err, bisa dikatakan sangat dekat dengan cowok tengil sok cool bernama Alkena. Kepalanya bersandar pada bahu kekar milik cowok itu. Untuk sesaat Evelyn begitu menikmatinya dengan nyaman, aroma maskulinnya bahkan masih ia ingat jelas. Bahkan mata mereka sempat beradu ketika Evelyn berteriak kaget karena tertidur pada posisi seperti tadi.
Mengingat hal itu apalagi aroma maskulinnya membuat bibir Evelyn sedikit melengkungkan bibirnya tanpa sadar.
"WOI! AILAH NIH BADAK MALAH SENYUM SENYUM GINI! KESAMBET LO? SAHA ETA? SAHA ETA?" Teresa menyentuh dahi Evelyn seolah olah sedang meruqyahnya membuat Evelyn tersadar dari pikirannya.
"Ck! Apaan sih gajelas lo. Buru balik." Evelyn menarik paksa tangan Teresa menuju halte dengan langkah cepat.
"Dih pelan pelan napa setan. Dikejar rentenir lo?"
🐼
Sementara disisi lain Alkena tengah duduk di ruang osis. Ditatapnya tumpukan berkas yang seharusnya ia selesaikan sedari tadi, ia merasa lelah. Ia memejamkan matanya kemudian memijit pangkal hidungnya. Sungguh menyebalkan! Ia berdecak kesal, ini semua gara gara cewek sinting, Evelyn.
Jika saja gadis itu menurut dan tidak banyak tingkah. Pasti semua akan berjalan lancar. Dan sekarang? Dirinya lah yang merasa mumet. Bahkan ia juga ketinggalan pelajaran. Tapi sekilas ia mengingat wajah damai gadis itu ketika terlelap. Ah apa apaan! Pikiran apa ini!.
"Weh nyet! Kagak pulang lo?" Suara itu membuat Alkena terkejut, ia mendongak menatap datar manusia yang baru saja datang dan duduk dengan santai di sofa yang berada diruangan itu.
Alkena hanya mendesah lelah, "Ini File masih numpuk belum gue cek."
Elga, sahabat sekaligus rekan OSISnya itu menggeleng kan kepalanya pelan.
"Udah besok aja lanjutin. Lagian udah gue cek setengahnya kok dan proposalnya juga udah bener"
Alkena langsung beranjak dari duduknya serta mengambil tas yang tergeletak di atas meja.
"Yeu! Anjir gue ngomong dikacangin. Mau kemana lo, Sat?!"
"Pulang lah bego."
KAMU SEDANG MEMBACA
to ALKENA
Teen Fiction"Lo adalah rangkaian senyawa memabukan. Di dekat lo, jantung gue ser-seran gak karuan." Evelyn Cleasika. "Cewek bebal kayak lo harusnya dilempar aja kelaut, biar dunia jadi tentram!" Alkena Julian Garpati. ---FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. BUAT YANG U...