✨CHAPTER 17✨

4 2 0
                                    

Perhatian : typo bertebaran dimana-mana.

Happy Reading
.
.
.
.
.
~~~•••~~~


"Jadi gimana? Lo berhasil ga dapetin cewek nya?" Tanya seorang laki-laki yang kini sedang menikmati kopi dan sebatang rokok di tangan kanannya.

"Kalo jadian sih udah yaa, cuma dia jutek sama gue. Gue kayaknya harus lebih bertindak deh biar dia makin ke semsem sama gue." Keluh Laki-laki yang satunya.

Yaa siapa lagi kalau bukan Randi beserta kedua teman utamanya.

"Jangan bilang Lo mau bikin dia jatuh cinta jalur pelet?" Curiga bang Kris.

"Dihh mana bisa begitu, itu namanya gak konsisten! Lo harus berjuang sendiri buat dapetin cewek itu. Tanpa bantuan dukun." Sahut bang Elang tak terima.

"Lagian gue juga gak minat yaa pake cara begituan. Pokoknya bang elang tenang aja yaa, meskipun ending nya gue kalah. Tapi gue gak bakalan ingkar janji kok, motor kesayangan gue bakalan gue kasih. Tapi buat sekarang kan masih ada nihh yaa 3 Minggu lagi, bisa dong gue berjuang dulu. Adil kan kalo gitu?" Ujar Randi.

"Gue tunggu kabar buruk Lo." Sahut Elang diseringai dengan senyuman miringnya.

****

"Mau kemana bang?"

Rani yang tengah asik diruang keluarga membaca buku novel yang baru dibelikan abangnya kemarin di mall. Iya, mereka sudah baikan lagi. Cara ampuh Dani untuk mengembalikan mood Rani berhasil lagi untuk kesekian kalinya.

Gadis itu, melihat abangnya sudah rapih dengan kemeja biru lengan panjangnya.

"Kepo!" Sahut Dani.

Laki-laki itu sedang memakai sepatu hitamnya. Melihat penampilan abangnya itu, mata Rani berbinar. Pikirannya tampak berpikir.

"Dosa gak yaa pacarin Abang sendiri."

"Woyy!"

"Astaghfirullah Abang, kaget ihh."

Rani yang tengah melamun langsung dikagetkan dengan teriakan sang Abang. Siapapun pasti kena serangan jantung mendadak. Untung saja Allah masih baik, tidak membuat gadis itu serangan jantung.

"Mau jalan-jalan sore, ikut gak?" Tawar Dani.

"Sama cowok bang?"

"Iyalah, emang kenapa?"

"Males ahh, temennya Abang suka godain adek. Emang adek ini cewek apaan, maen goda-godaan segala." Rani mengerucutkan bibirnya sebal.

"Yaudah, ehh btw mamah kok belum pulang?" Dani kembali bertanya.

Rani menggelengkan kepalanya, "Katanya sii waktu itu mau keluar kota, ada kontrak disana. Mungkin sekitar 1 Minggu lagi pulang." Sahutnya.

"Oh. Yaudah Abang pergi dulu yaa, jaga rumah baik-baik. Jangan sampe celana dalam Abang ilang satu!" Dani memperingatkan adiknya.

"Cieilah CD 10000 an aja sampe segitunya. Emang CD Abang terbuat dari apaan sampe maling harus ngambil begitu, gak ada harganya banget sih." Cibir gadis itu.

"Iya iya."

****

"Jangan sedih terus yaa. Gue gak suka liat air mata Lo." Ucap seseorang yang kini tengah berada di cafe Terkenal di kota Jakarta.

Tentang Mereka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang