✨CHAPTER 5✨

12 1 1
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
~~~•••~~~

"Nanti malem kamu ikut mamah ke cafe yaa." Suara itu terdengar jelas di telinga Rani yang tengah rebahan dengan handphone ditangannya.

"Mau ngapain mah?" Tanya Rani. Karna memang biasanya Tina tidak pernah mengajak Rani keluar dikarenakan Tina terlalu sibuk dengan dunia bisnis nya.

"Mau ngajak kamu makan, sama ketemu temen mamah, kamu mau kan sayang?"

Rani tampak berpikir sejenak, "Iyaa." Jawabnya singkat. Setelah mendapatkan jawaban dari putrinya itu, Tina langsung keluar dari kamar Rani lalu menutup pintunya rapat.

"Tumben." Gumam Rani.

****

Langit cerah kini tergantikan dengan gelapnya malam. Rani yang saat itu sudah siap dengan gaun putih sederhananya. Ia harus tampil cantik tapi natural, karna ini pertama kalinya jalan dengan ibunya.

Setelah melihat dirinya merasa sudah tampil sempurna, lalu langkahnya mendekat ke arah meja yang dimana kacamata nya tersimpan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah melihat dirinya merasa sudah tampil sempurna, lalu langkahnya mendekat ke arah meja yang dimana kacamata nya tersimpan.

"Ehh mau ngapain?" Tanya Tina tiba-tiba masuk ke dalam kamar Rani.

"Maksud mamah?" Tanya Rani tak mengerti.

"Kamu ngapain ngambil kacamata itu?" Ucap Tina.

Rani mengerinyitkan dahinya tak mengerti, "Itu kacamata minus punya Rani mah, masa mamah gak tau kalo mata Rani ini minus." Jelas Rani.

"Gak usah, kamu pake softlens aja yaa." Usul Tina yang membuat Rani membelalakkan matanya.

Jujur, Rani tidak bisa memakai barangs seperti itu. Ia lebih baik penglihatan nya buram, daripada harus pakai softlens.

"Nggak mau mah, Rani gak biasa pake begituan. Udah, gapapa, Rani pake kacamata juga tetep cantik kok." PD gadis itu.

(Tapi Rani emang cantik loh guys😭)

"Yaudah, sebisa kamu aja." Tak mau berdebat lagi, Tina kemudian meninggalkan Rani yang masih sibuk mengoles make up tipisnya.

"Ayok mah," ajak gadis itu yang kini sudah siap berangkat.

"Ya ampunn, anak gadis mamah cantik banget." Puji Tina ketika melihat putrinya tampil sempurna.

"Kalo anaknya cantik, berarti mamahnya lebih cantik." Ucap Rani kembali menuji.

****

Kedua wanita itu sudah sampai disebuah cafe yang cukup terkenal di Jakarta. Mereka duduk di meja yang dekat kaca cafe itu, sehingga pemandangan luar dapat terlihat dengan jelas.

Tentang Mereka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang