Happy Reading
.
.
.
.
.
.
~~~•••~~~"Pagii pah." Ucap seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya. Ia menghampiri sang ayah yang sedang sarapan di meja makan.
Pria itu tersenyum, "Pagii juga sayang." Sahutnya.
"Papah gak kerja? Kok jam segini belum pergi?" Ucap Nesa sembari memasukkan roti yang di oleskan Nutella ke dalam mulutnya.
Fandi hanya tersenyum,"Hari ini papah gak masuk, lagian papah bos di sana. Jadi papah bebas mau masuk apa engga. Kamu siap-siap, nanti jam 10 kita jalan-jalan, kamu mau kan anak kesayangan papah?"
Mata nesa langsung berbinar, "Oke let's go papah." Nesa mendekati papahnya itu seraya memeluk nya.
Nesa adalah anak tunggal. Ibunya meninggal saat ia dilahirkan. Ayahnya tidak pernah menikah lagi setelah sang ibu tiada. Nesa tahu, ibunya adalah cinta sejati bagi ayahnya. Tetapi, jika ayah nya akan menikah lagi pun, nesa tidak akan menolak. Ia justru senang jika ia memiliki seorang ibu, walaupun statusnya hanya ibu sambung.
Fandi sangat menyayangi putri semata wayangnya itu. Apapun akan ia berikan untuk putri kesayangannya. Ia tidak ingin putrinya merasa kekurangan kasih sayang seorang ibu. Fandi selalu berusaha menjadi seorang ayah sekaligus ibu bagi nesa.
Nesa begitu beruntung memiliki ayah sepertinya. Jika saja ada yang bilang tentang ayah nya uang yang tidak-tidak, jelas nesa tidak akan mempercayainya. Sebesar itu cinta nesa untuk sang ayah.
Saat sedang asik bersenda gurau dengan sang ayah, tiba-tiba telfon nesa berbunyi. Nama Rani tertera di layarnya itu.
"Hallo, iya ran kenapa?"
"......"
"Innalilahi, Iya ran aku ke sana sekarang,"
Setelah mengucapkan itu, nesa segera berlari ke kamar nya untuk mengambil cardigan rajutnya. Karna saat ini ia hanya memakai piyama tidurnya.
"Pah, nesa pergi dulu yaa, nesa harus kerumah Diah. Jalan-jalan nya bisa lain kali kan?" Ucap nesa dengan tubuh yang bergetar.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu kayak ketakutan gitu?" Tanya Fandi heran.
"Nanti aku jelasin, boleh aku pergi ya pahh. Nesa mohon." Air mata nesa hampir jatuh, ia harus segera pergi saat ini.
"Yasudah, hati-hati di jalan." Setelah mendengar persetujuan ayahnya, nesa segera berlari keluar dan menyalakan kendaraan roda dua nya.
****
Dikediaman Diah, semua tetangga dan saudara gadis itu semuanya datang berbondong-bondong untuk melayat.
Yaa, bunda Diah tidak bisa diselamatkan. Sedangkan sang ayah malah koma. Diah saat ini sedang hancur. Bagaimana tidak, padahal belum lama ia berkumpul bersama di ruang keluarga.
"Bundaaaa... Hikss, jangan tinggalin Diah bunda.. kenapa bunda ninggalin Diah, Diah masih butuh bunda, bunda udah gak sayang lagi yaa sama Diah, makannya bunda pergi." Ucap Diah terisak.
Sejak tadi ia tidak bisa berhenti menangis. Rani beserta kedua temannya berusaha menenangkan Diah, karna saat itu nesa belum datang.
"Kamu yang tabah Diah, bunda kamu nanti sedih liat anaknya nangis." Sedangkan Rani sendiri malah menangis, ia tak kuasa menahan bagaimana sakitnya melihat temannya hancur. Begitupun dengan Rania dan Cici.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mereka (On Going)
Teen FictionTidak ada yang harus di deskripsikan, jika kalian penasaran, silahkan baca. Jika tidak, saya tidak memaksa🗿 WARNING : Sebagian kata terdapat kata-kata kasar. Publish : Kamis, 24 Juni 2021 Selesai : -